arrow_upward

Efa Yonnedi Resmi Jadi Rektor Unand

Selasa, 21 November 2023 : 10.11

Padang, Analisakini.id-
Efa Yonnedi resmi menyandang jabatan sebagai Rektor Universitas Andalas (Unand) periode 2023 - 2028 setelah dilantik Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unand, Sakti Wahyu Trenggono, Senin (20/11) di convention hall tersebut.

Efa, yang sebelumnya menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unand ini menggantikan rektor periode sebelumnya, Prof. Yuliandri.

Dalam sambutannya, Efa menekankan bagaimana Unand kedepannya akan tetap memperkuat kolaborasi dan sinergi dengan sejumlah pihak, serta melanjutkan proses transformasi Unand di kepemimpinan rektor sebelumnya.

"Dengan kerendahan hati dan kehormatan yang besar untuk saya menerima amanah ini. Saya pun terharu sudah diberikan kepercayaan oleh semua pihak untuk memimpin Unand kedepannya," kata Efa.

Dia menilai, Unand telah melewati fase transformasi yang luar biasa, dari status Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (BLU) kini menjadi PTN Berbadan Hukum (PTN-BH), dan hal ini menuntut bukti nyata untuk terus meningkatkan kualitas dan daya Unand.

"Kita semua menyadari bahwa perjalanan belum selesai sampai di sini. Perguruan tinggi bukan hanya tentang status atau gelar, tetapi lebih pada bagaimana kita terus berinovasi, beradaptasi dengan perubahan, dan memberikan kontribusi nyata pada masyarakat dan bangsa," ulasnya.

Efa kemudian mengucapkan terima kasih kepada Prof. Yuliandri yang gigih dan penuh dedikasi dalam proses transformasi Unand ini hingga sejumlah prestasi yang telah dicapai Unand sampai saat ini.

"Semua pencapaian ini tentu tidak lepas dari kerja keras dan kolaborasi seluruh elemen di Universitas Andalas, dan ini jadi pilar-pilar utama menuju keberhasilan," katanya.

Dalam menggapai Unand sebagai universitas yang terkemuka dan bermartabat, dia menilai bukan hanya kalimat indah, tapi sebuah komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

"Melalui karya di kampus ini, kita ingin meninggalkan jejak-jejak terbaik. berkontribusi mendukung kemandirian bangsa," katanya.

Di era kepemimpinannya, Efa juga menekankan bagaimana civitas akademika kedepannya berperan aktif mengembangkan kurikulum yang relevan secara berkesinambungan, mendukung dan terlibat kegiatan penelitian yang berorientasi kemandirian bangsa dan pengabdian masyarakat yang berdampak, serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif.

Dia menilai, di zaman ini tentu akan semakin banyak tantangan yang muncul, dan ini pun jadi sebuah hal yang perlu menjadi perhatian serius dalam melahirkan sarjana-sarjana. Selain berinovasi, adaptasi dengan perubahan yang ada ini menjadi hal yang mesti dijalankan.

"Kondisi zaman saat ini sulit, kompleks dan rumit, dengan kondisi ini tantangan baru pun akan muncul. Apalagi saat ini kondisi peradaban global tidak menentu, tak pasti dan tak terduga, kita perlu fokus menghadapi kondisi ini, bagaimana bisa menghasilkan sumber daya yang pintar, cepat dan luwes," ujarnya.

Sebelumnya, Rektor Unand periode 2019–2023, Prof. Yuliandri dalam sambutannya berpesan kepada rektor baru agar proses transformasi Unand sebagai PTN-BH dapat terus dilakukan, dari fase meletakkan landasan, instrumen pendukung hingga kebijakannya.

"Proses transformasi, dalam hal budaya dan mindset, bahagian yang harus dilanjutkan, dan semoga Rektor Unand yang baru akan dapat melanjutkan," kata Yuliandri.

Dia juga menyebut bagaimana efisiensi sumber daya, kolaborasi, kreativitas dan inovasi bisa terus menjadi gerakan Unand menuju universitas riset berkelas dunia dan bisa meraih peran terbaik untuk kejayaan bangsa.

"Kemudian saya juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan semua pihak untuk memimpin Unand, dan mohon maaf atas kekurangan dan kekhilafan," pungkasnya.

Sama halnya dengan Yuliandri, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie pada kesempatan itu juga menekankan pentingnya Rektor Unand yang baru untuk melanjutkan proses transformasi Unand sebagai PTN-BH. 

"Dengan melanjutkan tranformasi ini, Unand juga diharapkan bisa jadi role model bagi kampus lain di Indonesia dalam hal menghadapi tantangan dan dinamika perubahan yang ada," katanya.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Prof. Yuliandri yang sudah mengantar Unand menjadi PTN-BH, serta sejumlah capaian yang telah diraih di masa kepemimpinannya. 

"Unand dengan status PTN-BH dan capaian tersebut sudah jadi legalisasi, agar Unand bisa terus melangkahkan menjadi universitas berkelas dunia," ulasnya.

Prof. Tjitjik juga mengatakan, perguruan tinggi kunci menghasilkan SDM, maka perlu perhatian yang penuh, bagaimana bisa menghasilkan SDM yang berdaya saing untuk mengisi era Indonesia Emas di 2045 nantinya.

Sementara itu, Ketua MWA Unand, yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia ini, Sakti Wahyu Trenggono dalam pelantikan Rektor Unand itu menekankan pentingnya rektor baru membangun infrastruktur kompetensi, karena dengan itu Unand baru bisa jadi World Class University.

Dia pun menyinggung bagaimana sejumlah barang yang kini masih juga diimpor dari luar negeri, padahal Indonesia punya sumber daya yang memadai.

"Tantangan besar bagi Rektor Unand yang baru, membangun infrastruktur kompetensi ini, sehingga kita pun bisa menjadi bagian agen suplai," ulasnya.

Kepada Rektor Unand yang baru, Sakti juga mengingatkan, untuk jadi yang terbaik, kesejahteraan civitas akademika juga harus baik. 

"Kalau tidak sejahtera, tidak bisa mikir. Hal yang paling hakiki dari manusia adalah kesejahteraan," ulasnya.

Kemudian Sakti juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Yuliandri yang sukses membawa Unand mancapai prestasi yang membanggakan, terutama dalam hal riset. Dia juga menekankan agar Unand tetap konsen meningkatkan kualitas riset karena PTN adalah sumber yang paling murah melakukan riset, dengan SDM ribuan, tentu bisa melakukan banyak hal.

Di kesempatan itu dia juga mengapresiasi pemilihan rektor (pilrek) yang digelar di Unand yang dia sebut sebagai pilpres mini.

"Ada satu pembelajaran di Pilrek Unand, ini menurut saya contoh demokrasi di PTN. Dinamika dan intriknya luar biasa, dan inilah demokrasi. Ini seperti pilpres mini," katanya.

Selain nama di atas, hadir juga mantan Rektor Unand di periode-periode sebelumnya, seperti Prof Tafdil Husni, Prof. Werry Darta Taifur, Prof. Musliar Kasim dan Prof. Firdaus Rivai. Selain itu juga hadir Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldi serta sejumlah pejabat daerah. (wy)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved