arrow_upward

Pilkada Agam : Berebut Hati Agam Atas atau Bawah, AWR, Taslim, Trinda dan Hariadi Berpacu

Senin, 20 Juli 2020 : 08.45
Muhammad Nur Idris Sati Bagindo. 

Oleh : Muhammad Nur Idris Sati Bagindo

Dari 13 kabupaten dan kota yang akan ikut menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020, Kabupaten Agam menurut penulis paling menarik  untuk diikuti perkembangannya.

Kenapa tidak, kalau di daerah lain sosok calon yang ditonjolkan (baik untuk kepala daerah atau wakil kepala daerah) yakni pengalaman birokrasi dan non birokrasi. Tapi khusus Agam kental memperhatikan asal daerah calon. Dari Agam bagian Atas atau Agam bagian bawah ?

Tidak dipungkiri  secara administratif geografis  Agam mempunyai 16 kecamatan terbagi atas dua bagian yang lazim disebut masyarakat yakni: Agam bagian bawah 6 kecamatan (Lubuk Basung, Tanjung Raya, Tanjung Mutiara, Ampek Nagari, Matur dan Palambayan).

Sedangkan Agam bagian atas terdapat 10 kecamatan (Ampek Koto, Banuhampu, Ampek Angkek, Baso, Tilatang Kamang, Palupuh, Sungai Pua, Canduang, Kamang Magek, dan Malalak)

Penulis mengamati biasanya kalau calon Bupati berasal dari Agam di atas, maka calon wakilnya dicari dari Agam di bawah. Begitu juga kalau calon Bupati berasal dari Agam di bawah, maka calon wakilnya dicarilah dari Agam di atas. Walaupun sesungguhnya kondisi seperti ini tidak menjamin akan terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Agam.

Pengalaman yang sudah, penulis memperhatikan misalnya Bupati dan Wakil Bupati Agam periode 2005-2010, Aristo Munandar dan Ardinal Hasan. Aristo Munandar berasal dari Ampek Angkek dan Ardinal Hasan berasal dari Tanjung Raya.

Bupati dan Wakil Bupati Agam periode 2010-2015, Indra Catri dan Irwan Fikri adalah perbaduan antara Baso dan Tanjung Raya. Begitu juga ketika Bupati dan Wakil Bupati Agam periode 2015-2020, Indra Catri dan Trinda Farhan Satria (TFS). Kembali terjadi perpaduan Indra Catri dari Baso dan Trinda Farhan Satria dari Tanjung Raya.

Lalu bagaimana dengan Pilkada Agam 2020 ? Untuk bisa maju mencalokan diri harus merebut minimal 9 kursi di DPRD Agam sebagai syarat untuk bisa maju. Melihat hasil Pileg 2019 maka jumlah perolehan kursi parpol di DPRD Agam; Gerindra (9 kursi), PKS (7 kursi), Demokrat (7 kursi), PAN (6 kursi), Golkar (5 kursi), PPP (5 kursi), PBB (2 kursi), NasDem (2 kursi), Hanura (1 kursi) dan Berkarya (1 kursi).

Sejauh ini  Pilkada Agam sudah diramaikan oleh bursa figur calon, namun yang sudah mengerucut berpasangan ada sekitar 5 pasang calon (4 calon dari jalur parpol dan 1 dari jalur perseorangan. Bocoran yang penulis peroleh dari berbagai petinggi parpol di Agam menyebut pertimbangan pasangan juga memperhatikan perpaduan daerah asal calon yakni Agam di atas dan Agam di bawah.

PAN dan Demokrat sudah dari awal mencalonkan Andriwarman (AWR) dan Irwan Fikri (mantan Wakil Bupati) dengan daerah yang berbeda. Andriwarman yang dikenal dengan sebutan AWR dari Ampek Angkek dan Irwan Fikri dari Tanjung Raya. Kemudian PKS dan NasDem dikabarkan mengusung petahana Trinda Farhan Satria (TFS) dari Tanjung Raya berpasangan dengan Kasni (Perwira TNI) dari Tilatang Kamang.

Selanjutnya Gerindra sebagai partai pemenang di Pileg 2019, dikabarkan mengusung Taslim (mantan anggota DPR) dari Baso berpasangan dengan Martias Wanto (Sekda Agam) dari Lubuk Basung. Sementara koalisi 4 parpol (PPP-PBB-Berkarya-Hanura) dikabarkan mengusung Hariadi (Ketua PPP Sumbar/Pemilik Ramayana Bukittinggi) dari Ampek Angkek berpasangan dengan Novi Endri (Anggota DPRD dari Berkarya/Ketua KAN Lubuk Basung). Dan terakhir dari satu pasang dari jalur perseorangan Suhatril dan Muhammad Tonic yang kini menunggu verifikasi KPU.

Dari 4 pasangan calon dari parpol dan 1 pasangan jalur perseorangan, menurut penulis masing-masing pasangan sudah mewakili daerah Agam di atas dan Agam di bawah. Pilihan wilayah ini menurut penulis sangat realistis, untuk strategi mendulang suara pemilih yang keseluruhan Agam merujuk Pileg 2019 DPT Agam berjumlah 353.910 pemilih.

Agam bawah terdiri 6 Kecamatan punya DPT 167.755  pemilih dan Agam atas terdiri 10 Kecamatan punya DPT 187.155 pemilih. Jadi selisih besaran antara Agam dibawah dengan Agam diatas sekitar 19.400 pemilih. Daerah Lubuk Basung sebagai daerah yang punya DPT terbesar yakni 54.250 pemilih dan Malalak sebagai daerah pemilih terkecil yakni 7.343 pemilih.

Melihat kepada Pilkada Agam sebelumnya, semenjak Pilkada langsung diselenggarakan sudah 4 kali, biasanya Bupati yang terpilih berasal dari daerah Agam atas. Aristo Munandar misalnya dua kali berturut-turut terpilih jadi Bupati Agam 2000-2005 dan 2005-2010 berasal dari Ampek Angkek. Indra Catri dua kali berturut-turut jadi Bupati Agam 2010-2015 dan 2015-2020 berasal dari Baso.

Bagaimana dengan Pilkada Agam 2020 ? Apakah masih terulang sejarah Bupati Agam akan kembali dipimpin oleh calon yang berasal dari Agam diatas atau akan lahir sejarah baru Bupati Agam 2020 berasal dari calon Bupati yang berasal dari Agam dibawah?.

Penulis sulit untuk memprediksi namun banyak kalangan di Agam menyebut petahana Trinda Farhan Satria (TFS) sebagi calon yang kuat kembali memimpin Agam yang berasal Tanjung Raya. Dalam beberapa kali sejarah Pilkada Agam, daerah Tanjung Raya Agam ini biasanya spesialis melahirkan Wakil Bupati Agam.

Mungkinkah TFS akan merubah sejarah,  kali ini Bupati Agam berasal dari Agam di bawah dan Tanjung Raya tidak hanya melahirkan tradisi sebagai Wakil Bupati tapi kali ini adalah sebagai Bupati?. Wallahu A’lam Bishwab !!!.(***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved