![]() |
Irvan Khairul Ananda dan Zul Evi Astar. (ist) |
Padang, Analisakini.id-Meski kental beraroma Piaman dan orang-orang terdekat atau kepercayaan, tidak semuanya selamat. Bahkan ada yang dinonjobkan Gubernur Zainal Bakar.
Memang jelang Pilkada langsung edisi perdana 2005 sesuai amanat UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sejumlah tokoh di daerah ini berancang-ancang maju Pilkada Sumbar 2005 (sebelumnya disebut Pemilukada). Tak terkecuali Zainal Bakar sebagai petahana.
Ternyata dalam perjalanan, sejumlah pejabat eselon II Pempov Sumbar ikut pula "memihak" kepada kandidat lain atau dianggap memihak. Padahal sudah jelas-jelas induk semang mereka adalah Zainal Bakar.
Siapa yang dinonjobkan?
Pada pelantikan pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Sumbar pada 23 Februari 2005, Gubernur Zainal Bakar tidak hanya melantik pejabat baru, rotas tapi juga menonjobkan pejabat yang sebelumnya dilantik Zainal Bakar. Ada dua pejabat yang dinonjobkan saat pelantikan 24 pejabat eselon II tersebut.
Yang pertama adalah Irvan Khairul Ananda (IKA), yang dinonjobkan Zainal Bakar dari posisi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Ajo Piaman ini digantikan oleh Ajo Piaman lainnya, Chairul Darwis yang dirotasi dari jabatan sebelumnya sebagai Kepala Badan Kearsipan.
Sedangkan pengganti Chairul Darwis di Badan Kearsipan adalah Eka Nuzla (Ajo Piaman juga) yang sempat 'parkir' setahun. Sebelum 'parkir' Eka adalah Kabiro Aparatur (2001-2003) dan Kabiro Pembangunan Daerah (2003-2004).
Kenapa IKA yang tadinya selain sekampung dengan Zainal Bakar, juga termasuk orang dekat/kepercayaan Zainal Bakar? "Faktor Pilgub, kemungkinan besar," kata tokoh Piaman, Masful yang ketika itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sumbar dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
IKA sepertinya memang tidak terlepas, tapi adik kandung IKA, Gusfen Khairul (wartawan senior sekaligus koresponden RCTI untuk Sumbar), dekat dengan M. Kapitra Ampera. Pengacara hebat yang juga asal Piaman, boleh dikatakan hampir tiap hari bersama M. Kapitra Ampera.
Gusfen selalu mendampingi Kapitra kemanapun juga apalagi bersosialisasi dan mendatangi masyarakat. M. Kapitra memang berniat maju Pilgub Sumbar dan terus berupaya lakukan pendekatan dengan sejumlah parpol.
Gelagat dan tindak tanduk Gusfen, akhirnya diketahui Zainal Bakar melalui orang-orang dekatnya. Alhasil Zainal Bakar, mencopot Irvan Khairul Ananda dari jabatanya sebagai BKD Sumbar. Padahal IKA termasuk ring satu yang dilantik Zainal Bakar pada 2 Juli 2001 bersama puluhan pejabat lainnya, saat kabinet pertama dilantik Zainal Bakar pasca otoda.
Yang kedua adalah Zul Evi Astar yang dinonjobkan dari jabatannya sebagai Wakadispenda. Padahal jabatan yang dipegang itu belum cukup setahun. Sebab, Zul Evi dilantik sebagai Wakadispenda pada 13 Mei 2004 dan dinonjobkan pada 26 Februari 2005. Ya, sekitar sembilan bulan lebih lah.
Zul Evi Astar dilantik pada 13 Mei 2004 bersamaan dengan dilantiknya Fuadi (ajo Piaman) sebagai Wakadis Kehutanan, Syafrial sebagai Wakadis Koperasi dan UKM dan sejumlah pejabat lainnya. Zul Evi dilantik, mengisi posisi Wakadispenda karena pejabat sebelumnya Editiawarman digeser menjadi Kabiro Umum.
Kenapa Zul Evi Astar dinonjobkan? Lagi-lagi karena terkait Pilgub yang akan berlangsung pada 27 Juni 2005. Zul Evi Astar, tercium dekat dengan Gamawan Fauzi yang saat itu menjadi Bupati Solok. Gamawan disebut-sebut maju Pilgub dan ketika itu menjadi kandidat kuat, karena prestasi dan terobosannya selama memimpin Kabupaten Solok.
Zul Evi dengan Gamawan memang dekat. Teman sepermainan dan pernah pula menjadi anak buah Gamawan di Kabupaten Solok. Bahkan dengan harumnya nama Gamawan ketika itu, Zul Evi tentu beruntung dekat dengan Gamawan. Sering pula berkumpul bersama rekan-rekan lain, baik kawan kuliah, kawan sepermainan.
Info ini sampaikan ke telinga Zainal Bakar. Meski Zul Evi Astar tadinya termasuk orang dekat/kepercayaan Zainal Bakar, tapi jelang Pilgub 2005, Zul Evi lebih mendekatkan diri kepada Gamawan Fauzi. Sebagai gantinya, Zainal Bakar mengangkat Muchlis Avis, yang juga Ajo Piaman. (effendi)