arrow_upward

Bisnis Pameran Rugi Rp7 Triliun Selama Covid-19

Jumat, 19 Juni 2020 : 15.43
Suasana pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017. (dok. jabarnews.com)
Jakarta, AnalisaKini.id-Sektor Meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE) mengalami kerugian triliunan rupiah selama 3 bulan pandemi. Industri yang mengandalkan keramaian luluh lantak terkena dampak Covid-19.

Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi & Pameran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Iyung Masrurah menyebut angka kerugian dari sektor ini sudah mencapai Rp 2,69 hingga Rp 6,94 triliun.

Menurut dia, ada 96,43% acara dilakukan penundaan dan 84,20% lainnya dibatalkan dari 17 provinsi. Akibatnya, 90 ribu pekerja di industri ini harus terkena dampaknya. Sebagian besar diketahui sudah dirumahkan karena perusahaan juga sedang dalam keadaan sulit, tidak mendapat pemasukan.

Meski kerugian sudah berat terasa, namun belum ada sinyal positif kapan industri ini akan kembali jalan. Apalagi angka positif kasus Covid-19 kian hari terus bertambah, yang diperkirakan bakal menambah panjang industri MICE untuk sulit berlari kencang. Di samping itu, banyak klien dari kalangan corporate sedang sama-sama kesulitan keuangan.

"Melihat internasional, pulihnya diperkirakan nggak cepat. Karena sektor corporate sangat terpukul di seluruh dunia. Ketika corporate terpukul, anggaran dari corporate akan terpukul juga," sebut Iyung seperti diwartakan cnbcindonesia.com, Jumat (19/6/2020).

Alhasil, ada sejumlah perbedaan yang diperkirakan terjadi pada industri ini. Baik dari anggaran maupun teknis pelaksanaannya. Perubahan ini menuntut setiap EO untuk bisa beradaptasi dengan gaya baru. Termasuk menerapkan protokol kesehatan wajib bagi para tamu undangan.

"Convention (acara) dari asosiasi (EO) di masa mendatang akan berubah nature-nya. Bisa lebih sedikit pesertanya, atau lebih dekat kota penyelenggaraannya. Hampir semua negara strateginya utamakan domestik dulu baru regional dan global," sebut Iyung.

Dia mengatakan, kondisi ini memang sangat sulit. Namun, para pelaku usaha diminta untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah agar tidak menjalankan kegiatan yang mengakibatkan berkumpul secara masif.

Meski tidak ada kegiatan yang terselenggara, namun sejumlah persiapan sudah harus dilakukan sejak saat ini. Antara lain, menarik kepercayaan masyarakat kembali, protokol kesehatan sudah dijalankan dengan baik dan kedua untuk mendapat kembali pasar seperti sponsor.

"Kerja sama terpadu dengan airlines, hotel dan selenggarakan MICE domestik dulu, dengan catatan promosi bisa dilakukan tapi secara resmi dibuka setelah ada arahan, jadi sangat bergantung pencabutan PSBB Satgas Kemenkes," terangnya.

Di sisi lain, pihak EO terus mencari cara agar bisa bertahan. Selain melakukan efisiensi dari internal, tentu perlu juga mendapat pemasukan dari luar. (***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved