Feri Mulyani Hamid. |
Padang, AnalisaKini.id-Penderita HIV dan AIDS di Padang kebanyakan adalah dari Lelaki Suka Lelaki (LSL/Homo). Sedangkan di urutan kedua adalah pria berisiko tinggi (resti) tertular human immunodeficiency virus.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan Kota (DKK) Padang, dr Feri Mulyani saat diseminasi informasi di Balaikota Aia Pacah, Rabu (22/1/2020). Disebutkannya, berdasarkan data yang ada di Padang, pada 2012 ada 51 kasus penderita HIV/AIDS, tahun 2013 dengan 164 kasus. Tahun 2014 dengan 225 kasus dan tahun 2015 227 kasus, tahun 2016 dengan 300 kasus, tahun 2017 dengan 370. Di tahun 2018 adalah 447 kasus. Lalu di 2019 ada 287 kasus.
Menyikapi hal itu, Dinas Kesehatan terus berusaha untuk melakukan berbagai upaya untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan HiV/AIDS.
"Di antaranya dengan membangun jejaring dan meningkatkan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, dengan program TOP melalui Layanan komprehensif berkesinambungan," ujarnya.
Feri Mulyani mengatakan, para orang tua harus bisa mengontrol perubahan perilaku pada anak-anaknya. Hal itu mengingat peranan keluarga, cukup efektif untuk melakukan pencegahan dini HIV/AIDS.
Dikatakannya, selama ini Pemko sudah menyediakan 2 rumah sakit rujukan pengobatan HIV seperti RSUP Dr. M.Djamil dan Rumah Sakit Yos Sudarso. Sedangkan puskesmas yang menjadi rujukan seperti Puskesmas Seberang Padang dan Puskesmas Bungus.
Dijelaskan penularan HIV tersebut melalui hubungan seksual tak aman, tusukan jarum, percikan cairan tubuh pada mukosa dan transfusi darah. Pada tahun ini ditambah 2 rumah sakit rujukan lagi seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Rasyidin dan Semen Padang Hospital (SPH).
Lalu, puskesmas rujukan ditambah 3 lagi seperti Puskesmas Andalas, Puskesmas Lubuk Buaya, Puskesmas Pauh. Pada 2019 penderita HIV/AIDS di Padang tak ada yang meninggal dunia. Ditambahkan Feri Mulyani, Padang menargetkan bebas dari HIV/AIDS pada 2030 mendatang. (***)