arrow_upward

8 Tokoh Ini, Empat Kali Ikut Pilkada Serentak Sumbar, Siapa Paling Beruntung?

Jumat, 08 Januari 2021 : 19.58

Padang, AnalisaKini.id- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung di Sumbar pertama kali berlangsung pada 27 Juni 2005 dan 9 Desember 2020 lalu adalah yang keempat kalinya. 

Uniknya ada yang sudah beberapa kali ikut, tapi belum beruntung. Ada pula yang ikut terus dan selalu menang. Ada juga yang menang saat menjadi orang nomor dua, tapi saat maju menjadi orang nomor satu, kalah. Siapa saja mereka? Berikut nama-namanya :

1. Zul Elfian

Hampir saja gagal ikut Pilkada Kota Solok pada 2005 karena KPU setempat membatalkannya sebagai calon wakil walikota mendampingi Calon walikota Sabri Yusni. Tapi tiba di PTUN Padang memutuskan KPU Kota Solok mencabut surat keputusan yang menggagalkan pasangan ini serta menerbitkan keputusan baru yang mengesahkan keduanya maju sebagai calon walikota dan wakil walikota. Paslon ini memang kalah dan Pilkada dimenangkan oleh paslon Syamsu Rahim-Irzal Ilyas.

Pada Pilkada 2010, Zul Elfian kembali ikut untuk mendampingi Wawako Irzal Ilyas. Paslon ini menang. Lima tahun berikutnya, Pilkada 2015, paslon ini pecah kongsi, sama-sama maju sebagai orang nomor satu di Kota Solok. Akhirnya Zul Elfian sukses menumbangkan petahanan Irzal Ilyas.

Pilkada keempat yang diikuti Zul Elfian, Pilkada 2020. Sebagai petahana dia berpasangan dengan Ramadhani Kirana Putra dan menang. Dengan kata lain, empat kali ikut Pilkada, pertama ikut kalah dan tiga kali selanjutnya menang.

2. Desra Ediwan Anantanur

Pilkada 2005 di Kabupaten Solok, Desra maju sebagai Cawabup mendampingi Gusmal sebagai Cabup. Paslon ini menang dan sukses menumbangkan Wakil Bupati Efi Sahlen Ben. Sebagai Wabup, Desra kembali maju Pilkada 2010, tapi tidak menjadi orang nomor satu, tetap menjadi orang nomor dua. Tidak menjadi pendamping Gusmal, melainkan Walikota Solok Syamsu Rahim yang maju sebagai calon bupati. Paslon ini menang.

Pilkada 2015, Desra kembali ikut dan kali ini mengejar posisi orang nomor satu dengan pendamping Cawabup Bachtul. Tapi belum beruntung. Paslon ini kalah dari paslon Gusmal-Yuldafri Nurdin.

Kalah Pilkada 2015, tak membuat Desra gentar. Maju lagi pada Pilkada 2020. Uniknya sejak awal sudah mengapung Desra berpasangan dengan Agus Syahdeman, tapi akhirnya final dengan Adli. Hasilnya, kalah juga. Terbanyak meraih suara adalah paslon Epiyardi Asda-Jon Pandu. Boleh dikatakan, sukses sebagai cawabup tapi gagal sebagai cabup.

3. Risnawanto

Pilkada 2005, Risnawanto ikut mendampingi Syahiran. Lawan saat itu adalah sang jago Cabup Baharuddin R dan juga tokoh pemekaran Cabup Zambri. Tapi Syahiran yang sebelumnya hanya Sekdakab di sana, sukses memenangi Pilkada. 

Pilkada 2010, Wabup Risnawanto maju sebagai Cabup dan berpasangan dengan Nofrizal. Lawannya, Bupati Syahiran yang berpasangan dengan Ketua DPRD setempat Asgul lalu Baharuddin R - Syahrul Dt Marajo serta paslon Akmaludin-Epi Santoso. Risnawanto kalah, yang menang adalah Baharuddin R-Syahrul Dt. Marajo. Pilkada 2015, Risnawanto maju lagi sebagai Cawabup mendampingi Cabup Zulkenedi Said. Tapi kalah juga. Yang menang adalah Syahira-Yulianto.

Dua kali kalah beruntun, tak mengendorkan semangat Risnawanto dan ikut kembali pada Pilkada 2020. Pilkada yang diikuti lima paslon itu dimenangkan oleh paslon Hamsuardi-Risnawanto. 

4. Benny Utama

Sebagai petahana, Wakil Bupati Pasaman periode 2000-2005, Benny Utama maju Pilkada 2005. Benny sebagai cabup dengan pendamping Buyung Nurlan Tanjung. Tapi kalah dari paslon Yusuf Lubis – Hamdani Burhan, meski unggul dari paslon Khairul – Rahanum.

Pilkada 2010, Benny kembali maju dan berpasangan dengan Daniel. Tentu lawannya adalah sang petahana Yusuf Lubis yang berpasangan dengan Syafrialis. Benny-Daniel menang. Pilkada 2015, sebagai petahana Benny-Daniel kembali maju dan tetap tandem. Lawannya adalah lagi-lagi Yusuf Lubis yang berpasangan dengan Atos Pratama. Benny kalah. 

Tak gentar juga, Pilkada 2020 Benny maju berpasangan dengan Sabar AS. Hebatnya paslon ini hanya melawan kotak kosong dan menang. Singkat kata, Benny adalah figur yang ikut bertanding lima kali Pilkada (satu di antaranya masih dipilih DPRD), yaitu Pilkada 2000, 2005, 2010, 2015 dan 2020. Dengan hasil selang seling, he..he.

5. Indra Catri

Pilkada 2005, Indra Catri maju sebagai calon bupati Agam dengan pendamping Herman Luthan. Tapi dari lima paslon yang maju, yang menang adalah paslon Aristo Munandar-Ardinal Hasan.

Pilkada 2010, Indra Catri kembali ikut dengan pendamping Cawabup Umar. Lawan mereka adalah sang petahana Wabup Ardinal Hasan yang berpasangan dengan Yandri. Indra-Umar menang. Dalam perjalanan Umar tersangkut kasus korupsi sehingga diberhentikan dan yang menggantikannya adalah Irwan Fikri hasil pemilihan di DPRD setempat.

Pilkada 2015, sebagai petahana Indra Catri sukses mempertahankan tahtanya bersama pendamping Trinda Farhan Satria, mengalahkan Irwan Fikri-Chairunas. Pilkada 2020, maju sebagai Cawagub mendamping Cagub Nasrul Abit, tapi kalah dari paslon Mahyeldi-Audy Joinaldy.

6. Ali Mukhni

Pertama ikut Pilkada pada 2005 menjadi pendamping Muslim Kasim di Padang Pariaman. Paslon ini menang atas paslon Jasma Juni-Herman Harun dan M. Yusuf-Isril Berd.

Pilkada 2010, Ali Mukhni maju sebagai calon bupati dengan pendamping Damsuar. Pasangan ini akhirnya unggul di putaran kedua Pilkada atas paslon M. Yusuf-Zamzamil. Pada putaran pertama, paslon ini unggul atas lima paslon lain, tapi tak mencapai angka 30 persen. Saat ini, pemenang dinyatakan yang raih suara lebih dari 30 persen.

Pilkada 2015, Ali Mukhni sebagai petahana maju kembali dengan pasangan Suhatri Bur dan lawannya adalah paslon Alfikri Mukhlis-Yulius Danil dan menang. Pilkada 2020, coba naik kelas menjadi Cawagub mendampingi Cagub Mulyadi dan belum beruntung.

7. Nasrul Abit

Pilkada 2005, Nasrul Abit sebagai petahana, Wakil Bupati Pesisir Selatan maju bersama Syafrizal. Pada Pilkada 2010, Nasrul Abit kembali maju untuk mempertahankan tahtanya dengan pendamping Editiarwarman dan lawannya adalah mantan tandemnya, Wabup Syafrizal yang maju sebagai cabup dengan pendamping Saidal Masfiyuddin. Nasrul Abit kembali menang.

Pada Pilkada 2015, Nasrul Abit maju untuk provinsi menjadi pendamping petahana Gubernur Irwan Prayitno. Paslon ini melawan paslon Wagub Muslim Kasim yang maju sebagai Cagub dengan pendamping Cawagub Fauzi Bahar. Meski mendapat dukungan hanya dua parpol (PKS dan Gerindra), tapi Irwan Prayitno-Nasrul Abit menang.

Pilkada 2020, Nasrul Abit kembali maju dengan posisi sebagai cagub dan pendampingnya Cawagub Indra Catri. Paslon ini kalah dan yang menang adalah paslon Mahyeldi-Audy Joinaldy. Tegasnya, Nasrul Abit sukses di empat Pilkada sebelumnya (2000, 2005, 2010 dan 2015), tapi belum beruntung di 2020.

8. Mahyeldi

Mahyeldi sudah empat kali ikut Pilkada. Pilkada pertama adalah Pilkada Padang pada 2008 saat mendampingi sang petahana Fauzi Bahar. Pasangan ini menang atas empat paslon lainnya. Pilkada 2013, Wawako Mahyeldi maju sebagai calon walikota dengan pendamping Cawako Emzalmi. Pilkada yang diikuti 10 paslon ini, berlanjut ke putaran kedua dan Mahyeldi-Emzalmi menang.

Pilkada 2018 yang puncaknya pada 18 Juni 2018, Mahyeldi sebagai petahana kembali bertanding. Dia berpasangan dengan Hendri Septa melawan mantan tandemnya, Emzalmi yang berpasangan dengan Desri Ayunda. Mahyeldi-Hendri sukses menangi Pilkada.

Pilkada keempat yang diikuti Mahyeldi adalah Pilkada 2020. Mahyeldi maju sebagai cagub dengan cawagub Audy Joinaldy. Meski belum ada penetapan resmi KPU, karena ada gugatan di MK, berdasarkan rekapitulasi suara, paslon ini meraih suara terbanyak dari tiga paslon lainnya. (***) 

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved