Ketua DPRD Sumbar
Supardi dan lainnya di saat peringatan Peristiwa Situjuh di Situjuah Batua,
Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Limapuluh Kota, Senin (15/01/2024). (ist)
LIMAPULUH KOTA, ANALISAKINI.ID—Kontribusi Sumatra Barat ikut
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), telah menjadi sejarah
hebat bangsa ini. Salah satunya adalah, bagaimana jiwa patriotisme masyarakat
Sumbar berkobar dalam Peristiwa Situjuah melawan penjajah Belanda pada masa Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia (PDRI) yang menewaskan beberapa orang pimpinan pejuang dan puluhan
orang pasukan.
Untuk itu, Ketua DPRD Sumbar Supardi berharap bahwa generasi hari ini bisa
memaknai sejarah yang penuh heroik itu, dimana ke depan setiap anak bangsa
harus pula memiliki jiwa patriot dalam membangun bangsa ini. Hal itu
disampaikannya di sela-sela peringatan Peristiwa Situjuh di Lapangan Khatib
Sulaiman, Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten
Limapuluh Kota, Senin (15/01/2024).
Politisi Gerindra tersebut mengatakan, semangat patriot perjuangan
masyarakat Sumbar akan terus dikenang dan ditularkan dari generasi ke generasi,
yang esensinya bagaimana memajukan
pembangunan daerah.
"Ya, pengembangan sumberdaya manusia generasi muda Sumbar, harus kita
support. Mereka harus memiliki jiwa kebangsaan yang kuat," ujar Supardi.
Seperti diketahui, katanya, pendirian PDRI di Sumatera Barat telah
dijadikan Hari Bela Negara, yakni pemerintahan darurat yang dibentuk pada 22
Desember 1948 oleh beberapa orang pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia dan
dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.
"Pemerintahan itu dibentuk karena ditangkap dan diasingkan-nya
beberapa orang pemimpin Republik Indonesia yaitu Presiden Soekarno, Wakil
Presiden Mohammad Hatta dan Menteri Luar Negeri Agus Salim serta Sjahrir dan
lainnya oleh pihak Belanda ketika terjadinya Agresi Militer Belanda II pada
tanggal 19 Desember 1948," ungkapnya.
Menurut Supardi, dalam salah satu mata rantai perjuangan PDRI itulah
terjadi suatu peristiwa pada 15 Januari 1949, dimana puluhan orang pejuang yang
terdiri dari beberapa pimpinan dan puluhan anggota pasukan Barisan Pengawal
Negeri dan Kota (BPNK), tewas seketika diberondong tembakan oleh pihak penjajah
Belanda.
"Ya, Peristiwa Situjuah ini terjadi di Lurah Kincia, Situjuah Batua,
Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota. Ini adalah sebuah
sikap patriot perjuangan anak bangsa mempertahan kemerdekaan Republik
Indonesia," terangnya.
Dia mengharapkan peringatan peristiwa Situjuah dapat menjadi bagian menggelorakan
semangat juang dari generasi ke generasi.
"Kita yakini, dengan semangat juang ini, para generasi muda kita
bangkit memberikan karya. Berdedikasi terbaik untuk kemajuan pembangunan daerah
guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat Sumbar, dan untuk Indonesia tercinta
ini pada umumnya," harapnya. (n-r)