Wakil Ketua DPRD
Sumbar Suwirpen Suib saat bimtek
Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Berbasis Masyarakat Angkatan VII di
salah satu hotel di Kota Padang, Selasa (16/7/2024).
PADANG, ANALISAKINI.ID—Belakangan, kasus kekerasan terhadap anak di Sumbar kembali marak. Teranyar, salah satunya kasus
penganiayaan terhadap anak 13 bulan yang dilakukan oleh bapak tiri, yang
menyebabkan korban meninggal dunia di Kabupaten Pasaman Barat. Terhadap hal
itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Suwirpen Suib, mengaku
prihatin.
Betapa tidak, keprihatinan tersebut
diungkapkan Suwirpen saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Upaya Pencegahan
Kekerasan Terhadap Anak Berbasis Masyarakat Angkatan VII di salah satu hotel di
Kota Padang, Selasa (16/7/2024).
“Ya, kasus
kekerasan terhadap anak 13 bulan yang meninggal dunia dianiaya oleh bapak
tirinya, tengah menjadi sorotan masyarakat Sumbar. Ke depan kasus serupa jangan
sampai terulang lagi. Makanya, seluruh pihak harus mengawasi untuk mencegah
kekerasan terhadap anak,” katanya.
Politisi
Demokrat ini mengimbau masyarakat jangan ragu untuk melapor kepada pihak
berwenang ketika ada kasus kekerasan yang menerpa anak-anak, salah satunya
DP3AP2KB. Jika tidak ada yang melaporkan, siapa yang mengetahui.
“Apakah harus menunggu korban
kekerasan meninggal dunia dahulu? Kekerasan terhadap anak banyak terjadi di
Sumbar, namun banyak yang memilih untuk tidak mengungkapkan. Mungkin salah satu
faktornya adalah tempat kejadian pada lingkungan keluarga, sehingga banyak
masyarakat acuh. Padahal itu harus dilaporkan untuk menyelamatkan perkembangan
anak,” sebut Suwirpen.
Katanya, salah satu fenomena yang
tergolong kekerasan terhadap anak lainya adalah, banyaknya eksploitasi anak
pada lampu merah yang dipaksa bekerja hingga belasan jam. Tidak hanya kekerasan
yang menyebabkan keprihatinan, eksploitasi anak yang menyebabkan rasa teraniaya
juga harus menjadi sorotan.
“Banyak
anak-anak dibawa untuk meminta sedekah di persimpangan jalan hingga lampu merah.
Mereka berhujan dan berpanas setiap hari. Bahkan ada yang sampai sakit dan
meninggal dunia,” katanya.
Dia
mengatakan, perlindungan anak dari kekerasan merupakan tanggungjawab bersama,
seluruh unsur harus terlibat untuk melindungi agar angkanya tidak terus
meningkat setiap tahun. (n-r)