Pertemuan warga Kelurahan Olo, Padang Barat, Kota
Padang, bersama Wakil Ketua DPRD Sumbar, Nanda Satria, Selasa (29/10/2024).
(humasdprdsb)
PADANG,
ANALISAKINI.ID--Masyarakat Kelurahan Olo, Padang Barat, Kota Padang,
meminta pemerintah melanjutkan pembangunan jalur dua ruas jalan Pantai
Padang. Tepatnya yang berada di kawasan Olo atau bernama Jalan Samudera. Di
sepanjang kawasan wisata Pantai Padang hanya area itu yang belum jalur
dua.
Salah seorang warga kelurahan Olo, Budi, mengatakan,
dulu kendalanya karena pembebasan lahan dan ada sangkut paut dengan masalah
hukum.
"Ya, ini menjadi masalah bagi kami. Ekonomi kami
sulit berkembang karena hanya jalur ini yang tidak jalur dua. Bahkan area ini
juga menjadi tempat kriminalitas karena tak ada lampu penerangan jalan,"
ujar Budi saat pertemuan dengan Wakil Ketua DPRD Sumbar, Nanda Satria, Selasa
(29/10/2024) di pelataran Masjid Almuqomah, Olo dalam rangka reses.
Warga Olo berharap Nanda bisa membawa permasalahan
tersebut untuk dibicarakan bersama pemerintah provinsi. Sehingga jalan itu bisa
segera menjadi jalur dua dan terang dengan lampu penerangan jalan.
Bukan hanya Jalan Samudera, lanjut Budi, masyarakat Kelurahan
Olo juga masih menghadapi masalah jalan yang tidak layak. "Jalan
kelurahan banyak berlubang. Sulit kendaraan untuk melalui jalan itu dengan aman
dan lancar. bahkan ada pula ruas yang banjir. Tepatnya di depan Toko Hoki dan
depan Pos Pemuda," ujarnya.
Hal tersebut dibenarkan pula oleh tokoh masyarakat
Olo, Zulwandi Anwar. Ia mengatakan, ini menjadi permasalahan yang dikeluhkan
warga sejak lama. "Sebenarnya masalah perbaikan jalan ini sudah masuk
dalam Musrenbang. Dengan adanya Nanda Satria di DPRD Provinsi, yang juga
merupakan putra asli Kelurahan Olo, kami mohon bantu kawal agar benar-benar
program perbaikan jalan itu dilaksanakan pada Tahun 2025," katanya.
Selain itu, warga juga berharap ada banyak program
pemberdayaan masyarakat serta program penyokong UMKM yang bisa dimanfaatkan
warga Olo. "Kami merasa memang lebih baik kami mengikuti program
pemberdayaan ketimbang hanya diberikan bantuan berupa barang konsumsi yang
sekali habis. Program pemberdayaan jauh lebih bermanfaat untuk jangka
panjang," ujar Budi.
Ia menilai program bantuan sembako justru hanya
membuat rakyat ketergantungan. Berbeda dengan program pemberdayaan yang justru
menjadi bekal untuk masyarakat bisa mandiri.
"Kami berharap jika memungkinkan dana pokok
pikiran (pokir) Nanda sebagai Wakil Ketua DPRD Sumbar bisa disalurkan dalam
bentuk program pemberdayaan masyarakat dan UMKM," katanya.
Hal serupa disampaikan warga lainnya, Ferdi. Ia
mengatakan, tidak sedikit warga di sana yang bekerja di sektor UMKM. Alangkah
lebih baik jika mereka bisa memiliki koperasi yang bukan hanya bisa membuat
anggotanya terbantu terkait modal namun juga ada pelatihan untuk peningkatan
enterpreneurship.
Ferdi juga menyuarakan agar ada bantuan untuk
perbaikan masjid. Di kelurahan tersebut ada dua masjid yang butuh bantuan
segera.
Masjid pertama, yakni masjid Almuqomah yang menjadi
tempat pertemuan itu memang sedang dalam tahap renovasi. Namun masih perlu
banyak dana untuk penyelesaiannya. Masjid kedua, masjid Nurwasilah juga sangat
butuh bantuan. Lantai dua masjid itu tergenang air jika hujan deras. Bahkan
merembes hingga ke lantai satu masjid. Ini menyebabkan aktivitas belajar
anak-anak di masjid terganggu.
"Untuk kenyamanan anak-anak belajar mengaji dan
ilmu agama, kami mohon bantuan untuk perbaikan masjid ini," katanya.
Bahkan Ferdi berseloroh alangkah baiknya jika Nanda
bisa meninggalkan kenangan untuk warga Olo. Bisa dengan pembangunan gerbang
kelurahan Olo yang dihiasi tulisan Asmaul Husna atau bisa juga pendirian
mandiri masjid.
Selain itu, warga juga menyampaikan sederet aspirasi
lainnya.
Menanggapi sejumlah aspirasi yang disampaikan warga
Nanda mengatakan sangat mengapresiasi banyaknya aspirasi yang disampaikan warga
Olo padanya.
"Daerah ini juga kampung saya. Di sini juga saya
dimenangkan saat Pileg, lalu bisa menjadi Wakil Ketua DPRD Sumbar, sangat wajar
bila warga Olo menyampaikan banyak aspirasi pada saya yang juga orang Olo
ini," kata Nanda berseloroh.
Ia mengatakan, semua aspirasi yang disampaikan telah
dicatat oleh staf yang mendampingi Nanda dalam pertemuan tersebut.
"Saya akan menindaklanjuti semua aspirasi. Jika
nanti aspirasi itu bisa dilanjutkan sesuai kewenangan provinsi maka akan segera
dibahas bersama pemerintah provinsi," ujar Nanda.
Namun jika itu menjadi kewenangan Pemerintah Kota
Padang juga akan diperjuangkan Nanda untuk ditindaklanjuti di level pemerintah
provinsi. Begitu pula untuk yang terkait kewenangan pemerintah pusat, maka akan
ia lanjutkan untuk diperjuangkan sesama rekan di Senayan.
Saat pertemuan tersebut Nanda menyampaikan
komitmen untuk secara bertahap dan berkelanjutan memajukan kelurahan Olo. Ia
juga mengajak warga untuk bersama aktif mewujudkan hal tersebut.
"Tanpa peran aktif masyarakat tentu program
pemerintah tak akan berjalan efektif," kata Nanda.
Ia mencontohkan, seperti program terkait pemerintah
seperti bantuan yang memerluka pendataan. Seperti program yang dilaksanakan
berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), seperti program BPJS
gratis dan program bantuan lainnya.
"Ini memerlukan peran aktif masyarakat untuk
memastikan pendataannya sesuai dan programnya tepat sasaran," ujar
Nanda.
Pada saat itu Nanda juga menyampaikan tentang
keinginannya tentang iuran BPJS bagi warga. Serta biaya sekolah gratis untuk
siswa di sekolah swasta sebagai solusi dari masih adanya blank zone zonasi
sekolah di Kota Padang.
Nanda juga menegaskan pada warga bahwa ia sempat
kapanpun menerima aspirasi yang ingin disampaikan. Penyampaian aspirasi itu tak
perlu menunggu pertemuan langsung atau saat kegiatan reses saja.
"Kapanpun saya siap menerima dan memperjuangkan
aspirasi masyarakat. Tidak harus pada masa reses saja," tegas Nanda. (n-r)