Padang, Analisakini.id– Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand), Prof. Dr. H. Asrinaldi mengapresiasi terhadap langkah H. Arisal Aziz yang kini aktif di dunia politik, khususnya dalam pencalonannya sebagai Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sumbar.
Menurut Asrinaldi, perjalanan Arisal Aziz dari dunia bisnis ke ranah politik merupakan contoh nyata perjuangan dan ketekunan dalam mengejar tujuan.
"Saya mengapresiasi perjuangannya masuk ke partai politik dari seorang pebisnis. Latar belakang kehidupannya menunjukkan semangat juang yang luar biasa, menggambarkan bagaimana fokus pada tujuan bisa membawa seseorang ke titik yang strategis dalam dunia politik," ujar Asrinaldi, Rabu (15/5/2025).
Jika Arisal Aziz terpilih menjadi salah satu pimpinan di PAN, khususnya di Sumatera Barat, maka diyakini akan membawa warna baru bagi partai tersebut.
"Arisal Aziz adalah sosok fenomenal. Keberadaannya akan memberi nuansa tersendiri dalam PAN, apalagi kita tahu bagaimana dinamisnya politik di Sumatera Barat," tambahnya.
Lebih lanjut, Prof. Asrinaldi menyinggung kedekatan historis Muhammadiyah dengan PAN. Namun menurutnya, PAN tidak boleh hanya mengandalkan dukungan dari kalangan Muhammadiyah semata.
"Hubungan historis dengan Muhammadiyah memang penting, namun PAN juga harus terbuka terhadap berbagai elemen masyarakat lain yang memiliki ideologi, nilai, dan manifesto perjuangan yang sejalan. H. Arisal Aziz bisa menjadi jembatan untuk itu," katanya.
Sebagai anggota DPR RI, H. Arisal Aziz dinilai telah menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan di Sumatera Barat.
"Ia adalah aset nasional yang berasal dari Sumbar. Keberadaannya harus ditopang dengan akar politik yang kuat agar mampu memperjuangkan aspirasi rakyat secara maksimal," imbuhnya.
Prof. Asrinaldi juga menyoroti pentingnya literasi politik bagi setiap kader partai, termasuk bagi calon pimpinan partai seperti H. Arisal Aziz. Menurutnya, dunia politik membutuhkan pemahaman yang dalam terhadap konsep dan ilmu pengetahuan politik.
"Literasi politik itu bisa dipelajari. Sayangnya, banyak partai politik belum menyiapkan kader yang benar-benar mumpuni. Padahal, ketika berada di parlemen, mereka harus memperjuangkan gagasan dan memperdebatkannya dengan dasar ilmiah yang kuat. Ini berlaku untuk semua kader, tidak hanya calon ketua partai," jelasnya.
Ia berharap, ke depan, kader-kader partai termasuk di PAN semakin serius mempersiapkan diri dalam hal konseptualisasi dan tindakan politik.
"Politik bukan hanya soal kekuasaan, tapi juga soal pengetahuan dan keterampilan memperjuangkan gagasan," tutupnya. (r)