Tedros Adhanom Ghebreyesus. |
Pernyataan disampaikan usai WHO menerima laporan akumulasi jumlah kasus harian covid-19 pada Kamis kemarin, yang totalnya melampaui 150 ribu -- terbesar dalam kurun waktu satu hari.
"Hampir separuh dari total kasus ini berasal dari (benua) Amerika, dan sebagian lainnya dari Asia Selatan dan Timur Tengah. Saat ini dunia sedang memasuki fase baru yang berbahaya," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa seperti dilansir dari laman NZ Herald, Sabtu (20/6/2020).
Tedros mengaku memahami kekhawatiran negara-negara global yang ingin segera memulai kembali perekonomian. Namun dia seperti dikutip dari medcom, juga memperingatkan covid-19 masih tetap mematikan, dan "sebagian besar orang masih relatif rentan" terhadap virus tersebut.
WHO juga turut menyinggung mengenai kemunculan klaster baru covid-19 di Tiongkok, negara pertama yang mengonfirmasi kemunculan virus tersebut pada akhir 2019. Klaster baru itu muncul dari salah satu pasar terbesar di Beijing: Xinfadi.
Dr Michael Ryan dari WHO menduga sejumlah kasus baru covid-19 di ibukota Tiongkok kemungkinan tipe "impor" atau berasal dari luar negeri. Data otoritas Tiongkok pada Jumat kemarin juga menunjukkan bahwa virus covid-19 yang beredar di Beijing saat ini mirip dengan jenis yang ada di Eropa.
Namun Ryan menekankan bukan berarti seluruh kasus covid-19 di Beijing saat ini berasal dari Eropa. "Tidak ada indikasi , Eropa adalah tempat asalnya. Apa yang saya katakan adalah, virus ini mungkin diimpor dari luar Beijing pada suatu waktu," sebut Ryan.
Disebutkan, menentukan kapan hal itu terjadi dan sudah berapa lama transmisinya merupakan hal penting.
Covid-19 dari klaster Beijing pertama kali terdeteksi dari papan pemotongan ikan salmon di pasar Xinfadi. Ryan mengatakan wabah baru di Beijing mendemonstrasikan "betapa berbahayanya sebuah klaster dalam lingkungan tertutup." (***)
Bagikan