arrow_upward

Rencana Penghapusan Tenaga Honorer Dibatalkan, Guspardi Gaus : Jangan Sekadar PHP

Minggu, 16 April 2023 : 12.53

 

Guspardi Gaus

Padang,  Analisakini.id-Anggota Komisi II DPR RI, Guspardi Gaus menyoroti rencana Pemerintah untuk melakukan pembatalan terhadap penghapusan non ASN atau tenaga honorer. 

"Rencana penghapusan tenaga honorer telah melahirkan gejolak, karena menyangkut masa depan hajat hidup orang banyak. Karena itu pembatalannya jangan membuat gaduh dan jangan tekesan sekadar PHP saja ," ungkapnya.

Karena itu, ia meminta Menteri Perencanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Abdullah Azwar Anas, untuk segera merealisasikan permintaan Presiden untuk tidak melakukan penghapusan tenaga honorer itu. Harus jelas mau dibawa kemana para non ASN, sebagaimana yang dijanjikan oleh pemerintah. 

"Tolong juga kebijakan yang diputuskan secara transparan, jangan ini hanya sebatas angin surga. Apalagi kita akan menghadapi Pemilu. Jangan begini Pak. Meskipun kami ini politisi, namun azas profesionalitas tetap kami pegang  dalam menyikapi persolan ini," jelas Guspardi  dalam Rapat Kerja (Raker) dengan MenPAN-RB, di Ruang Rapat Komisi II, Komplek Senayan Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang mengamanatkan penghapusan tenaga honorer sampai tenggat 28 November 2023 secara nyata  telah membuat pemerintah masuk ke dalam keadaan yang sulit. 

“Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014, PP Nomor 49 Tahun 2018 ini kan menjadi (buah) Simalakama bagi Pemerintah Pusat," tegas Politisi PAN itu

Legislator asal Sumatera Barat ini menerangkan, dalam Pasal 96 dinyatakan bahwa PPK dan pejabat lain dilarang untuk melakukan pengangkatan di luar Non ASN dan P3K. 

"Di satu sisi, di PP ini dikatakan pengangkatan tenaga honorer 2018 ke bawah itu dinyatakan pegawai Non ASN (honorer) masih dapat bekerja sampai dengan 2023,” tambahnya.

Selain itu, ia pun meragukan jumlah 2,3 juta tenaga honorer, yang dinilainya data tersebut belum valid. Karena masih banyak instansi yang belum menyerahkan data tenaga honorernya ke KemenPAN-RB. Kalau tidak salah masih 120 instansi yang belum menyertakan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ( SPTJM).

Oleh Karena itu, validitas data tenaga honorer  sampai detik ini juga belum akurat. Walaupun data yang dirilis oleh KemenPAN-RB jumlah tenaga honorer itu lebih dari 2,3 juta. 

Ini bisa tergambar dari pernyataan Badan Kepegawaian Nasional (BKD) surat edaran dari KemenPAN-RB kepada seluruh institusi, baik pemerintah pusat maupun daerah masih banyak yang belum ditindaklanjuti  dan melampirkan Surat Pernyataan tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) oleh Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.

“Padahal validasi data merupakan hal yang sangat penting demi menentukan arah kebijakan yang benar dalam penanganan persolan tenaga honorer ini,” pungkas anggota Baleg DPR RI tersebut. (sw)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved