arrow_upward

Atasi Persoalan Sosial, Ketua DPRD Sumbar Ajak Masyarakat Kembali Memaknai Simbol-simbol Rumah Gadang

Kamis, 08 Agustus 2024 : 16.08

 

Ketua DPRD Sumbar Supardi berikan arahan dalam kegiatan Penyuluhan Sosial Keliling Kota Payakumbuh, bertempat di Agamjua, Payakumbuh, Rabu (7/8/2024).

 

PAYAKUMBUH, ANALISAKINI.ID—Rumah gadang, sebenarnya, memiliki banyak simbol yang maknanya justru bisa menciptakan kesejahteraan dalam hidup, berkeluarga dan bermasyarakat di ranah Minang. Artinya, banyak pula persoalan sosial yang mampu dituntaskan bilamana masyarakatnya mampu memaknai dengan benar setiap simbol-simbol dimaksud.  

Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Supardi, SH, mengatakan hal itu dalam arahannya pada kegiatan Penyuluhan Sosial Keliling Kota Payakumbuh, bertempat di Agamjua, Payakumbuh, Rabu (7/8/2024).

Misalnya, lanjut Supardi, adanya rangkiang di rumah gadang, yakni memberikan simbol penyimpanan hasil panen. Ini untuk kebutuhan keluarga, kaum dan nagari, bagaimana hidup bermasyarakat.

"Ya, keberadaan rangkiang telah mewaspadai kita untuk tidak terjadinya kelaparan di kemudian hari. Sebab, dalam rangkiang telah disiapkan cadangan padi," ujarnya.

Lalu ada rangkiang kaciak, ini menunjukkan pembenihan untuk ditanam setelah panen, pun telah disiapkan.

“Bila ini dimaknai dengan baik, sebetulnya menurut filosofinya di negeri kita ini tidak mengenal yang namanya gizi buruk, kelaparan, pinjam sini pinjam sana (ngutang) dan lain sebagainya. Sayangnya, makna rangkiang ini kini tidak lagi menjiwai dan dijiwai oleh masyarakat kita hari ini," ungkap Supardi.

Lalau, di halaman rumah gadang itu juga ada halaman luas, ada kolam dan pohon beringin besar, surau tempat mengaji, yang juga memiliki makna dan isyarat filosofis yang dalam.

Intinya, sebut politisi Gerindra ini, jika semua orang Minang kembali memakai filosofi rumah gadang, tentunya berbagai kondisi sosial yang mencemaskan saat ini, tidaklah akan menjadi sulit mencari solusinya.

Dia juga mengungkapkan berbagai persoalan sosial yang amat kritis saat ini di Kota Payakumbuh. Seperti tingkat pengangguran, kemiskinan, perceraian dan penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja dan lainnya.

"Adapun pemicu yang paling tinggi memengaruhi kondisi sosial masyarakat Kota Payakumbuh adalah tingginya tingkat pengangguran. Karena itu, mesti ada upaya nyata mengembangkan potensi sumberdaya manusia secara berkelanjutan, apakah lewat bimtek, penyuluhan sosial dan pelatihan skil yang diminati. Sehingga aktifitas kreativitas masyarakat akan tumbuh melahirkan produk dan lapangan kerja sendiri," harapnya.

Seperti diketahui, kegiatan pemberdayaan sosial berupa Penyuluhan Sosial Keliling yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat tersebut, memanfaatkan dana pokok-pokok pikiran Ketua Supardi. Kegiatan itu dibagi untuk beberapa angkatan.

Kegiatan diikuti tokoh masyarakat, tokoh agama, penyuluh sosial, karang taruna dan stakeholder terkait lainnya di Kota Payakumbuh. Tampil sejumlah narasumber berkompeten. (n-r)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved