arrow_upward

Menurut Survei terkait Kepuasan Masyarakat, Menteri yang Paling Bawah Siapa?

Senin, 29 Juni 2020 : 14.13
Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin bersama para menteri pada Kabinet Indonesia Maju. (ist)
Jakarta, AnalisaKini.id-Lembaga Arus Survei Indonesia atau ASI baru-baru ini merilis hasil survei mengenai kepuasan masyarakat terhadap kinerja para menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. Hasilnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berada di posisi teratas. Lantas siapa yang nilainya paling bawah?

Dilansir dari laman resmi ASI, Senin 29 Juni 2020, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo merupakan nama dengan angka kepuasan terendah, yakni 23,3 persen.  Ia berada di bawah Menteri Agama Fachrul Razi dengan 23,8 persen, lalu Menko Kemaritiman Luhut Binsar yang berada di angka 26,1 persen.

“Temuan survei ini bisa menjadi catatan evaluasi bagi Presiden Jokowi untuk meninjau kembali para pembantunya,” ujar Direktur Eksekutif ASI, Ali Rifan.

Diketahui, survei tersebut digelar pada 9 hingga 12 Juni 2020 dengan melibatkan seribu responden dari 34 provinsi di Indonesia. ASI mengumpulkan data dengan cara telesurvei atau wawancara responden melalui sambungan telepon. Sementara margin of error-nya kurang lebih 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Satu hal yang menarik dari survei ASI tersebut, posisi menteri dengan tingkat kepuasan tertinggi dan terendah sama-sama berasal dari Partai Gerindra. Kenyataan itu pun membuat Ali Rifan merasa heran lantaran jarang sekali terjadi.

“Kalau kita bicara paling bawah dan atas ini menarik, karena sama-sama Gerindra. Yang paling bagus Gerindra, ada Pak Prabowo. Lalu paling tidak bagus Gerindra, Pak Edhy Prabowo,” tukasnya.

Prabowo yang berada di posisi teratas berhasil mengumpulkan 43,7 persen nilai kepuasan publik. Di peringkat dua ada Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Marsudi dengan 38 persen. Kemudian di bawahnya Menko Polhukam Mahfud MD dengan catatan 37,9 persen.

Masyarakat ingin Jokowi rombak kabinet
Berdasarkan survei yang sama, ASI mengungkap, 75,6 persen responden setuju dengan reshuffle atau pergantian menteri pada Kabinet Indonesia Maju jilid II. Sebab, hasil kerja sebagian menteri saat ini, dirasa kurang memuaskan.

“Terkait wacana perombakan reshuffle kabinet, sebanyak 75,6 persen publik mengatakan setuju. Angka itu dibagi menjadi 20,5 persen sangat setuju dan 55,1 persen setuju. Sementara 16,9 persen mengatakan tidak setuju. Sisanya 7,5 persen mengaku tidak tahu atau tidak jawab,” kata Ali Rifan.

Seperti dikutip dari siaranindonesia.com, ASI  mendukung Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet karena itu sesuai dengan aspirasi publik.

"Berdasarkan temuan survei lembaga Arus Survei Ineonesia (ASI) pada 9-12 Juni 2020 bahwa sebanyak 75,6% publik setuju jika saat ini dilakukan reshuffle kabinet,” Ujar Ali Rif’an dalam dalam keterangan tertulis, Senin (29/6/2020).

Disebutkan pula, hampir semua menteri mendapatkan tingkat kepuasan di bawah standar, semua masih di bawah 50% tingkat kepuasan kinerja para menteri. Karena itu, wajar saja jika saat memberikan arahan pada sidang kabinet paripurna Presiden Jokowi menyesali menterinya yang menganggap situasi saat ini dianggap normal dan tidak memiliki sense of crisis.

“Setidaknya ada dua indikator yang harus diperhatikan ketika seorang Presiden hendak melakukan reshuffle atau perombakan kabinet," katanya.

Pertama, melihat indeks performa kinerja menteri. Indeks ini bisa dilihat dari dua aspek penilaian, yakni aspek internal dimana seorang presiden pasti punya mekanisme sendiri dalam mengevaluasi kinerja para pembantunya. Lalu aspek eksternal, yang opini atau penilai publik terhadapat para menteri, misalnya penilaian kepuasan kinerja menteri lewat survei atau jajak pendapat.

"Kedua, melakukan reshuffle kabinet harus didasarkan pada kebutuhan perbaikan pemerintahan, bukan sekadar ingin mengakomodasi kepentingan politik tertentu. Juga bukan atas desakan partai atau kelompok tertentu,” paparnya. (***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved