arrow_upward

Indonesia Butuh 600 Ribu Talenta Digital per Tahun

Senin, 15 Juni 2020 : 18.13
Menteri Kominfo Johnny G. Plate. (ist)

Jakarta, AnalisaKini.id-Saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan digital skills gap, di mana kebutuhan tenaga kerja ahli dalam bidang digital masih belum tercukupi.

"Laporan World Bank 2016 mencatat, saat ini Indonesia mengalami kekurangan tenaga kerja semi terampil dan terampil sebesar 9 juta orang dalam 15 tahun. Artinya, rata-rata kita harus menghasilkan talenta digital sejumlah 600.000 orang setiap tahun," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam Pembukaan Online Academy Angkatan 2 DTS 2020 secara virtual dari Jakarta, Senin (15/6/2020).

Menteri Kominfo menyatakan saat ini Indonesia membutuhkan berbagai talenta yang memiliki keahlian industri 4.0 untuk menghadapi revolusi industri 4.0, seperti Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Cybersecurity, Cloud Computing, Internet of Things, Machine Learning, dan sebagainya.

Selain keahlian dalam bentuk hard skills, Menteri Johnny seperti dilansir dari cnbcindonesia.com, menyatakan setiap talenta digital harus dilengkapi dengan soft-skill yaitu 21st Century Skills.

"Saya menyebutnya sebagai 4C, yakni Critical Thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication. Kombinasi dari kecakapan-kecakapan inilah yang paling dibutuhkan untuk akselerasi transformasi digital menuju digital society Indonesia," jelasnya.

Guna menyiapkan kebutuhan sumberdaya manusia itu, Kementerian Kominfo menyelenggarakan program "stimulus" DTS. Menurut Menkominfo, program itu terlaksana sejak 2018 dengan 1.000 peserta.

"Tahun 2019, Kemkominfo memperbesar kesempatan dengan memberikan kepada 25.000 peserta dengan 22 tema pelatihan. Program ini ditujukan untuk memfasilitasi para peserta melakukan upskilling atau peningkatan kecakapan yang telah dimiliki dan reskilling atau pelatihan kecakapan baru," paparnya.

Pada masa pandemi ini, Kementerian Kominfo fokus melaksanakan Online Academy yang ditujukan untuk 50.000 peserta. "Dalam pelaksanaannya, kami bekerja sama dengan Global Technology Company, start-up lokal,dan asosiasi profesi," tuturnya.

Selain itu ada pula akademi lain yang dilaksanakan bekerja sama dengan lebih dari 90 perguruan tinggi di Indonesia. "Sedangkan akademi-akademi lain juga dilaksanakan melalui kerjasama dengan lebih dari 90 Universitas dan Politeknik yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia," paparnya.

Dalam Program DTS 2020 terdapat akademi yang pelaksanaannya akan menyesuaikan perkembangan Covid-19. Berikut daftar keseluruhan akademi dalam DTS 2020:

1. Fresh Graduate Academy yang merupakan program pelatihan yang ditujukan bagi lulusan S1, D3, dan D4 bidang TIK, MIPA, dan Teknik; yang dilaksanakan bersama 55 perguruan tinggi;

2. Vocational School Graduate Academy yang merupakan program pelatihan berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi lulusan SMK dan D3/D4 Bidang Teknik dan Manajemen Informatika, Komputer, Jaringan, Elektro, Mekatronika, Rekayasa Perangkat Lunak, Telekomunikasi, Desain Grafis, Desain Komunikasi Visual, dan Animasi; yang diselenggarakan bersama 37 politeknik/sekolah vokasi

3. Coding Teacher Academy yang merupakan pelatihan bagi Guru setingkat MA/SMK/MA/SMP/SD di bidang pemrograman/coding;

4. Regional Development Academy bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) kabupaten prioritas pembangunan (sebanyak 122 wilayah) dan kawasan prioritas wisata (7 wilayah);

5. Digital Entrepeneurship Academybagi masyarakat umum, pelaku UMKM, dan Ibu Rumah Tangga; dan

6. Thematic Academyyang merupakan pelatihan multisektor dengan pendekatan multidisplin. (***)
Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved