arrow_upward

Akankah yang Muda Kembali Menang di Ranah Minang pada Pilkada 2020?

Jumat, 12 Juni 2020 : 11.01

Effendi
Effendi

Pilkada serentak 2020 resmi digelar 9 Desember setelah sebelumnya diagendakan 9 September. Pilkada di masa pandemi Corona ini diikuti 270 daerah se-Indonesia, termasuk Sumbar. Di Sumbar digelar satu provinsi dan 13 kabupaten/kota.

Pilkada serentak sebelumnya diadakan pada 27 Juni 2018 di 171 daerah dan di Sumbar diikuti empat daerah meliputi Padang, Pariaman, Padang Panjang dan Sawahlunto.

Dan sebagaimana diketahui yang menang dan kini sudah memegang amanah sebagai kepala daerah adalah pasangan Mahyeldi/Hendri Septa di Padang, Genius Umar/Mardison di Pariaman, Fadly Amran/Asrul di Padang Panjang dan Deri Asta/Zohirin Sayuti di Sawahlunto.

Menariknya, empat walikota yang menjabat kini itu, memenangkan kontestan Pilkada dalam usia terbilang muda dan yang berusia tua darinya bernasib apes. Di Padang, Cawako Mahyeldi berusia lebih 51 tahun (lahir 25 Desember 1966) mengalahkan Cawako Emzalmi yang berusia 65 lebih (lahir 28 September 1952) ketika Pilkada digelar.

Di Pariaman, Genius yang termuda. Dia lahir 24 Juli 1972 dengan usia hampir 46 tahun, lalu Dewi Fitri Deswati kelahiran, 10 Desember 1969 (berusia 48 lebih) dan Mahyudin kelahiran, 1 Mei 1961 (berusia 57 tahun).

Begitu pula di Sawahlunto. Meski walikota incumbet Ali Yusuf masih tergolong muda-berusia 48 tahun (lahir 1 Mei 1970), tapi Deri Asta lebih muda lagi, berusia hampir 45 tahun (lahir 5 Oktober 1973). Cawako lainnya Fauzi Hasan, lahir 23 Oktober 1952.

Di Padang Panjang juga demikian. Walikota incumbent, Hendri Arnis masih muda pula, masih berusia 41 tahun lebih (lahir 17 April 1977). Tapi jauh lebih muda, cawako Fadly yang memenangkan kontestan Pilkada di sana. Fadly lahir 9 FebruarI 1988 dan berusia 30 tahun lebih.

Dua cawako lainnya yang maju di kota serambi mekah ini, juga berusia di bawah 55 tahun. Cawako Mawardi Samah kelahiran, 8 Mei 1963 dan Cawako Rafdi M. Syarif, 1 Mei 1964.

Yang muda yang menang di ranah minang ini,  mengingatkan kita, kepada perjalanan bangsa ini mulai era perjuangan sebelum kemerdekaan hingga mempertahankan kemerdekaan.  Yang muda (pemuda) mengambil peran penting. Sejumlah pemuda Minang menjadi aktor sekaligus  mewarnainya.

Ingat Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928? Salah satu pencetusnya adalah Muhammad Yamin, putra Minang asal Sawahlunto, lahir 24 Agustus 1903 dan berusia 25 tahun. Yamin juga dikenal sebagai penggagas Indonesia.

Dari beberapa referensi, pemuda juga mengaktori proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tanpa pemuda, proklamasi bisa saja bukan 17 Agustus 1945. Pemudalah yang meneguhkan, keragu-raguan Sukarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan. Motor pemuda ketika itu adalah Chairul Saleh dan Sukarni. Chairul Saleh, pemuda Minang kelahiran Sawahlunto, 13 September 1916.

Pemuda Minang lainnya yang dikenal sebagai perintis berdirinya Republik Indonesia adalah Sutan Syahrir. Putra Panjang Panjang kelahiran 5 Maret 1909 ini juga menjadi perdana menteri termuda (usia 36 tahun).

Tokoh pemuda lainnya, Tan Malaka, siapa yang tak kenal?  Putra Suliki, Limapuluh Kota, kelahiran 2 Juni 1897 inilah menjadi orang pertama yang mencetuskan konsep tentang "Negara Indonesia" dalam bukunya berjudul Naar de Republik Indonesia (1925). Jadi masih berusia 28 tahun.

Lantas apa kaitannya antara tokoh pemuda yang berperan dalam 'mendirikan,' negara Indonesia dengan kemenangan para anak muda dalam Pilkada 27 Juni 2018? Dikaitkan bisa, tidak dikaitkan bisa pula. Tergantung dari sisi mana melihatnya.

Tetapi setidaknya, kemenangan yang diraih anak muda dalam Pilkada di Ranah Minang, menggambarkan, masyarakat berharap, sudah saatnya pemuda mengambil estafet kepemimpinan dan menjadi aktor penentu dalam mewarnai perjalanan bangsa ini, termasuk di daerah.

Sejarah juga sudah membuktikan. Tak salah kiranya Presiden Soekarno dalam pidatonya menegaskan, "Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia,". Atau sastrawan Pramoedya Ananta Toer, " Sejarah dunia adalah sejarah orang muda. Apabila angkatan muda mati rasa, maka matilah sejarah sebuah bangsa."

Lantas bagaimana Pilkada 2020? Akankah sejarah Pilkada 2018 terulang, yang muda yang menang di ranah Minang? Atau setidaknya separoh dari 14 daerah yang menggelar Pilkada-lah.

Untuk cagub nama yang mengapung dan berusia relatif dari kandidat lain adalah ada sosok Riza Falepi/Walikota Payakumbuh (50 tahun), meski menyatakan mundur dari kontestan Pilgub lalu Mahyeldi Ansharullah/Walikota Padang (53 tahun).

Sejauh ini memang belum muncul nama yang berusia di bawah 50 tahun seperti Gamawan Fauzi (menang Pilgub 2005 dalam usia 48 tahun) dan Irwan Prayitno (menang Pilgub 2010 dalam usia 47 tahun).

Di Pesisir Selatan, muncul nama anak muda berkelas nasional Faldo Maldini. Tapi jubir Prabowo-Sandi saat Pilpres 2019 ini, butuh perjuangan di sana. Karena petahana Hendrajoni yang juga Ketua DPW Partai NasDem Sumbar masih punya kans pula.

Di Solok Selatan, ada anak muda yang kini menjadi Ketua DPRD setempat, Zigo Rolanda. Namanya sedang harum. Tapi jalan Zigo juga belum aman, karena dari hasil survei sebuah lembaga, baru-baru ini melansir, elektabilitas Khairunnas (Ketua Partai Golkar Sumbar) paling tinggi dan mengalahkan Abdul Rahman (Wabup merangkap Plt. Bupati).

Baik Zigo dan Khairunnas yang kebetulan juga ayah Zigo, tidak ambisius. Mereka lebih mengedepankan, siapa yang lebih disukai rakyat, mana yang lebih memiliki peluang dan punya elektabilitas tinggi serta diamanahkan partai, itulah yang maju.

Di Kabupaten Solok, sosok anak muda yang sarat pengalaman di Senayan sebagai anggota parlemen adalah Nofi Chandra. Nofi tentu saja mendapat perlawanan pula dari petahana Zulfadri Nurdin (Wabup) dan politisi senior segudang pengalaman di Senayan, Epiyardi Asda.

Di Dharmasraya, petahana Sutan Riska Tuanku Kerajaan masih berusia muda dan juga akan mendapat perlawanan dari anak muda pula yang kini manggung di DPRD Sumbar, Yosrizal. Di Sijunjung, anak muda yang disebut-sebut punya kans adalah Benny Dwifa Yuswir, pejabat eselon II di Pemkab setempat yang sekaligus putra Bupati Yuswir Arifin.

Di Padang Pariaman, anak muda yang maju adalah Rahmat Hidayat dan Yohanes Wempi. Di sini, Pilkada bakal seru karena petahana Suhatri Bur (Wabup) tidak menonjol benar. Sejumlah nama lain juga berkibar, mulai dari militer, polisi, pengacara, pengusaha dan politisi. Sambuah lah.

Di Pasaman Barat, sosok anak muda yang bakal tampil mengejutkan adalah Erick Hariyona. Apalagi bendahara Golkar Sumbar sekaligus Ketua Pemuda Pancasila Sumbar ini, rajin temui konstituen. Dia akan mendapat perlawanan dari petahana Yulianto (Bupati). Pun juga sejumlah nama lain.

Di Pasaman, Limapuluh Kota, Agam, Bukittinggi, Tanah Datar dan Kota Solok yang juga gelar Pilkada, rasanya juga ada muncul tokoh muda yang siap berkompetisi. Ya, kita tunggu saja, apakah sejarah kembali terulang, yang Muda yang Menang di Ranah Minang. (***)
Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved