Mahathir Mohammad |
Kuala Lumpur, AnalisaKini.id-Mahathir Mohamad, mantan perdana menteri dua kali Malaysia, dan putranya dikeluarkan dari partai mereka sendiri; Partai Bersatu. Tiga politisi lainnya juga bernasib sama.
Politisi 94 tahun tersebut dan mereka yang disingkirkan dari Partai Bersatu bersumpah melawan pemecatan karena dianggap tidak sah. Mereka diusir dari keanggotaan partai pada Kamis lalu.
"Tindakan sepihak oleh presiden (Partai) Bersatu untuk memecat kami tanpa alasan yang sah adalah karena ketakutannya sendiri dalam menghadapi pemilihan partai serta posisinya yang tidak aman sebagai perdana menteri yang paling tidak stabil dalam sejarah pemerintahan negara ini," bunyi pernyataan bersama Mahathir dan empat politisi lainnya, seperti dikutip dari AP, Sabtu (30/5/2020).
Partai Bersatu telah pecah menjadi dua kubu sejak pertengkaran politik yang hebat menyebabkan Mahathir mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Februari lalu. Puncak perseteruan politik itu ditandai dengan raja Malaysia menunjuk anggota Partai Bersatu; Muhyiddin Yassin, sebagai perdana menteri baru meski Mahathir keberatan.
Putra Mahathir, Mukhriz Mahathir, sejak itu menantang Muhyiddin sebagai presiden partai dalam pemungutan suara yang telah ditunda karena pandemi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Mahathir dan Muhyiddin bersama-sama mendirikan Partai Bersatu pada 2016. Partai tersebut bergabung dengan aliansi yang mengklaim kemenangan yang menakjubkan dalam pemilu Malaysia 2018, yang mengarah pada perubahan pertama pemerintahan sejak kemerdekaan negara itu.
Aliansi yang berkuasa runtuh setelah Muhyiddin menarik keluar Partai Bersatu untuk bekerja dengan pemerintah sebelumnya, yang telah dituduh melakukan korupsi besar-besaran. Mahathir lantas mengundurkan diri sebagai protes.
Mahathir mengatakan dia masih mendapat dukungan mayoritas dari para legislator dan menyerukan mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin.
Dalam pernyataan bersama, Mahathir dan para anggota Partai Bersatu lainnya yang diusir mengatakan mereka dapat mengambil tindakan hukum untuk menentang pemutusan hubungan mereka dan memastikan Partai Bersatu tidak digunakan sebagai kendaraan bagi mereka yang gila kekuasaan.
Surat-surat partai yang dikirim kepada lima politisi itu mengatakan keanggotaan mereka telah berhenti ketika mereka duduk dengan blok oposisi di parlemen. Tetapi surat itu ditandatangani oleh pejabat rendah yang kelompok Mahathir dan yang lainnya mengatakan tidak memiliki kekuatan untuk memecat mereka.
Muhyiddin sebelumnya tidak berhasil mencoba berdamai dengan Mahathir. Pemerintah saat ini dikendalikan Partai Bersatu kubu Muhyiddin yang bersekutu dengan partainya mantan Perdana Menteri Najib Razak. Najib sendiri sedang diadili atas tuduhan terlibat skandal keuangan yang sangat besar. (sumber sindonews.com)
Bagikan