arrow_upward

Menakar Calon Gubernur Sumbar Era New Normal

Senin, 15 Juni 2020 : 10.22
Muhammad Nur Idris Sati Bagindo
Oleh
Muhammad Nur Idris Sati Bagindo

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan siap melanjutkan tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, yang sempat tertunda selama hampir tiga bulan akibat pandemi Covid-19. Pilkada 2020 akan digelar di 270 wilayah di Indonesia, meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota.

Semula, hari pemungutan suara Pilkada 2020 akan digelar pada 23 September. Namun akibat pandemi Covid-19, hari penceblosan diundur hingga 9 Desember 2020. Sumatera Barat termasuk salah satu yang akan menyelenggarakan Pilkada 2020, untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat.

Khusus Pilkada 2020 untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, akan dilaksanakan secara serentak dengan 13 pemilihan Bupati dan Walikota di Sumbar yakni; Kabupaten Solok, Dharmasraya, Solok Selatan, Pasaman Barat, Pasaman, Pesisir Selatan, Sijunjung, Tanah Datar , Agam, Padang Pariaman dan Limapuluh Kota. Sementara untuk Kota terdapat 2 daerah yakni Kota Bukittinggi,dan Kota Solok. Kalau mengikuti  Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pileg 2019, maka Pilgub Sumbar 2020 akan memperebut suara masyarakat Sumbar sebanyak 3.718.237 pemilih yang tersebar di 19 kabupaten dan kota, 179 kecamatan, 1.158 kelurahan atau nagari dan 16.703 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Sebelum musibah pandemi Covid-19 masuk di Sumbar, sudah banyak nama-nama bakal calon Gubernur (Cagub) dan calon Wakil Gubernur (Cawagub) yang muncul atau dimunculkan oleh masyarakat serta media terutama melalui medsos alias media sosial. Sosialisasi dilakukan dengan alat peraga yang menghiasi berbagai jalan di pusat kota dan nagari wilayah Sumbar.

Belum banyak yang bisa ditebak dengan pasti, siapa yang benar-benar maju, kecuali pasangan Irjen.Pol Fahrizal dan Genius Umar, mantan Kapolda Sumbar dan Walikota Pariaman, yang sudah mendaftar ke KPU melalui jalur perseorangan. Calon dari partai politik masih mengambang karena harus mencari partai pengusung dan pasangan yang cocok.

Karena persoalan untuk maju Pilkada tidak terlepas dari peran partai politik, baik berdasarkan perolehan suara partai atau berdasarkan perolehan kursi di DPRD Provinsi Sumbar dan/atau gabungan partai politik dengan syarat-syarat tertentu.

 Berdasarkan hasil pemilihan umum legislatif (pileg) 2019 di Sumbar, perolehan suara parpol di Sumbar yakni; Gerindra meraih suara terbanyak dengan 476.985 suara, PKS di posisi kedua dengan 389.526 suara, Demokrat di posisi ketiga dengan 358.566 suara, selanjutnya posisi keempat PAN dengan 346.197 suara, dan seterusnya Golkar memperoleh 265.184 suara, PPP memperoleh 159.007 suara, Nasdem memperoleh 145.629 suara, PDI Perjuangan memperoleh 128.986 suara dan PKB memperoleh 102 suara.

Sementara berdasarkan perolehan kursi di DPRD Provinsi Sumbar hasil pileg 2019 yang berjumlah 65 kursi yakni; Gerindra memperoleh (14 kursi), PKS memperoleh (10 kursi), Demokrat memperoleh (10), PAN memperoleh (10 kursi), Golkar memperoleh (8 kursi), PPP memperoleh (4 kursi),  NasDem memperoleh (3 kursi), PDI Perjuangan memperoleh (3 kursi) dan PKB memperoleh (3 kursi). Berdasarkan aturan periode sebelumnya, untuk mengajukan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar oleh partai politik atau gabungan partai politik dengan persyaratan perolehan paling sedikit 20 persen dari Jumlah kursi di DPRD  Sumbar atau 25 persen dari akumulasi suara yang sah dari hasil pemilu anggota DPRD  Sumbar 2019. Sementara untuk jalur perseorangan atau independen dengan syarat paling sedikit 6,5 persen dari jumlah penduduk Sumbar, khusus jalur perseorangan hanya pasangan Fahrizal dan Genius Umar yang baru mendaftar di KPU Sumbar.

Berkaca dari hasil Pileg 2019, hanya 9 partai politik yang berhasil memperoleh kursi di DPRD Sumbar. Dimana hanya satu partai politik yang memenuhi 20 persen, yakni Partai Gerindra yang tampil sebagai pemenang dengan 14 kursi atau mampu mengusung sendiri tanpa harus berkoalisi, karena jumlah kursi yang dibutuhkan untuk Pilgub Sumbar minimal 13 kursi. Sementara PKS, Demokrat dan PAN sama-sama memperoleh 10 kursi, Golkar 8 kursi, PPP 4 kursi dan NasDem, PDI Perjuangan dan PKB 3 kursi. Kalau partai politik selain Gerindra akan mengajukan calon, maka dapat dilakukan dengan cara bergabung atau berkoalisi.

Kebiasaan partai politik akan memprioritaskan ketua-ketua parpol atau petinggi pengurus dan kader yang akan di usung untuk maju, walaupun sesungguhnya kebiasaan itu bisa saja berubah tergantung kepada partai politik. Menyimak perkembangan politik Pilkada Sumbar 2020 saat ini, belum ada Cagub yang pasti diusung oleh partai politik apalagi mengajukan pasangan bakal Cagub dan Cawagub.

Namun kalau diprediksikan maka baru 4 partai politik yang menggadang-gadangkan pimpinan atau kadernya sebagai Cagub yakni; Partai Gerindra punya Nasrul Abit mantan Ketua DPD Gerindra dan kini pejabat Wakil Gubernur Sumbar, PKS punya kader Mahyeldi Ansyarullah yang kini menjabat Walikota Padang, Demokrat mengusung Mulyadi Ketua DPD Demokrat Sumbar sekaligus Anggota DPR dan PAN mengusung Ali Mukhni Ketua DPW PAN Sumbar yang kini juga menjabat sebagai Bupati Padang Pariaman.

Selain keempat nama Cagub yang digadangkan-gadangkan partai politik mereka masing-masing, nama-nama lain sebenarnya sudah banyak yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Namun akibat adanya pandemi Covid-19, nama-nama yang pernah muncul itu hilang begitu saja. Kalau ada yang muncul saat ini hanya diusung sebagai bakal Cawagub seperti; Shadiq Pasadigoe mantan Bupati Tanah Datar, Indra Catri Bupati Agam, Khairunnas Ketua DPD Golkar Sumbar yang kini anggota DPRD Sumbar, Audy Joinaldy pengusaha dan Reza Falepi Walikota Payakumbuh. Khusus Reza Falepi konon beredar isu menyatakan mundur karena akan fokus kembali memimpin Kota Payakumbuh, sementara Khairunnas dikabarkan akan fokus maju di Pilkada Solok Selatan.

Walaupun belum dapat dihitung secara pasti, penulis mencoba menakar arah partai politik dalam Pilgub Sumbar 2020 berdasarkan perolehan kursi dan fatsun-fatsun koalisi yang ada. Melihat Gerindra bisa mengusung sendiri, sementara partai yang lain harus berkoalisi. Maka  diprediksi 4 pasang calon dari jalur partai politik yang akan muncul, begitu juga kalau dari jalur perseorangan pasangan Fahrizal – Genius Umar lolos dari verifikasi KPU, maka akan ada 5 pasang Cagub dan Cawagub yang maju pada Pilkada Sumbar 2020. Namun kalau berasumsi dengan pandangan hubungan mesra partai politik di pusat saat ini, semisal melihat Gerindra, PDI Perjuangan, Golkar, NasDem dan PKB sedang akur-akurnya di parlemen dan pemerintahan, Demokrat dan PAN punya pengalaman “chemistry politik” berbagai pilkada di Indonesia, PKS dan PPP hampir sama juga dengan Demokrat dan PAN. Kalau ini terjadi maka menurut penulis calon dari jalur partai politik hanya 3 pasang calon plus 1 jalur perseorangan kalau lolos pula di verifikasi di KPU.

Kalau alur fatsun-fatsun mengikuti hubungan mesra partai politik pusat itu diikuti, maka hampir ada kebenaran isu yang berkembang saat ini tentang pasangan Cagub dan Cawagub Sumbar yang muncul di era new nomal sekarang. Nasrul Abit berpasangan dengan Indra Catri (Gerindra dan koalisinya) dan Mahyeldi Ansharullah berpasangan dengan Audy Joinaldy (PKS-PPP).

Timbul pertanyaan bagaimana dengan Mulyadi bersama Demokratnya, begitu juga Ali Mukhni dengan PAN. Mungkinkah keduanya akan berkoalisi? Memperhatikan hasil survei lembaga Arah Baru Center (ABC), menyebutkan ada 3 nama yang paling potensial maju sebagai Cagub Sumbar yakni; Mulyadi, Mahyeldi dan Nasrul Abit.

Dengan hasil survei ini apakah masih berani Ali Mukhni tetap akan maju sebagai Cagub atau turun menjadi Cawagub? Penulis kira Ali Mukhni sudah membaca peta perkembangan politik saat ini, namun ini tergantung PAN karena bertahan pun akan sulit mencari koalisi.

Menurut penulis pilihan yang paling aman itu, Demokrat dan PAN mengikuti permainan chemistry politik partai politik di pusat dan pengalaman koalisi pilkada Demokrat dan PAN di berbagai pilkada daerah di Indonesia sebelumnya. Demokrat dan PAN atau Mulyadi dan Ali Mukhni, merupakan pasangan yang kuat di Pilgub Sumbar 2020.

Bagaimana dengan Shadiq Pasadigoe yang namanya juga sudah santer mengapung dipermukaan yang notabenenya juga kader PAN. Kembali kepada kebiasaan partai politik seperti yang Penulis sebutkan di atas, biasanya partai politik apabila ketua partai yang maju maka akan dijadikan prioritas. Bukan meremehkan popularitas dan elektabilitas seorang Shadiq yang sudah dikenal luas di Sumbar, namun adatnya memang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting, apalagi Ali Mukhni sudah direkomendasikan oleh DPP PAN Pusat. Sebagai penghargaan bisa saja PAN memberikan peluang kepada istrinya, Betty Shodiq maju sebagai calon Bupati Tanah Datar, dan Shodiq Pasadigoe bisa fokus memenangkannya disana.

Jadi kalau benar prediksi penulis diatas, maka koalisi Gerindra (Nasrul Abit-Indra Catri) dengan 31 kursi, lalu koalisi PKS dan PPP (Mahyeldi-Audy Joinaldy) punya 14 kursi dan koalisi Demokrat-PAN (Mulyadi-Ali Mukhni) punya 20 kursi, plus pasangan perseorangan Fahrizal-Genius jika lolos di KPU. Maka akan ada 4 pasang Cagub dan Cawagub yang bersaing pada Pilgub Sumbar 2020, pasti akan seru dan enak diikuti.

Prediksi ini bisa saja berubah karena untuk pilkada gubernur, kepentingan partai pusat untuk mengusung pasangan calon Pilgub sangat dominan. Restu dari pimpinan partai politik pusat biasanya sangat menentukan pasangan calon gubernur, karena ada kepentingan untuk Pemilu 2024. Karena itu, siapa yang akan menang dalam Pilgub Sumbar di Era New Normal ini, Wallahu A’lam Bishwab !!!.

Penulis
Direktur LBH Andalas Bukittinggi
Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved