arrow_upward

MENGENAL SAHABAT RASULULLAH SAW (7), Abdurrahman bin Auf, Kaya Raya dan Rajin Sedekah

Jumat, 07 Maret 2025 : 10.22


Padang, Analisakini.id-Abdurrahman bin Auf adalah sosok sahabat Rasulullah SAW yang dikenal tampan dan meyakinkan. Dia memiliki karakter keislaman yang kuat dan kokoh.

Abdurrahman bin Auf termasuk ke dalam Assabiqunal Awwalun yang merupakan golongan orang-orang peama yang masuk Islam. Keislaman Abdurrahman bin Auf dinyatakan 2 hari setelah Abu Bakar memeluk Islam.

Menurut buku Kisah 10 Pahlawan Surga susunan Abu Zaein, Abdurrahman bin Auf terkenal sebagai pedagang yang sukses. Ia juga dikenal dengan kekayaannya karena selalu menyumbangkan harta demi menegakkan agama Allah SWT.

Dijelaskan dalam Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI oleh H Aminudin dan Harjan Syuhada, Abdurrahman bin Auf lahir di Makkah 10 tahun setelah tahun Gajah dan lebih muda dari Rasulullah SAW. Ayahnya adalah Auf bin Abdu Auf bin Abdu bin Al-Harits Az-Zuhri yang merupakan tokoh terkemuka Bani Zuhrah, sementara ibunya bernama Asy-Syifa binti Auf Az-Zuhriyah.

Nama asli Abdurrahman bin Auf adalah Abdu Amru sebelum memeluk Islam. Dahulu, kaum Quraisy terbiasa memberi nama anak-anak mereka dengan selain Allah SWT. Contohnya seperti Abdul Ka'bah (hamba Kakbah), Abdul Uzza, Abdu Manat, dan lain sebagainya.

Dalam kalangan masyarakat, Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang sangat dermawan. Seluruh usahanya ditujukan untuk mencari ridha kepada Allah SWT semata.

Ketika berdagang, Abdurrahman bin Auf menjauhkan diri dari barang-barang yang haram hingga subhat. Keuntungan hasil usahanya tidak untuk dinikmati sendiri, melainkan ditunaikan hak Allah SWT, sanak keluarga, dan untuk perjuangan di jalan Allah SWT.

Saking rajin dan gemar bersedekah, harta Abdurrahman bin Auf terbilang 'subur', sampai-sampai ada penduduk Madinah yang berkata bahwa seluruh masyarakat di sana berserikat dengannya. Dari hartanya 1/3 dipinjamkan kepada mereka, 1/3 membayari utang-utang mereka, 1/3 lainnya dibagi-bagikan kepada mereka.

Setelah Rasulullah SAW wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan para istri Nabi SAW. Karenanya, ia memenuhi segala kebutuhan mereka dan mengadakan pengawalan bagi Ummahatul Mukminin tersebut bila berpergian.

Bahkan, suatu ketika Abdurrahman bin Auf membeli sebidang tanah dan membagi-bagikannya kepada Bani Zuhrah serta Ummahatul Mukminin. Ketika jatah Aisyah RA diberitahu, beliau bertanya,

"Siapa yang menghadiahkan tanah itu buatku?"

"Abdurrahman bin Auf," jawab si petugas.

Aisyah lalu berkata, "Rasulullah pernah bersabda, 'Tidak ada orang yang kasihan kepada kalian sepeninggalku kecuali orang-orang bersabar,"

Semakin banyak keuntungan yang diperoleh Abdurrahman bin Auf, semakin besar pula kedermawanannya dalam menyumbangkan harta di jalan Allah. Hal ini ia lakukan secara sembunyi maupun terang-terangan.

Selalu bersedekah dan memberikan hartanya, Abdurrahman bin 'Auf tidak juga jatuh miskin, justru kehidupannya terus meningkat. Keberhasilannya dalam bisnis membuatnya dijuluki sebagai tangan emas, karena apapun yang dikerjakan selalu sukses dan membuahkan hasil yang besar.

Di saat Abdurrahman bin Auf merelakan semua hartanya agar jatuh miskin, saat itu pula Allah memberikan limpahan harta berkali-kali lipat untuknya.

Abdurrahman bin Auf meninggal di usia 72 tahun dan masuk dalam deretan 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga. Mengutip dari karya Bahrudin yang berjudul Cara Meng-Upgrade Diri Dengan Metode EnSQ Entrepreneur Spritual Question disebutkan nilai kekayaannya saat Abdurrahman wafat sekitar Rp 6 triliun.

Bahkan, dia pernah memberikan 200 uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan kurang lebih 31 gram) untuk memenuhi kebutuhan logistik selama perang Tabuk. Saat ada seruan untuk berinfak dari Rasulullah SAW, ia tak pernah berpikir panjang dan ragu-ragu.

Begitu pula saat perang Badar yang jumlahnya mencapai 100 orang, dia memberikan santunan 400 dinar kepada masing-masing veteran. Abdurrahman bin Auf juga menyumbangkan 40 ribu dinar, 500 ekor kuda, dan 1.500 unta untuk para pejuang.

Tidak hanya itu, dia juga pernah bersedekah dengan membeli kurma yang hampir busuk dari para sahabat di Madinah. Semua pedagang pun sontak gembira karena kurma mereka bisa dijual.(sumber : detik.com)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved