arrow_upward

DPR: Jangan Jadikan Masyarakat "Kelinci Percobaan"

Selasa, 28 Juli 2020 : 15.55
Drs. H. Guspardi Gaus, M.Si
Jakarta, AnalisaKini.id- Anggota DPR  dari Fraksi PAN Guspardi Gaus, meminta pemerintah agar jangan menjadikan 1.620 sukarelawan sebagai " Kelinci Percobaan", uji kilinis fase 3 vaksin sinovac asal negeri China.

Guspardi Gaus mengatakan sejauh ini belum mendengar dan mendapatkan informasi tentang jaminan pemerintah kepada para sukarelawan itu.  Bagaimana penanganan dan kebijakan pemerintah jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Di samping itu isu mengenai kehalalan produk vaksin sinovac ini juga belum jelas dan  tengah menjadi perbincangan di tengah masyarakat," katanya.

Legislator dapil 2 Sumbar inipun mengaku tidak setuju jika uji klinis 3 langsung diujicobakan ke masyarakat . Seharusnya Pemerintah mendapatkan informasi lengkap negara mana saja yang telah menggunakan vaksin sinovac ini dan melakukan kajian terhadap hasil dan dampak vaksin tersebut.

"Jangan jadikan masyarakat sebagai "kelinci percobaan". Lakukanlah dulu kajian mendalam dan komprehensif secara ilmiah terhadap bebagai aspek baik dari kandungan terlebih lagi aspek kehalalan produk dan selanjunya akibat atau dampak dari vaksin tersebut" ujarnya.

Daripada langsung melibatkan ribuan sukarelawan Indonesia untuk uji klinis vaksin sinovac ini, lebih baik lakukan riset dan kajian mendalam tentang vaksin itu dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten.

"Libatkan beberapa perguruan tinggi dan lembaga yang berkompeten lainnya. Di uji kebenaran apakah benar vaksin ini sebagai upaya untuk menyehatkan atau menyembuhkan masyarakat dari covid-19. Jadi tidak perlu ada relawan hampir 2.000 orang itu. Karena WHO sendiri belum
mengatakan kalo vaksin dari China ini betul terbukti menangkal  dan mencegah Covid -19,' terang Guspardi.

Tidak hanya itu , Guspardi juga mendesak agar pemerintah membuka isi kandungan vaksin sinovac yang berasal dari China ini. Wajib itu karena masyarakat Indonesia mayoritas Muslim . Jadi harus jelas isi dan kandungan vaksin ini apakah berasal dari tanaman , binatang atau benda lainnya, terutama kandungan apakah halal semuanya.

"Sebab kehalalan vaksin ini adalah sesuatu hal yang tidak bisa dinafikan dan ketertibatan MUI juga sangat diperlukan dalam pengembangan vaksin corona tersebut khususnya mengawal kaidah kehalalan vaksin sinovac ini," pungkas anggota Baleg DPR tersebut.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan segera menggelar uji klinis tahap 3 vaksin Covid-19 asal China, yang dikembangkan sinovac pada awal Agustus 2020 ini. Saat ini Pemerintah Indonesia telah menerima 2.400 vaksin. Uji coba dilalukan pemerintah yang bekerjasama dengan PT. Bio Farma

Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan vaksin tersebut tidak langsung digunakan setibanya di Indonesia karena harus dikarantina lebih dulu dan bakal diperuntukkan bagi 1.620 sukarelawan. (***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved