Akun palsu |
Padang, AnalisaKini.id- Suhu politik di Sumatera Barat makin menghangat jelang Pilgub. Ini lantaran beberapa hari ini, dihebohkan dengan pemeriksaan Sekda Agam Martias Wanto dan Bupati Agam Indra Catri, terkait ujaran kebencian melalui akun palsu.
Publik bertanya-tanya apa keterlibatan Kabag Umum Sekda dan Bupati Agam dengan akun palsu yang selama ini, sudah banyak menyebar fitnah dan ujaran kebencian.
Akun palsu tersebut, sudah memakan banyak korban melalui fitnah dan ujaran kebenciannya. Publik menduga kasus tersebut terkait kuat dengan makin dekatnya Pilkada Sumbar. Salah satunya, adalah anggota DPR dapil Sumbar II, Mulyadi.
Saat ditanyakan soal ini, apakah terkait dengan pencalonannya sebagai Gubernur? Mulyadi menjawab, bisa saja hal ini ada kaitannya dengan Pilgub Sumbar.
Namun, menurutnya, jika terkait kontestasi demokrasi, hal ini justru akan mencederai pelaku. “Mungkin saja, padahal sudah terbukti pemilu-pemilu sebelumnya melakukan fitnah dan ujaran kebencian tidak efektif. Kalau ketahuan oleh masyarakat, pembuat fitnah tersebut dihukum secara sosial oleh masyarakat,” ungkapnya.
Masyarakat Sumbar, dikatakan Mulyadi, tidak akan terpengaruh dengan kampanye hitam. Sebab, masyarakat Minang merupakan pemilih cerdas. Jadi tidak mudah dibohongi dengan hoax, informasi yang menyesatkan.
"Orang yang memfitnah dengan tujuan untuk mendowngrade orang lain biasanya tidak punya percaya diri untuk berkompetisi. Harusnya calon peserta Pilkada menyosialisasikan kerja nyata ketika diberi amanah menjabat,” kata dia.
Mulyadi mengajak semua pihak untuk menjadikan kontestasi politik ini sebagai edukasi kepada masyarakat. Pilkada adalah momentum untuk memberikan edukasi dan pencerdasan kepada masyarakat, bukannya memberikan contoh yang tidak baik.
Terkait pembuatan akun palsu yang diduga dibuat oleh Kabag Umum Pemkab Agam, mengejutkan masyarakat dan tokoh-tokoh di Agam. Sebab, secara kepentingan, ASN tidak punya kepentingan dengan Pilkada. Hal ini semakin mensinyalir ada aktor yang menggerakkan tindakan tersebut.
Ketika Mulyadi ditanya terkait kasus yang mengorbankan dirinya apakah Indra Catri dalang di balik itu? Mulyadi menyerahkan kasus tersebut kepada Polda Sumbar untuk mengungkap, karena hal ini berkaitan dengan materi pemeriksaan.
Dia menyayangkan terjadinya tindakan yang meresahkan masyarakat ini. Seharusnya di masa darurat Covid-19 ini, semua pihak bahu-membahu saling menolong bukan malah melakukan kampanye hitam dengan ujaran kebencian.
“Kita perlu bahu-membahu membantu masyarakat, bukan hanya mengandalkan APBN, APBD serta BUMN, tapi kita harus ikhlas mengeluarkan sebagian yang kita miliki untuk mengatasi permasalahan Covid-19 ini. Sebab, yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat kecil," terang wakil rakyat asal Agam ini. (***)
Bagikan