Sejumlah negara asing mulai mengevakuasi warganya dari Wuhan, China. (ist). |
Berlin, AnalisaKini.id-Sejumlah negara asing mengambil langkah mengevakuasi warganya dari Wuhan, China. Hal itu menyusul jumlah korban virus yang terus bertambah. Sementara untuk mengevakuasi WNI, Wapres menyebut terkendala oleh daerah yang diisolir.
Jepang melaporkan, sejauh ini sudah mengevakuasi 206 warganya dari Wuhan dengan pesawat charter. "Mereka semua langsung dibawa ke sebuah rumah sakit khusus untuk penyakit infeksi di Tokyo.
Lima orang yang dievakuasi kini dirawat di rumah sakit karena menunjukkan gejala demam," kata PM Jepang Shinzo Abe kepada anggota parlemen hari Rabu (29/1).
Selain Jepang, AS juga sudah mengirim pesawat menjemput staf diplomatik dan keluarganya yang bekerja di konsulat AS di Wuhan.
Kedutaan Besar AS di Beijing melaporkan, pesawat itu membawa 240 penumpang dan sudah mendarat di Alaska untuk mengisi bahan bakar, sebelum melanjutkan perjalanan ke California.
Korea Selatan diberitakan akan menyewa dua pesawat komersial untuk menjemput warganya yang ada di Wuhan.
Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan lebih 400 warganya di Cina sudah mendaftarkan diri untuk dievakuasi. Kebanyakan memiliki kewarganegaraan ganda. Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, pihaknya masih bernegosiasi dengan otoritas Cina untuk rencana evakuasi. Australia saat ini bekerjasama dengan AS, Inggris dan Selandia Baru untuk melakukan operasi evakuasi gabungan.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, pemerintahnya akan mengirimkan pesawat untuk mengevakuasi 78 warganya yang ada di Wuhan. Filipina melaporkan ada sekitar 150 warganya berada di Wuhan dan 150 lainnya di bagian lain di provinsi Hubei.
PM Thailand Prayut Chan-O-Cha mengatakan, pihaknya masih menunggu konfirmasi dari otoritas China untuk memulangkan 64 warga Thailand dari Wuhan. Mereka adalah 49 pelajar dan 15 pekerja atau turis.
Pemerintah Sri Lanka menyebutkan ada sekitar 860 mahasiswanya yang berada di China. Colombo masih menunggu konfirmasi dari otoritas China untuk melakukan evakuasi 32 mahasiswa dan keluarganya dari Wuhan.
Prancis juga mengumumkan akan mengirim pesawat ke Wuhan Kamis ini atau Jumat besok, yang akan kembali ke Prancis Jumat atau Sabtu.
Selain itu masih direncanakan penerbangan evakuasi tambahan, Sekitar 500 sampai 1.000 warga Prancis diperkirakan berada di uhan saat ini.
Uni Eropa menegaskan akan memberi dukungan finansial untuk rencana evakuasi warga Prancis dan warga Uni Eropa lain darti Wuhan. Namun Komisi Eropa menegaskan "hanya mereka yang benar-benar sehat dan tidak menunjukkan gejala flu" yang akan diijinkan masuk pesawat.
Pemerintah Jerman sementara ini belum mengumumkan secara resmi rencana evakuasi warganya dari Wuhan. Namun media lokal melaporkan, sebuah pesawat pengangkut milik militer Jerman akan diberangkatkan Rabu sore waktu setempat menuju Wuhan, untuk menjemput sekitar 90 warga Jerman yang berada di sana.
Kasus infeksi Corona virus di Jerman menurut otoritas kesehatan negara bagian Bayern, bertambah menjadi empat orang. Tiga orang lain dilaporkan terinfeksi, setelah satu warga Jerman pertama kali terdeteksi Corona virus pada hari Senin (27/1). Ketiga orang yang terinfeksi adalah rekan kerja pasien yang pertama tertular oleh seorang teknisi asal Cina yang melakukan pelatihan di Jerman. Keempat orang itu bekerja di perusahaan asesoris mobil yang sama di Jerman Selatan.
Terkendala status daerah
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China, terkendala status daerah tersebut yang masih diisolasi. Ma'ruf menyebut pemerintah Jepang dan Amerika juga belum dapat mengevakuasi warganya.
"Sebenarnya kita pemerintah sudah artinya sudah menyiapkan untuk melakukan evakuasi itu ya, kita sudah. Tetapi sekarang Wuhan ini, sekarang ini menjadi daerah yang diisolir, sehingga tidak boleh ada orang masuk dan tidak boleh ada yang keluar," kata Ma'ruf di kantornya, Jalan Veteran III, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (29/1).
Ma'ruf menuturkan semua negara yang hendak mengevakuasi warganya masih menanti sikap pemerintah China. Bahkan Jepang yang sudah mengirim pesawat untuk evakuasi masih menunggu.
"Akibatnya semuanya masih menunggu sikap pemerintah Tiongkok, bahkan yang dari Jepang, yang sudah kirim pesawat pun belum bisa dievakuasi. Kedutaan Besar Amerika yang sudah ditutup juga, mereka kabarnya belum bisa pulang, masih di Wuhan," sambungnya dikutip detikcom.
Meski demikian, Ma'ruf menerangkan pemerintah Indonesia tetap mempehatikan warganya di Wuhan, khususnya para mahasiswa. Dia menuturkan upaya diplomasi untuk evakuasi WNI masih terus dilakukan oleh kedua negara.
Sebelumnya diberitakan, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menyiapkan tiga pesawat untuk mengevakuasi WNI yang berada di Wuhan, China. TNI AU menyatakan siap 24 jam dan hanya tinggal menunggu instruksi Menko Polhukam Mahfud Md.
"Kalau TNI AU kita siap siaga, kita 24 jam siap diberangkatkan. Cuma pemberangkatannya itu menunggu instruksi dari Kemenko Polhukan karena yang mengkoordinir kegiatan ini Menko Polhukam," kata Kadispenau Marsma Fajar Adriyanto saat dihubungi kemarin.(***)