arrow_upward

Pilkada Kabupaten Solok : Desra, Epy dan Nofi Berpacu, Siapa Unggul?

Selasa, 23 Juni 2020 : 12.39
Ilustrasi surat 
Padang, AnalisaKini.id- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Solok pada 9 Desember 2020 diperkirakan menarik. 

Soalnya muncul nama-nama figur yang selama ini sudah dikenal dan berbuat. Siapa saja dan yang bakal memenangkan kontestan pilkada tersebut?

Sejauh ini, cukup banyak figur yang mengapung dalam bursa calon kepala daerah baik orang nomor satu maupun orang nomor dua. Namun kian hari makin mengerucut. Bahkan sudah ada kalangan petinggi parpal yang membocorkannya.

"Insya Allah, PKS berkoalisi dengan Partai NasDem mengusung Nofi Candra-Irwan Afriadi," kata petinggi DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumbar, H. Nurfirmanwansyah yang dihubungi, Selasa (23/6/2020).

Nofi Candra adalah pengusaha muda yang tidak diragukan lagi sepak terjangnya. Dia adalah senator asal Sumbar periode 2014-2019. Selama mengabdi sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), sudah banyak yang diperbuat dan dilakoni Nofi, khususnya sektor pertanian untuk Sumatera Barat.

Nofi Candra.
Ketika incumbent Emma Yohanna dan Leonardy Harmainy kembali bertarung pada Pemilu 2019 dan akhirnya lolos kembali, Nofi tidak maju lagi. Nofi ternyata fokus untuk membidik kursi kepala daerah di kampung halaman. 

Hal ini lebih didasari atas harapan dan keinginan banyak elemen masyarakat di Kabupaten Solok yang mendorong dirinya untuk mengabdi untuk kampung halaman. "Insya Allah," katanya.

Nofi berpasangan dengan politisi Partai NasDem yang juga anak muda, Irwan Afriadi. Irwan sudah dua periode menjadi anggota DPRD Sumbar sejak 2014 dan terpilih kembali pada Pemilu 2019.

Irwan terpilih karena perhatian dan dedikasinya untuk daerah pemilihan yang meliputi Solok Raya (Kota Solok, Kabupaten Solok dan Solok Selatan). 

"Sosok Irwan pribadi lah yang membuat dia, dipilih rakyat. Basis suaranya justru dominan di Kabupaten Solok  bagian selatan. Ini potensi baginya,"sebut petinggi DPW Partai NasDem Sumbar, Masful.

Koalisi PKS dan NasDem sudah memenuhi syarat untuk mengajukan pasangan calon. PKS mendapat empat kursi di DPRD, NasDem empat kursi pula dari total 35 kursi. Syarat minimal hanya 20 persen atau tujuh kursi.

Selain Nofi, nama hebat dan tersohor lainnya yang juga calon kuat adalah Desra Ediwan. Desra yang kini menjabat Sekretaris DPD Partai Golkar Sumbar disebut-sebut berpasangan dengan politisi hebat dari Demokrat, Agus Syahdeman yang sekaligus ketua Partai Demokrat Kabupaten Solok.

Duet ini disebut-sebut menjadi calon kuat. Selain kolaborasi dan perpaduan yang pas, mereka juga diuntungkan dengan pengalaman dan rekam jejak yang mumpumi.

Desra misalnya, dua periode menjadi Wakil Bupati Solok, periode 2005-2010 dan periode 2010-2015. Bahkan bisa saja, dia maju sebagai calon bupati pada Pilkada 2010, karena petahana dan ketua partai terbesar di sana (Partai Golkar), tapi Desra punya perhitungan dan kalkulasi politik yang matang. 

Desra Ediwan.
Rela menjadi orang nomor dua dari calon bupati Syamsu Rahim, tapi sukses menjungkalkan petahana Gusmal. Dengan kata lain, Desra tidak haus akan kekuasaan, tapi lebih mendengar suara mayoritas masyarakat dan kader. Itulah yang ditempuhnya.

Agus Syahdeman, kenyang di legislatif dan terakhir menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok periode 2014-2019. Selama berkiprah di DPRD, Agus termasuk pimpinan yang sering menyuarakan kepentingan rakyat. 

Baik Desra maupun Agus pernah maju pada Pilkada 2015, sama-sama menjadi calon bupati. Desra berpasangan dengan Bachtul dan Agus berpasangan dengan Wahidup. Tapi belum beruntung karena dikalahkan oleh pasangan Gusmal-Yuldafri Nurdin.  Ketika itu memang yang memperkirakan Gusmal-Yuldafri menang, termasuk dari kubu Desra-Bachtul dan Agus-Wahidup. 

Dukungan partai juga cukup untuk pencalonan. Golkar raih empat kursi dan Demokrat empat kursi pula.

Nama besar lain yang bakal mewarnai Pilkada Kabupaten Solok adalah politisi kelas nasional Epiyardi Asda. Ketua DPP PAN ini adalah politisi segudang pengalaman. Tiga periode di DPR (2004 sd 2019), menjadi modal baginya untuk membangun jaringan koneksi dengan orang pusat.

Epyardi Asda.
Selama tiga periode dipercaya untuk berjuang di Senayan, sudah banyak pula yang "kue" pusat dibawa ke Sumbar. Rasanya sulit orang melupakan jasa politisi tegas dan berani ini.

Perjuangannya yang totalitas dan terukur itu pula, Epy sukses mengantarkan anaknya Athari Gauthi Asda menuju Senayan dari PAN. Bahkan boleh dikatakan, orang Solok di Senayan, selamat oleh Athari, karena dialah satu-satunya kini sebagai wakil rakyat di Senayan.

Tak hanya tegas, berani, sarat pengalaman, Epy juga memiliki amunisi yang mumpuni untuk menghadapi Pilkada. Apalagi publik di Solok tahu, setiap tahun Epy dan keluarga selalu berbagi. Ini melekat betul di hati rakyat, kepedulian sosok putra Singkarak ini.

Pilkada Solok, Epy dipastikan memakai parpolnya PAN. Hanya saja, PAN meraih enam kursi dan harus berkoalisi dengan parpol lain. "Ya, nanggung, kurang satu kursi. Tapi insyaallah,  bisa. Kita terus komunikasi dengan parpol lain," seorang petinggi PAN Sumbar.

Bisik-bisik terdengar PAN akan berkoalisi dengan PDI-P yang meraih dua kursi. Kabar lain menyebutkan dengan Hanura yang juga meraih dua kursi di DPRD setempat.

Hanya saja untuk pendamping Epy, sampai saat ini belum final. Yang mengapung sekarang tinggal dua nama, Yulfadri Nurdin (Wakil Bupati saat ini) dan Bachtul. Dua nama ini juga tidak asing lagi masyarakat Solok. Yulfadri sebagai petahana, tentu masyarakat Solok sudah tahu sepak terjangnya.

Bachtul, dua periode di DPRD Sumbar (2004-2014) dan sudah banyak yang diperjuangkan dan diperbuat untuk Solok. Perjuangan yang dilakoni Bachtul selama menjadi wakil rakyat, juga sulit dilupakan oleh rakyat Solok. Kapasitas orangnya juga mumpuni sehingga banyak yang menilai perpaduan Epy-Bachtul pas benar.

Kunci ada tangan Epy dan penasehat ahlinya untuk memilih pendamping yang ideal bagi Epy, dengan mempertimbangkan banyak aspek, termasuk dari sisi basis wilayah. Yang jelas, tiga paslon ini diprediksi melenggang jadi paslon dan siap-siap bertarung.

Kalau itu final maka tinggal lagi Partai Gerindra yang meraih enam kursi dan PPP tiga kursi. Nyebeng ke tiga paslon itu atau membentuk koalisi baru dengan paslon baru pula? Entahlah. Kita tunggu saja. (***)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved