Ketua DPRD Sumbar, Supardi, berikan pencerahan saat “Bimtek Peningkatan
Kapasitas Pemangku Kebudayaan” se Kota Payakumbuh angkatan ke-3, Sabtu
(8/6/2024) yang dilaksanakan di Bukittinggi. (humasdprdsb)
BUKITTINGGI, ANALISAKINI.ID--Payakumbuh ke depan, perlu visi yang jelas. Kalau tidak, bukan tidak mungkin, kota ini bisa saja bakal menjadi kota mati.
Ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi, menegaskan hal itu saat “Bimtek Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan”, angkatan ke-3 yang digelar pada 8-10 Juni 2024 di Bukittinggi.
Kegiatan yang memanfaatkan dana pokok-pokok pikiran Ketua Supardi itu,
diikuti sekitar 75 para pemangku kebudayaan yang terdiri dari ninik mamak, alim
ulama, cadiak pandai, bundo kanduang dan paga nagari se Kota Payakumbuh.
Selama ini, kata Supardi, Payakumbuh hanya sekadar kota perlintasan, sehingga
perekonomian daerah setempat hanya bertumpu pada sektor kuliner dan UMKM. “Ya,
jika tidak ada visi yang jelas, maka bukan tidak mungkin, Payakumbuh akan jadi
kota mati,” tegas Ketua Supardi, Sabtu (8/6/2024) di Bukittinggi..
Politisi Gerindra ini mengingatkan, butuh upaya ekstra untuk memajukan
Kota Payakumbuh, dan tidak saatnya lagi kepala daerah berfikir biasa-bisa saja untuk mengantisipasi persoalan tersebut.
Dalam bimtek ini, Supardi juga mengajak tokoh budaya, niniak mamak, bundo
kanduang untuk berperan aktif memajukan Payakumbuh demi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
"Salah satu solusi adalah menjadikan Payakumbuh sebagai kota tujuan,
lalu apa yang dilakukan? Yang paling mungkin adalah bidang kebudayaan. Karena
budaya adalah keunikan kita, dan itu layak untuk dikenal dunia," ujar
Supardi.
Lanjutnya, dengan mengangkat iven dan festival budaya, misalnya, bisa
menjadi daya tarik masyarakat untuk datang ke Payakumbuh. Dengan kunjungan
tersebut otomatis akan menggerakkan roda perekonomian kota.
"Ya, selama menjadi Ketua DPRD, saya sudah sering mengangkat festival
budaya bertaraf internasional. Dan orang luar negeri kagum dengan budaya dan
tradisi kita, karena tidak menemukan di daerah lain. Ini akan menjadi peluang
untuk dilanjutkan," papar Supardi.
Betapa tidak, katanya, bukankah Payakumbuh punya berbagai tradisi dan
kesenian lama yang kini mungkin hampir punah. Ada Sirompak, Basijobang, Tari
Podang, Talempong Batu, dan berbagai kesenian asli Payakumbuh.
“Ini luar biasa, dan jika ditampilkan akan membuat Payakumbuh mendunia,"
tegas Supardi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin, berharap
bimtek ini memberikan pemahaman kepada tokoh adat yang hadir terkait pemajuan
kebudayaan ke depan.
"Untuk itu, kepada para niniak mamak, bundo kanduang, alim ulama,
cadiak pandai dan parik paga nagari yang hadir, kami berharap kita bersama-sama
menjaga kebudayaan kita, karena kebudayaan adalah untuk menjaga kita bersama
dari hal hal negatif," harap Jefrinal. (n-r)