arrow_upward

Saatnya Payakumbuh Jadi Kota Tujuan, Ketua Supardi: Perlu Visi yang Jelas dan Ajak Pemangku Kebudayaan Berkontribusi

Sabtu, 08 Juni 2024 : 23.48

 


Ketua DPRD Sumbar, Supardi, berikan pencerahan saat “Bimtek Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan” se Kota Payakumbuh angkatan ke-3, Sabtu (8/6/2024) yang dilaksanakan di Bukittinggi. (humasdprdsb) 

BUKITTINGGI, ANALISAKINI.ID--Payakumbuh ke depan, perlu visi yang jelas. Kalau tidak, bukan tidak mungkin, kota ini bisa saja bakal menjadi kota mati.

Ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi, menegaskan hal itu saat “Bimtek Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan”, angkatan ke-3 yang digelar pada 8-10 Juni 2024 di Bukittinggi.

Kegiatan yang memanfaatkan dana pokok-pokok pikiran Ketua Supardi itu, diikuti sekitar 75 para pemangku kebudayaan yang terdiri dari ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang dan paga nagari se Kota Payakumbuh.

Selama ini, kata Supardi, Payakumbuh hanya sekadar kota perlintasan, sehingga perekonomian daerah setempat hanya bertumpu pada sektor kuliner dan UMKM. “Ya, jika tidak ada visi yang jelas, maka bukan tidak mungkin, Payakumbuh akan jadi kota mati,” tegas Ketua Supardi, Sabtu (8/6/2024) di Bukittinggi..

Politisi Gerindra ini mengingatkan,  butuh upaya ekstra untuk memajukan Kota Payakumbuh, dan tidak saatnya lagi kepala daerah berfikir biasa-bisa saja  untuk mengantisipasi persoalan tersebut. 

Dalam bimtek ini, Supardi juga mengajak tokoh budaya, niniak mamak, bundo kanduang untuk berperan aktif memajukan Payakumbuh demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Salah satu solusi adalah menjadikan Payakumbuh sebagai kota tujuan, lalu apa yang dilakukan? Yang paling mungkin adalah bidang kebudayaan. Karena budaya adalah keunikan kita, dan itu layak untuk dikenal dunia," ujar Supardi.

Lanjutnya, dengan mengangkat iven dan festival budaya, misalnya, bisa menjadi daya tarik masyarakat untuk datang ke Payakumbuh. Dengan kunjungan tersebut otomatis akan menggerakkan roda perekonomian kota.

"Ya, selama menjadi Ketua DPRD, saya sudah sering mengangkat festival budaya bertaraf internasional. Dan orang luar negeri kagum dengan budaya dan tradisi kita, karena tidak menemukan di daerah lain. Ini akan menjadi peluang untuk dilanjutkan," papar Supardi.

Dia juga mengajak para tokoh adat, pemangku kebudayaan, untuk terus berkontribusi, "mambangkik batang tarandam" dengan menggali lagi budaya, kesenian dan tradisi Payakumbuh yang hampir punah. 

Betapa tidak, katanya, bukankah Payakumbuh punya berbagai tradisi dan kesenian lama yang kini mungkin hampir punah. Ada Sirompak, Basijobang, Tari Podang, Talempong Batu, dan berbagai kesenian asli Payakumbuh.

“Ini luar biasa, dan jika ditampilkan akan membuat Payakumbuh mendunia," tegas Supardi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin, berharap bimtek ini memberikan pemahaman kepada tokoh adat yang hadir terkait pemajuan kebudayaan ke depan.

"Untuk itu, kepada para niniak mamak, bundo kanduang, alim ulama, cadiak pandai dan parik paga nagari yang hadir, kami berharap kita bersama-sama menjaga kebudayaan kita, karena kebudayaan adalah untuk menjaga kita bersama dari hal hal negatif," harap Jefrinal. (n-r)

 

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved