Tangis Lisa, ibunda Cinta Novita Sari Mista (15), tak terbendung.
Cinta, ditemukan tewas, terbungkus dalam karung.
PADANG,
ANALISAKINI.ID--Di tengah kesunyian Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Padang, seorang
ibu bernama Lisa Delka, dengan wajah muram, merenung dalam. Tangis tak mampu ia
tahan. Air mata meluncur bebas di pipinya.
Dialah Lisa, ibunda Cinta Novita Sari Mista (15), yang putri sulungnya baru
saja menemui ajal dengan cara yang begitu tragis. Kini, dia hanya bisa berdoa
dalam kesedihan yang mendalam, menanti kepastian dari pihak kepolisian.
Cinta ditemukan tewas, terbungkus dalam karung putih yang tak
memberi kesempatan bagi siapa pun untuk menebak kisah hidup terakhirnya.
Tubuhnya ditemukan di pinggir jalan perkampungan. Tersembunyi dari pandangan,
namun tak mampu menyembunyikan kekejaman yang telah menimpanya. Bekas cakaran
di tubuh dan cekikan di lehernya menjadi saksi bisu bahwa dirinya telah
meninggal dalam derita yang tidak wajar.
"Saya tidak ikhlas. Saya tidak terima anak saya diginiin,
dari ujung rambut hingga kaki saya tidak rela anak saya diginiin," ujar
Lisa, dengan suara serak, penuh kepedihan.
Air matanya tak kunjung berhenti mengalir, seperti aliran sungai
yang tak bisa dibendung. Ia mengungkapkan betapa sulitnya menerima kenyataan
pahit yang menghantam keluarga mereka.
Kehidupan Cinta yang penuh harapan, yang tak pernah merepotkan
siapa pun, harus berakhir dalam cara yang tak bisa diterima akal sehat. Selama
ini, Cinta dikenal sebagai anak yang baik dan tidak pernah menyusahkan orang
lain.
Lisa, yang telah mengerahkan segala usaha untuk anaknya, kini
hanya bisa berharap agar pelaku dari tragedi ini segera tertangkap dan mendapat
hukuman setimpal.
"Saya tidak ikhlas," kata Lisa lagi, dengan lirih.
Di balik tragedi yang menggores luka mendalam, ada sebuah kisah
yang tak banyak diketahui. Cinta, yang masih duduk di bangku kelas 9 MTsN 2
Sumanik, Kabupaten Tanah Datar, ternyata pernah merasakan ancaman terhadap
hidupnya.
Sebelum ditemukan tewas, Cinta sempat menghabiskan waktu di rumah
neneknya yang tidak jauh dari rumah Lisa. Saat itu, Cinta meminta uang untuk
membeli paket internet, sebuah kebiasaan kecil yang menunjukkan keceriaan anak
remaja pada umumnya. Namun, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah kali terakhir
mereka berbicara.
Cinta pergi tanpa jejak. Ketika pagi tiba, Lisa merasa ada yang
aneh, karena putrinya yang biasa ada di kamar, kini menghilang begitu saja.
Hingga akhirnya, kabar buruk itu datang, melalui teman-teman anaknya yang
memberitahu bahwa ada penemuan jenazah seorang gadis yang mengarah pada
ciri-ciri Cinta. Tato di lengan kiri yang bertuliskan nama "Cinta"
menjadi petunjuk utama.
Selama beberapa waktu terakhir, Cinta juga sempat bercerita kepada
adiknya bahwa ia merasa diancam seseorang. Ancaman yang datang melalui
pesan-pesan media sosial, yang sempat dihapus oleh pelaku, menyebutkan
kata-kata mengerikan seperti, "Awas kau, saya bunuh!"
Siapa sosok yang mengancam hidup Cinta, hingga akhirnya membawa
dirinya pada akhir tragis ini? Pertanyaan itu masih menggelayut, tak ada
jawaban pasti yang terungkap hingga kini.
Kepolisian setempat, khususnya Polres Tanah Datar, terus mengusut
kasus ini dengan harapan bisa menemukan pelaku dan mengungkap misteri di balik
pembunuhan yang kejam ini. Hingga saat ini, siapa yang bertanggung jawab atas
hilangnya nyawa seorang anak yang penuh cita-cita, masih menjadi teka-teki yang
belum terpecahkan.
Tragedi ini bukan hanya tentang kehilangan seorang anak, tetapi
juga tentang kebisuan masyarakat yang mungkin telah mengabaikan ancaman yang
nyata. Cinta mungkin hanya menjadi korban dari ketidakpedulian, namun kisahnya
akan terus hidup dalam ingatan mereka yang mencintainya.
Setelah diatopsi, jenazah Cinta dibawa pulang ke rumah dengan
penuh duka untuk disemayamkan. "Hari ini kita akan kebumikan jasadnya di
rumah di Tanah Datar. Cinta anak pertama dari tiga bersaudara. Saya berharap pelaku bisa
ditangkap secepatnya dan dihukum seberat-beratnya, saya tidak ikhlas. Selama
ini anak saya tidak pernah menyusahkan orang lain, saya tidak terima anak saya
diginiin," harapnya.
Polisi Buru
Pelaku
Polisi terus melakukan penyelidikan kasus mayat dalam karung di
Kabupaten Tanah Datar tersebut. Kepolisian telah memastikan bahwa Cinta
merupakan korban pembunuhan. Terdapat luka goresan dan bekas cekikan di leher
Cinta.
Kapolres Tanah Datar AKBP Simon Yana Putra mengatakan, dari
penyelidikan sementara, beberapa petunjuk arah pelaku mulai ada titik terang.
"Arahnya memang pembunuhan. Sejauh ini pelaku masih dalam lidik. Untuk
petunjuk-petunjuk ada beberapa, cuman harus dibuktikan diperkuat dengan
saksi-saksi," kata Simon, Kamis (20/2/2025).
Simon masih enggan membeberkan arah pelaku yang dimaksudnya. Ia
meminta semua pihak untuk bersabar, kepolisian fokus mengungkap kasus ini.
"Kita fokus mengungkap kasus ini. Kami di-backup tim Resmob Ditreskrimum
Polda Sumbar, termasuk tim siber," katanya.
Selama penyelidikan, Simon tak menampik tim gabungan mengalami
kendala. Terutama, minimnya saksi-saksi dalam kasus tersebut. "Kesulitan
pasti ada. Karena minim saksi-saksi, TKP kejadian tidak ada CCTV. Sepi,"
ucapnya.
Jasad Cinta dalam karung berwarna putih ditemukan pada Rabu (19/2/2025)
pagi, dibuang di rerumputan di pinggir jalan perkampungan Sungai Tarab, Tanah
Datar. Penemuan ini membuat heboh masyarakat setempat. (deri)