Presiden AS Donald Trump |
Washington DC, AnalisaKini.id- Presiden AS Donald Trump dilaporkan diungsikan ke bunker, ketika demo terkait kematian George Floyd terjadi di luar Gedung Putih.
Sang presiden disebut bersembunyi selama satu jam, di tempat yang didesain untuk menghadapi momen seperti serangan teroris. Kabar Trump yang diungsikan ke bunker dibenarkan baik oleh politisi Republik, maupun pejabat Gedung Putih dalam kondisi anonim.
Keputusan agen Secret Service menggarisbawahi suasana di sana, di mana nyanyian massa yang memadati Lapangan Lafayette terdengar jelas sepanjang akhir pekan.
Seperti dikutip dari kompas.com, aksi demo yang terjadi pada Jumat itu (29/5/2020) merespons kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata di Minneapolis.
Floyd tewas setelah lehernya ditindih oleh Derek Chauvin, polisi yang menanggapi laporan, korban membeli barang dengan uang palsu.
Demonstrasi di luar Gedung Putih itu berujung pada kericuhan, dan meningkatkan kewaspadaan penegak hukum di sana sejak serangan 11 September 2001 (9/11).
"Kami tidak mengomentari protokol dan keputusan terkait keamanan," tegas juru bicara Gedung Putih Judd Deere, dilaporkan New York Post Minggu (31/5/2020).
Sementara Secret Service menolak menjelaskan operasi pengamanan mereka, dalam pemberitaan yang pertama kali dipublikasikan New York Times itu.
Berdasarkan keterangan dari sumber Republik, presiden 73 tahun itu dan keluarganya terkejut sekaligus terguncang dengan jumlah massa.
Tidak diketahui apakah Ibu Negara Melania dan putra mereka yang baru berusia 14 tahun, Baron, juga ikut mendampingi Trump.
Kepada penasihatnya, presiden ke-45 AS itu sempat mengaku khawatir terhadap keselamatannya, seraya memuji pasukan pengaman presiden, baik secara pribadi maupun di depan publik.
Kemudian pada Sabtu (30/5/2020), dia bertolak ke Florida untuk menghadiri peluncuran pesawat berawat SpaceX, pertama kalinya selama sekitar 10 tahun terakhir.
Dia kemudian kembali ke Gedung Putih dalam pengamaman ketat, dengan massa, yang beberapa melakukan kerusuhan, berjarak hanya beberapa meter.
Massa kemudian kembali lagi pada Minggu sore waktu setempat, di mana mereka kembali berhadapan dengan polisi di Lafayette hingga malam.
Dengan kota yang semakin membara, dengan sejumlah tayangan mengerikan melingkupi pemberitaan, salah satu penasihat mengusulkan agar Trump berpidato guna mendinginkan situasi.
Usul itu kemudian harus dicabut, selain karena kurangnya proposal apa yang hendak diajukan, nampaknya sang presiden juga tak tertarik memberi pesan persatuan.
Sang presiden juga mengunggah ucapan komentator konservatif di Twitter, berisi dukungan bagi penegak hukum menggunakan kekuatan terhadap demonstran.
"Peristiwa ini tak akan berhenti hingga orang baik menggunakan kekuatannya yang hebat melawan orang jahat," kata Buck Sexton.
Pada Jumat (29/5/2020), Derek Chauvin, polisi yang menindih George Floyd, ditangkap dan dijerat tuduhan pasal pembunuhan tingkat tiga. Gelombang protes pun muncul sejak Kamis (28/5/2020), dan meluas hingga ke 30 kota seantero AS dan membuat pemerintah setempat menerapkan jam malam. (***)
Bagikan