arrow_upward

Unand Dampingi Pengembangan Wisata Kampung Batu Busuk

Kamis, 31 Desember 2020 : 23.42

 

Sesudut Batu Busuk.


Padang, AnalisaKini.id-
Batu Busuk merupakan kampung yang masuk dalam nagari salingka kampus Universitas Andalas. Kampung yang masuk dalam kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh ini berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Padang ini tergolong daerah sempadan kota yang berhadapan langsung dengan hutan dan pegunungan Bukit Barisan. Lokasi yang bersepadan dengan hutan dan perbukitan menjadi salah satu keuntungan dan daya tarik negeri ini. Keindahan bentang alam pedesaan, keberadaan lubuk pemandian seperti Lubuk Mande Rubiah dan Lubuk Biru Patamuan , sungai dan air terjun merupakan beberapa potensi wisata alam dari kampung Batu Busuk. Belum lagi dengan banyaknya perkebunan durian alam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agrowisata. Apalagi sejak dulu Batu Busuk sudah dikenal sebagai kampung penghasil durian enak di kota Padang.

Selain dari wisata alam, Batu Busuk juga memiliki objek wisata sejarah. Bangunan dan peralatan kuno peninggalan kolonial Belanda seperti jembatan, viaduct atau saluran air, bendungan, mesin turbin, tangga teka-teki, tiang listrik unik dan pipa air raksasa memiliki potensi sebagai benda tak bergerak yang memiliki cerita sejarah. Dulu ketika kota Padang masih berpelita, kampung Batu Busuk sudah memiliki penerangan dari listrik.

Berbagai kekayaan alam dan peninggalan bersejarah yang ada di Batu Busuk menunjukkan bahwa kampung Batu Busuk memiliki potensi wisata yang besar. Sayang, dari sekian banyak potensi wisata yang ada, baru objek wisata Lubuk Mande Rubiah yang sudah berkembang ditandai dengan keberadaan akses jalan bagi kendaraan roda empat dan infrastruktur pendukung pemandian seperti keberadaan kamar mandi dan berganti pakaian. Pengembangan Lubuk Mande Rubiah adalah kerjasama multipihak, antara lain dari CSR Semen Padang, beastudi Etos Unand, NAMA foundation, Forum Nagari Lambung Bukit dan komunitas masyarakat setempat. 

Universitas Andalas melalui lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat menggabungkan berbagai dosen dari berbagai latar belakang keilmuan untuk turut mendampingi pengembangan wisata Batu Busuk. Pengembangan wisata dilakukan berbasis komunitas dan seluruh komponen masyarakat. Kerjasama multipihak yang sudah terjalin selama ini akan terus digalang secara terus menerus untuk membangun dan mengembangkan potensi wisata yang ada. Tourism Development Center dari Universitas Andalas dan pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata juga akan dilibatkan agar tercipta sinergi yang saling menguatkan dan melengkapi, demikian disampaikan oleh Dr. P.K. Dewi Hayati yang menjadi salah satu anggota tim dosen. Beliau menyebutkan bahwa beberapa dosen akan terlibat dalam kegiatan ini antara lain Dr. Eri Besra dari FE, Prof Rudi Febriamansyah dari Faperta, Virtuous Setyaka, MSi dari FISIP dan Risa Meutia, MSi dari Fateta.  

Dr Dewi bersama tim telah mendampingi kampung Batu Busuk selama tiga tahun terakhir dalam kegiatan konservasi durian unggul Batu Busuk. Pengembangan potensi wisata Batu Busuk sebagai daerah penghasil durian enak di kota Padang dapat dikembangkan juga menjadi penghasil produk olahan durian. Ini yang katanya belum tergarap maksimal. Jadi pada musim durian, wisatawan yang datang tidak hanya dapat mencicipi buah durian segar, tetapi juga dapat menikmati berbagai kuliner berbahan dasar durian. Doktor dalam bidang genetik dan pemuliaan ini berharap agar Batu Busuk yang menjadi salah satu negeri mitra Universitas Andalas dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki, baik potensi agrowisata maupun wisata alam yang dimilikinya. Pengembangan potensi wisata secara langsung ataupun tidak langsung diharapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat katanya. 

(penulis Dosen FPUA)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved