Ketua DPRD Sumbar Muhidi bersama Plt Sekretaris
DPRD Maifrizon, saat bersama unsur pimpinan RSUD Muhammad Yamin dalam kunjungan
ke RS yang terletak di Kota Pariaman tersebut, Kamis (9/1/2025).
PARIAMAN, ANALISAKINI.ID--Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Muhidi menekankan
sejumlah hal-hal strategis saat kunjungan kerjanya ke Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Muhammad Yamin, Kamis (9/1/2025) di Pariaman. Salah satu penekanan
tersebut adalah, pentingnya membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk
mencapai target kinerja RSUD tersebut, terutama pada sektor pelayanan hingga
pendapatan.
"Ya, untuk mencapai terget
pembangunan sarana prasarana, kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM) hingga
pencapaian pendapatan, penting untuk membangun koordinasi skala daerah hingga
pusat. Seluruh potensi harus dioptimalkan. Termasuk dengan menggandeng tokoh-tokoh
Sumbar yang berasal dari Pariaman," katanya.
Muhidi mengatakan, pada tahun 2025
pola perencanaan pembangunan daerah berbeda dari tahun sebelumnya. Dulu
komposisi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) disusun untuk menyukseskan
visi dan misi kepala daerah, sementara pada tahun 2025 perencanaan
kinerja dan kegiatan mesti sejalan dengan nawacita presiden.
"Jadi, perlu membuka komunikasi
untuk membangun komunikasi hingga ke tingkat pusat melalui jalur-jalur yang
ada. Keungaan daerah cukup terbatas akibat adanya pengurangan pendapatan pada
komposisi APBD," katanya.
Dia menyebut penyelenggara pemerintah
provinsi, terus memetakan dan meningkatkan PAD untuk optimalisasi pembangunan
daerah. Keungaan daerah sekarang terbatas, maka perlu membangun jaringan
hingga pemerintah pusat.
"Tidak hanya meningkatkan PAD,
penyelenggara pemerintah provinsi juga akan melakukan penataan aset. Terpenting
perlu juga menata potensi yang ada untuk masa depan kita," katanya.
Kunjungan kerja Muhidi ke RSUD Muhammad
Yamin didampingi oleh Plt Sekretaris DPRD Sumbar Maifrizon dan disambut
langsung oleh Direktur RSUD Muhammad Yamin Dr. Mutiara Islam.
Mutiara mengatakan, rata-rata pendapatan
RSUD Muhammad Yamin Rp 7 miliar per bulan, namun ada persoalan terkait klaim
BPJS Kesehatan sehingga mengurangi pendapatan menjadi Rp 3 miliar.
Untuk target pendapatan tahun 2025
RSUD Muhammad Yamin sebesar Rp 74 miliar, sehingga perlu dilakukan beberapa
upaya, diantaranya penambahan dokter spesialis untuk Urologi, Rehabilitasi
Medik hingga Radiologi.
"Tidak hanya itu, layanan
kemoterapi juga perlu ditambah hingga penambahan aset ATM hingga
penyediaan outlet UMKM perlu dilaksanakan," katanya.
Dia menyebut pada tahun 2024 kegiatan
pembangunan bangsal untuk penyakit dalam, tidak terlaksana karena kajian teknisnya
belum memenuhi syarat. Sejumlah kegiatan fisik juga tidak terlaksana karena
tidak ada kepastian penerimaan dan pendapatan.
"Salah satu faktor turunnya
pendapatan adalah, sistem klaim BPJS yang merugikan RSUD Muhammad Yamin,"
ujar Mutiara. (n-r-t)