arrow_upward

Lion Air Group Babak Belur, Pandemi Covid-19 Hantam 1.900 Pilot 3.000 Awak Kabin, 25 Ribu Karyawan

Kamis, 24 September 2020 : 11.14

 


Jakarta, AnalisaKini.id - Pandemi COVID-19 telah membuat Lion Air Group babak belur. Virus asal Wuhan, China ini berpengaruh terhadap 1.900 pilot dan 3.000 awak kabin perusahaan. Di samping itu, 25 ribu karyawan pendukung perseroan pun turut terpukul.

“Masalahnya cukup banyak, mulai masalah umum seperti kesehatan, kemampuan finansial berkurang, hingga pengaruh yang kontribusinya negatif buat perekonomian,” ujar Direktur Operasi Layanan Kebandarudaraan Lion Air Group Wisnu Wijayanto dalam webinar pada Rabu (23/9/2020) seperti dikutip dari bizlaw.com.

Pandemi Covid-19 ini, katanya, merupakan pukulan yang berat bagi sektor penerbangan karena telah menimbulkan kontraksi terhadap industri ini. Di perusahaannya, ia menyebut titik terendah dirasakan mulai Maret, yakni sejak kasus positif Corona masuk ke Indonesia, sampai hari ini.

Adanya pandemi yang berefek pada anjloknya mobilisasi penumpang membuat profisiensi awak pesawat berkurang. Profisiensi ialah penilaian kerja yang berhubungan dengan jam terbang. Saat ini, berdasarkan data maskapai, jam terbang masing-masing pilot dan pramugari hanya tersisa sekitar 50 persen.

Wisnu dikutip tempo.co mengatakan, jika situasi semakin parah, bukan tak mungkin profisiensi awak pesawat semakin merosot.

“Efeknya kurang baik karena maskapai akan melakukan pemetaan ulang awak pesawat. Ujung-ujungnya akan terjadi involuntary unpaidleaf bagi awak kabin,” ucapnya.

Selain itu, imbas pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK dan penghentian karyawan kontrak. Karena itu, Wisnu berharap sektor penerbangan segera pulih dengan meningkatnya minat penumpang. Sebab, tanpa pulihnya pergerakan penumpang, bisnis lain seperti logistik akan sulit tumbuh. Apalagi selama ini, kinerja logistik via udara masih bergantung pada angkutan penumpang.

“Sangat sulit menemukan titik ekonomis tetap mengangkut kargo tanpa bawa penumpang. Pesawat kargo akan mengalami keterbatasan biaya operasional dan volume yang diangkut,” katanya.

Ia berharap pemerintah pun segera mengambil langkah. Misalnya merealisasikan bantuan stimulus yang kepada industri penerbangan yang selama ini telah dibahas.(***)



Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved