arrow_upward

Pinang Wangi, Unggulan Sumbar Butuh Perhatian Pemerintah

Rabu, 14 Juni 2023 : 12.07

 

Penangkar bibit pinang wangi Yofit Afrizal bersama Agustian (UPTD Balai PPMB dan PTP Disbuntahor Sumbar di arena Penastani. (ist)


Padang, Analisakini.id-Komoditi perkebunan berupa pinang, menjadi andalan di Sumatera Barat (Sumbar) ini. Selain bernilai ekspor, komoditi ini juga sukses mendongkrak perekonomian rakyat.

Hanya saja, produk unggulan lokal belum tersentuh maksimal. Belum menjadi perhatian khusus pemerintah daerah. Unggulan lokal dimaksud adalah pinang wangi yang dibibit dan dikembangkan di Sikucur, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman.

"Soal buah boleh diuji. Ukuran besar. Daun dan buahnya saja wangi seperti bau pandan. Produksi buah tinggi, rata-rata 70 butir/tandan. Tandan pun cukup banyak dalam satu batang," kata penangkar bibit pinang wangi Yofit Afrizal saat ditemui wartawan di arena Penastani XVI, Selasa (13/6/2023).

Dia ikut dalam gelaran Penastani XVI dalam rangka untuk mengampanyekan produk unggulan lokal berupa pinang wangi. Dan sejauh ini, cukup banyak peserta dari luar Sumbar dan pengunjung berminat dengan pinang wangi ini. 

Menurut Yofit yang bekerja sama dengan produsen benih BPT Bustamar, keunggulan lain pinang wangi adalah saat dikelupas, tidak lengket dengan bijinya. Dan ini sangat memudahkan petani dalam kegiatan pascapanen seperti mengeringkan biji. 

Kemudian, selain panen relatif cepat, sekitar 4 tahun, pinang wangi ini juga tak milih-milih tempat. Di tempat tinggi, dataran rendah, di tanah keras atau di tanah gambut, mudah tumbuh dan berproduksi.

Pinang wangi ini  masa panen rayanya mulai Agustus sampai Februari dan Masa jeda mulai Maret hingga Juli. "Pohon induk jenis pinang wangi ini di Sikucur ada sekitar 350-400 biji per tahunnya. Cukup untuk memenuhu kebutuhan lokal. Jadi dukungan pemerintah sangat diharapkan," kata Yofit yang dulunya berprofesi sebagai wartawan.

Varietas pinang wangi ini sambung dia, merupakan varietas pinang yang berbau harum/wangi pandan. 

Spesifik pinang ini satu-satunya di seluruh nusantara yang ada di blok penghasil tinggi BTM yang terletak di Korong Pematang Tinggi, Nagari Sikucua Utara, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman.

"Kualitasnya unggul lokal, tapi rasanya unggul nasional. Dari besar dan banyak buah, berat lebih unggul kita,” ujarnya.

Disebutkan, dari harga ekonomisnya berkebun pinang sangat menjanjikan. Dalam produksi satu tahunnya bisa 80 ton. Kalau 1 hektare misalnya ada 1.000-1.400 batang, dalam satu bulan bisa menghasilkan 100-250 biji. 

Jika dirata-ratakan 150 atau 200 biji, bisa 2 kiloan dalam satu batang. Kalau 2 kiloan satu batang dikalikan 1.000 mencapai 20 ton dalam sekali panen. Dalam setahun bisa mencapai 240 ton.

”Pinang wangi ini adalah komoditi unggulan Sumbar. Maka dari itu perlu dukungan dan perhatian khusus, sehingga bisa menjadi pilot project atau percontohan bagi daerah-daerah lain,” jelasnya.

Yofit juga menyampaikan terima kasih kepada gubernur yang telah membawa iven Penas Tani Nelayan ini ke Padang, Sumbar. Sehingga komoditi unggul lokal bisa terekspos ke nasional.

”Kita berharap event-event seperti ini bisa rutin dilaksanakan oleh pemerintah. Selain menggelar event, pemerintah juga diharapkan dapat memanggil para eksportir sehingga harga pinang bisa lebih bersaing. Dengan demikian ekonomi masyarakat bisa berkembang,” harapnya.

Tak hanya itu, ia juga berharap pemerintah daerah bisa membatasi komoditi-komoditi luar untuk masuk ke Sumbar, sehingga komoditi lokal dapat berkembang. 

Selama ini, tambahnya, bibit pinang wangi dilempar ke sejumlah daerah di Sumbar, diantaranya Padang Pariaman, Pessel, Solok Selatan, Pasaman, Kabupaten Solok, Dharmasraya dan daerah lainnya.

Agustian dari UPTD Balai Pengawasan Pengujian Mutu Benih dan Perlindungan Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Hortikultura Sumbar berharap kepada produsen dan penangkar bibit untuk bersama-sama mengembangkan varietas unggul lokal, dengan harapan propinsi lain termotivasi atau mempunyai keinginan untuk membeli varietas pinang wangi ini.

”Untuk Sumbar yang sudah punya SK menteri tentang pohon induk terpilih, pinang wangi ini baru satu-satunya. Yaitu SK Menteri Pertanian Nomor 123/KPTS/KB.020/9/2019. Berasal dari daerah Sikucua, Kabupaten Padang Pariaman,” jelasnya.

Namun, permasalahan saat ini adalah kurang tersosialisasikannya pinang wangi ini. Diakui, kalau soal perhatian pemerintah sudah sangat bagus. Bahkan progul gubernur memprioritaskan komoditi unggulan Sumbar. 

”Kita berharap dalam program dinas perkebunan dapat memprioritaskan benih-benih lokal kita dan bisa menyosialisasikannya secara masif,” sebutnya. (ef)

Gubernur Sumbar Mahyeldi saat meninjau buah pinang wangi bersama jajaran Kementerian Pertanian. (ist).






Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved