Komisi
IV DPRD Sumbar
bersama pihak Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Sumber Daya Mineral
Daerah Khusus Jakarta (DKJ), saat studi komparatif ke sana, Kamis (17/10/2024).
(humasdprdsb)
JAKARTA, ANALISAKINI.ID--Komisi IV DPRD Sumbar studi komparatif ke Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Energi Sumber Daya Mineral Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Kamis
(17/10/2024). Studi bertujuan untuk melihat kemajuan yang telah dicapai DKJ
dalam transisi penggunaan energi pembangkit tenaga sampah dan mobil listrik.
Wakil Ketua DPRD sumbar Nanda
Satria yang memimpin rombongan tersebut mengatakan, studi komparatif merupakan
kegiatan untuk menambah wawasan agar bisa memberikan dampak positif terhadap
pembangunan daerah, sesuai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Rencana Umum Energi Daerah.
“Ya, dengan adanya
kunjungan ini, DPRD dan Pempov Sumbar mendapatkan ilmu tambahan untuk
pembangunan Sumbar yang berbasis energi terbarukan,” ujar Nanda Satria.
Katanya, seiring kebijakan
nasional yang digunakan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi terkait west energy,
mobil listrik dan pengelolaan sampah yang bisa menjadi energi terbarukan. “Dengan
adanya kebijakan nasional tentang rencana Umum Energi Nasional bisa diadopsi
untuk Sumbar guna percepatan pembangunan kedepannya,” ungkap Nanda.
Sementara itu, Ketua
Komisi IV DPRD Sumbar Doni Harsiva Yandra mengatakan, penggunaan Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) bisa menjadi solusi persoalan penumpukan sampah,
pengelolaan yang tepat akan menghasilkan energi yang bisa bermanfaat untuk
masyarakat luas.
Konversi sampah untuk
menjadi sumber energi di Sumbar sangat mungkin dilakukan. Betapa tidak, katanya,
jumlah sampah per hari sebesar 157,69 ton. Penyumbang terbanyak adalah Kota
padang, Bukittinggi dan Padang Panjang. “Meskipun ini adalah masalah, namun jika
dikeloka dengan baik akan menjadi sumber energi,” katanya.
Sementara itu, Plt
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan ESDM DKJ Andono Warih yang
menyambut kedatangan Komisi IV DPRD Sumbar mengatakan, Jakarta sudah tidak
menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) lagi. Selama berstatus DKI, Jakarta
menerapkan ekosistem kota cerdas, karena sekarang sudah DKJ, Pemprov DKJ akan
menjadikan Jakarta sebagai kota global.
Kota global di dunia
dapat dinilai menurut daya tarik secara komperhensif dalam menarik orang,
investasi dan perusahaan dari seluruh dunia dengan mempunyai enam fungsi utama,
yaitu ekonomi, riset pengembangan, interaksi budaya, kelayak hunian, lingkungan
dan aksesibilitas.
“Posisi Jakarta berada
pada urutan ke 45 dari kota-kota besar diseluruh dunia,” ujar Andono Warih.
Dilanjutkan, secara
keseluruhan konsumsi energi DKJ yaitu fokus pada BBM dan listrik, dengan adanya
wacana Jakarta menjadi kota global, DKJ membentuk tim Mitigasi Ancaman Bencana
Iklim (MIBI) untuk kompanye hemat energi.
Jakarta telah membangun
pabrik untuk Refuse Derived Fuel (RDF) untuk menciptakan bahan bakar sampah,
energi yang dihasilkan tersebut bisa digunakan untuk PLTU, pada rencana umum
energi daerah 2050, DKJ menargetkan 250 Mega Wat (MW).
“Jadi, dari pengelolaan
sampah melalui sistem RDF, 100 ton sampah di bandar gebang bisa menjadi 1 MW
tenaga listrik,” katanya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Dinas ESDM Prov. Sumbar Witro Wardoyo, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sumbar Erick Hamdani, Sekretaris Komisi IV DPRD Sumbar Verry Mulyadi dan anggota Komisi IV Gustami Hidayat, Nurkhalis Dt. Bijo Dirajo, Bakri Bakar, Zulkenedi Said, Sitti Izzat Aziz, Hendra Halim, Gino Irwan, Firdaus. (n-r)