arrow_upward

Lima Hal ini Jadi 'Tradisi" dalam Pilgub Sumbar, Apa Saja?

Minggu, 03 Januari 2021 : 19.48

Padang, AnalisaKini.id-Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember 2020 sukses dilaksanakan, termasuk di Sumatera Barat (Sumbar). Di Sumbar dilaksanakan Pilkada untuk provinsi dan 13 kabupaten/kota.

Khusus untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar secara langsung dipilih rakyat sejak 2005, ditelusuri, setidaknya ada lima hal yang seolah-olah menjadi 'tradisi'. Entah kebetulan atau tidak, yang jelas, berlanjut pada Pilgub 9 Desember 2020. Apa saja lima hal itu? Berikut rinciannya 

1. Paslon yang diusung parpol pemenang Pileg, Kalah

Parpol pemenang Pileg 2004 adalah Partai Golkar dan menempatkan 16 kadernya dari 55 kursi di DPRD Sumbar. Pilkada 2005 yang dilaksanakan pada 27 Juni 2005, parpol ini mengusung paslon Leonardy Harmainy-Rusdi Lubis. Hasilnya, dari lima paslon yang maju, paslon Gamawan Fauzi-Marlis Rahman tampil sebagai pemenang.

Pada Pileg 2009, pemenangnya adalah Partai Demokrat yang menempatkan 14 kadernya dari 55 kursi di DPRD Sumbar. Pilkada 2010 yang dilaksanakan padam 30 Juni 2010, parpol ini mengusung paslon Endang Irzal-Asrul Syukur. Tapi apes, kalah dari paslon Irwan Prayitno-Muslim Kasim yang tampil sebagai pemuncak dari lima paslon.

Tradisi ini berlanjut pada Pilkada 2015. Partai Golkar sebagai pemenang Pileg 2014, mengusung paslon Muslim Kasim-Fauzi Bahar. Golkar berkoalisi dengan beberapa parpol lain melawan paslon Irwan Prayitno-Nasrul Abit (IP-NA). Pilkada pada 9 Desember 2015 yang diikuti dua paslon itu dimenangkan IP-NA.

Dan berlanjut juga pada Pilkada 9 Desember 2020. Partai Gerindra sebagai parpol pemenang Pileg 2019 dan menempatkan 13 kadernya dari 65 kursi di DPRD Sumbar. Gerindra mengusung paslon Nasrul Abit-Indra Catri dan kalah dari paslon Mahyeldi-Audy Joinaldy.

2. Paslon yang diusung parpol miliki kursi terbanyak, Kalah

Pada Pilkada 2005, dari lima paslon yang maju, maka paslon Leonardy Harmainy-Rusdi Lubis memiliki kursi terbanyak di DPRD Sumbar, yaitu 16 kursi, semuanya dari Partai Golkar. Paslon lain, Irwan Prayitno-Ikasuma Hamid (10 kursi/ PKS 7 dan PBR 3), Kapitra Ampera-Dalimi Abdullah (10 kursi/PPP 3 dan Demokrat 3), Gamawan Fauzi-Marlis Rahman (9 kursi/PBB 5 dan PDI-P 4), dan Jeffrie Geovanie-Dasman Lanin (parpol tanpa kursi). Hasilnya Gamawan-Marlis menang.

Pada Pilkada 2010, paslon Endang Irzal-Asrul Syukur diusung oleh Partai Demokrat (14 kursi) dan Partai Gerindra (4 kursi), terbanyak dari empat paslon lain. Marlis Rahman-Aristo Munandar (Partai Golkar 9 kursi), Irwan Prayitno-Muslim Kasim/Irwan-MK (12 kursi/PKS 5, Hanura 5 dan PBR 2) dan Fauzi Bahar-Yohannes Dahlan (10 kursi/PAN 6 dan PPP 4). Paslon Ediwarman-Husni Hadi (gabungan beberapa parpol). Paslon Irwan-MK unggul.

Pilkada 2015, paslon Muslim Kasim-Fauzi Bahar diusung oleh gabungan parpol yang memiliki 50 kursi di DPRD Sumbar. Sedangkan Irwan Prayitno-Nasrul Abit hanya 15 kursi (Gerindra 8 dan PKS 7) yang memenangkan Pilkada yang diadakan pada 9 Desember 2015.

Pada Pilkada 9 Desember 2020. Paslon Mulyadi-Ali Mukhni mendapat dukungan paling banyak 20 kursi di DPRD (10 Demokrat dan 10 PAN). 

Nasrul Abit-Indra Catri (Partai Gerindra 13 kursi), Fakhrizal-Genius Umar 16 kursi (Golkar 8, PKB 3, NasDem 3), Mahyeldi-Audy Joinaldy 14 kursi (PKS 10 dan PPP 4). Mahyeldi-Audy menang.

3. Wagub Terpilih, Gagal Jadi Gubernur Terpilih

Pada Pilkada 2005, paslon Gamawan Fauzi-Marlis Rahman menang dan resmilah Gamawan sebagai Gubernur dan Marlis Rahman sebagai Wakil Gubernur.

Lima tahun berikutnya (2010), Marlis Rahman maju sebagai cagub berpasangan dengan cawagub Aristo Munandar. Tapi Pilkada 2010 itu, Marlis kalah dari paslon Irwan Prayitno-Muslim Kasim.

Pada Pilkada 2015, paslon ini pecah kongsi. Gubernur Irwan Prayitno maju dengan menggandeng cawagub Nasrul Abit, sedangkan Wagub Muslim Kasim maju sebagai Cagub menggandeng Cawagub Fauzi Bahar. Tapi Muslim kalah dari Irwan-Nasrul Abit.

Pada Pilkada 2020, Wagub Nasrul Abit maju sebagai Cagub dengan Cawagub Indra Catri. Tapi paslon ini kalah dari paslon Mahyeldi-Audy Joinaldy.

4. Cagub Bergelar Datuk yang Menang

Pada Pilkada 2005, dari lima paslon yang maju, dua diantaranya bergelar datuk, yaitu Gamawan Fauzi Dt. Rajo Nan Sati dan Irwan Prayitno Dt. Rajo Bandaro Basa. Dan yang menang adalah Gamawan Fauzi berpasangan dengan Marlis Rahman.

Pilkada 2010, dari lima paslon yang maju, juga dua pula yang bergelar datuk, yaitu Irwan Prayitno Dt. Rajo Bandaro Basa dan Fauzi Bahar Dt. Nan Sati. Yang menang adalah Irwan Prayitno berpasangan dengan Muslim Kasim.

Pilkada 2015, dua paslon, dua-duanya bergelar datuk, yaitu Irwan Prayitno Dt. Rajo Bandaro Basa dan Muslim Kasim Dt. Sinaro Basa. Yang menang adalah Irwan Prayitno dengan cawagub Nasrul Abit.

Pilkada 2020, dari empat paslon yang maju, cagub bergelar datuk ada dua, yaitu Mahyeldi Dt. Marajo dan Nasrul Abit Dt. Malintang Panai. Yang menang akhirnya Mahyeldi.

5. Cagub Berusia di Bawah 55 Tahun yang Menang

Pilkada 2005 yang diikuti lima paslon, semua cagubnya berusia di bawah 55 tahun. Leonardy Harmainy berusia 49 tahun (lahir 7 September 1956), Gamawan Fauzi 48 tahun (lahir 9 November 1957), Irwan Prayitno 42 tahun (lahir 20 Desember 1963), Kapitra Ampera 39 tahun (20 Mei 1966) dan Jeffrie Geovanie 38 tahun (lahir 5 Agustus 1967). Semuanya berusia di bawah 55 tahun dan yang menang adalah Gamawan Fauzi, berusia 48 tahun.

Pilkada 2010 diikuti lima paslon, dengan cagubnya yaitu Marlis Rahman berusia 68 tahun (9 Juni 1942), Ediwarman 54 tahun,  Endang Irzal 53 tahun (lahir 30 Agustus 1957) Irwan Prayitno 47 tahun (lahir 20 Desember 1963), Fauzi Bahar 48 tahun (lahir 16 Agustus 1962). Yang menang adalah Irwan Prayitno, berusia 47 tahun.

Pilkada 2015, diikuti dua paslon, dengan cagubnya yaitu Irwan Prayitno 52 tahun (lahir 20 Desember 1963) dan Muslim Kasim 73 tahun (lahir 28 Mei 1942). Dan yang menang adalah Irwan Prayitno, berusia 52 tahun.

Pilkada 2020 diikuti empat paslon, denga cagubnya yaitu Nasrul Abit 66 tahun (lahir 24 Desember 1954), Mulyadi 57 tahun (lahir 13 Maret 1963), Fakhrizal 57 tahun (lahir 26 April 1963) dan Mahyeldi 54 tahun (lahir 25 Desember 1966). Dan yang menang adalah Mahyeldi, berusia 54 tahun.(***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved