Twitter/@khamenei_ir
Foto pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, bertemu dengan sejumlah pimpinan dan fakultas Universitas Shahid Motahari di Teheran pada 3 Juli 2024. Foto ini diambil dari akun X Khamenei pada Kamis (13/3/2025).
Padang, Analisakini.id-Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menghadapi ancaman besar dari pihak Israel.
Pertama, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan, tidak mengesampingkan kemungkinan untuk menghabisi nyawa Ayatollah Ali Khamenei.
Hal ini disampaikan Netanyahu ketika ditanya dalam wawancara dengan ABC News, dikutip via Hindustan Times.
Menurutnya, jika Ali Khamenei tewas, hal itu justru dapat mengakhiri konflik Iran vs Israel.
"Itu tidak akan meningkatkan konflik, itu akan mengakhiri konflik," katanya.
Selain itu, Netanyahu bersikeras bahwa operasi militer Israel melawan Iran "mengubah wajah Timur Tengah", karena kedua negara saling serang hingga kini memasuki hari kelima.
Pernyataan Netanyahu ini muncul beberapa jam setelah serangan dramatis terhadap gedung TV pemerintah Iran, yang memaksa seorang presenter melarikan diri di tengah siaran dan memicu ancaman pembalasan terhadap saluran berita Israel.
Kedua, ancaman terkini terhadap Ali Khamenei datang dari Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz.
Dalam sebuah pernyataan, Israel Katz memperingatkan bahwa Khamenei bisa saja mengalami nasib seperti Mantan Presiden Irak, Saddam Hussein.
Hal ini disampaikan Israel Katz pada Selasa (17/6/2025).
"Ingat apa yang terjadi pada diktator di negara tetangga Iran yang mengambil jalan ini terhadap Israel," kata Israel Katz, dikutip dari Reuters via Hindustan Times.
Sebagai informasi, Saddam Hussein dijatuhi hukuman karena kejahatan terhadap kemanusiaan —termasuk pembunuhan yang disengaja, pemenjaraan ilegal, deportasi, dan penyiksaan.
Ia menjalani hukuman mati dengan cara digantung.
Saudara tiri Saddam Hussein yang merupakan perwira intelijen dan mantan kepala hakim Irak juga dijatuhi hukuman mati.
Menurutnya, jika pun dirinya terbunuh, perlawanan Iran tidak akan berhenti, dilansir Tribunnews.com.
Kematiannya akan digantikan dengan ulama-ulama Iran lainnya.
"Tubuhku tidak berharga, hidupku tidak berarti. Bahkan jika mereka membunuhku, jangan anggap itu sebagai kerugian kita (Iran) selama, kita tetap teguh pada prinsip-prinsip Imam Hussain," ujar Ali Khamenei.
"Kami akan memenangkan perang ini selama kami tidak tunduk pada para diktator, pada kekuasaan dan keserakahan, selama kami menjunjung tinggi cita-cita Imam Hussain," tegasnya.
Sebagai informasi, Imam Hussain yang dimaksud Ayatollah Ali Khamenei dalam pernyataannya itu adalah cucu Nabi Muhammad SAW dan putra Imam Ali bin Abi Thalib.
Imam Hussain merupakan tokoh penting dalam sejarah Islam, terutama bagi kaum muslim Syiah.
Ia juga dikenal dengan keberaniannya dan komitmennya terhadap kebenaran.
Imam Hussain berani menentang pemerintahan Yazid bin Muawiyah, yang dianggap tidak adil dan korup.
( sumber : Tribunnews.com)