arrow_upward

Bos OJK Bilang Di Era Digital Kerupuk Bisa Dijual ke New York

Jumat, 17 Juli 2020 : 19.35
Wimboh Santoso.
Jakarta, AnalisaKini.id - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, digitalisasi telah mengubah gaya hidup masyarakat secara masif. Lewat internet dan teknologi, bahkan kerupuk saat ini bisa dikirim ke New York.

Hal itu disampaikan Wimboh saat mengadakan diskusi virtual di acara peluncuran program Digital Kredit UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) atau DigiKU, Jumat (17/7/2020).

Awalnya Wimboh mengaitkan digitalisasi dengan sistem pembayaran saat ini, di mana saat ini masyarakat tidak perlu repot-repot untuk pergi ke bank atau ke ATM untuk metransfer uang, kini hanya lewat gawai atau gadget masing-masing, uang bisa mudah ditransfer melalui aplikasi digital.

Pada akhirnya, kata Wimboh digitalisasi telah membuat persaingan bisnis dalam lingkup domestik saja, tapi kini juga dalam skala global. Bahkan kata dia, kerupuk saja bisa dijual hingga ke negeri Paman Sam, Amerika Serikat.

"Ini mendorong adanya ekosistem untuk bisa dorong tenaga kerja. Kalau orang di kampung, di daerah bisa bikin barang jualnya ke mana? Di bawa ke pasar ya kalau ada yang beli demand pasti terbatas. Tetapi dengan teknologi kerupuk bisa dijual ke New York," ujarnya seperti dikutip dari cnbcindonesia.com.

Wimboh mengatakan, pihaknya bersama pemerintah dan otoritas lainnya berupaya untuk terus menggerakkan ekonomi, sampai ke daerah yang masih sulit menjangkau teknologi.

Disebutkan, Indonesia penduduknya 272 juta orang. Ada yang hidup di daerah, masih banyak ibu ibu kalau anak sekolah, dia nonton sinetron.

"Kita ajak, kita ada program bank wakaf mikro kita ajar goreng kerupuk. Macam macam ini luar biasa, ada juga yang jadi tukang jahit, ada yang jadi tukang gado gado. Platformnya ada bisa dipasarkan di sana," paparnya.

Wimboh juga menyinggung, saat ini nampaknya perbankan harus berpikir ulang jika ingin membangun kantor cabang. Soalnya, saat ini kantor cabang tidak lagi diperlukan.

Perbankan saat ini, menurut Wimboh juga harus melakukan transformasi, di mana yang biasanya melakukan pelayanan secara tatap muka atau luring, kini harus menyediakan juga layanan online atau digitalisasi.

"Sekarang ini nasabah tidak perlu ke bank kalau mau transfer uang ke anaknya. Mau beli apa tidak perlu ke bank transfer dan dulu tahun 2000-an sampai 2010 ramai-ramai buka cabang. Setelah 2010, sekarang cabang mau ngapain?" ungkapnya. (***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved