![]() |
Rektor Unand, Efa Yonnedi saat menyerahkan ijazah kepada salah satu wisudawati dalam prosesi Wisuda II Unand 2025, Sabtu (3/3) di auditorium kampus tersebut. |
Padang, Analisakini.id-Universitas Andalas (Unand) mewisuda sebanyak 1.148 lulusan dari berbagai jenjang pendidikan, Sabtu (3/5) di auditorium kampus tersebut.
Dalam pidatonya, Rektor Unand, Efa Yonnedi mengucapkan selamat kepada para lulusan.
"Ini bukti nyata bahwa kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah mampu mengantarkan seseorang pada pencapaian yang membanggakan," kata rektor.
Pada wisuda tahun ini, rektor juga menyerahkan ijazah dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kebijakan ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menjadi simbol kepercayaan, legitimasi akademik, dan komitmen universitas dalam mendukung kiprah global para alumninya.
Pada kesempatan itu Efa juga menyampaikan soal “Diktisaintek Berdampak”, program strategis dan transformatif yang dirancang untuk menjawab tantangan pembangunan nasional, yang mana perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan output akademik, tetapi juga outcome yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Unand akan terus bergerak maju untuk menjadi Kampus Berdampak. Program ini bukan sekadar slogan, melainkan gerakan nyata untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan masyarakat dan dunia industri," ujarnya.
Rektor pun mendorong agar para lulusan dapat menjadi bagian dari misi besar tersebut, yakni membawa ilmu ke tengah masyarakat, menjadi solusi atas persoalan nyata, dan menjadikan pendidikan tinggi sebagai kekuatan perubahan sosial.
Rektor juga mengingatkan bahwa dengan tantangan ke depan, dari tantangan disrupsi teknologi, transformasi digital, dan ketidakpastian global yang memengaruhi hampir semua sektor kehidupan, maka harus direspon dengan kesiapan dan daya saing yang tinggi.
"Oleh karena itu, para lulusan tidak cukup hanya mengandalkan ijazah. Di tengah arus perubahan yang cepat ini, kecerdasan intelektual saja tidak cukup. Diperlukan daya lenting, kolaborasi lintas disiplin, semangat belajar sepanjang hayat, integritas moral yang teguh, serta keberanian untuk berinovasi dan beradaptasi," ulasnya.
Efa juga mengingatkan para lulusan untuk menjadi pribadi yang kritis namun tetap menjunjung tinggi etika dan sopan
santun. Responsif terhadap permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan sangat penting, tetapi hendaknya disampaikan melalui narasi yang positif, argumentatif, dan berbasis data.
"Budaya akademik menuntut kita untuk berpikir jernih, menghargai perbedaan, dan menyampaikan ide secara elegan. Literasi dan wacana adalah fondasi utama demokrasi dan kemajuan," kata rektor. (wy)