arrow_upward

12 Pejabat Lulus, Siapa yang Dipilih Mahyeldi untuk Empat Jabatan Eselon II Pemprov Sumbar?

Jumat, 17 Maret 2023 : 17.28

 


Effendi.

PADANG-Sebanyak 12 pejabat dinyatakan Panitia seleksi (pansel) jabatan eselon 2 di lingkungan Pemerintah provinsi Sumatera Barat masuk tiga besar di empat jabatan eselon II yang dilelang. Ke-12 pejabat itu, Jumat (17/3/2023) mengikuti tes kesehatan di rumah sakit Jiwa Prof H.B Saani, Padang.

"Tes kesehatan dilaksanakan mulai pukul 08.00 tadi pagi. Keputusan Pansel bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat," sebut Ketua pansel Hansastri dalam pengumuman nomor 800/2015/BKD-2023 tertanggal 16 Maret 2022 dan ditandatangani pula. 

Jika 12 pejabat itu, lulus tes kesehatan, lantas siapa kira-kira yang dipilih Gubernur Mahyeldi? Berikut ulasannya.

Untuk jabatan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setdaprov, tiga besar yang ditetapkan pansel adalah  Kuartini Deti Putri (Sekretaris Bappeda Sumbar), Marten Yunus (Sekretaris Dishub Sumbar) dan Youlius Honesti (Kabag Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Wilayah Biro Administrasi Pembangunan Setdaprov).

Dari berbagai informasi yang dihimpun, yang punya kans itu adalah Youlius Honesti. Dia adalah pejabat cerdas dan punya kemampuan mumpuni. Sebelum di Biro Administrasi Pembangunan Setdaprov, Youlius Honesti juga lama mengabdi di Bappeda Sumbar. Sudah lama sekali menjadi pejabat eselon III. Bahkan kabarnya, dari tiga pejabat yang lolos ini, dia pula memiliki nilai tertinggi.

Tapi ini tidak harga mati. Sebab di tiga besar, siapa pun yang dipilih Gubernur sah dan dibolehkan. Dan tentu saja siapa figur dan sosok yang paling seirama dan 'sebaun' dengan Gubernur. Soal ini, maka kandidat lain yang disebut-sebut adalah Marten Yunus. Marten sebelum Sekdishub Sumbar adalah Sekretaris BPKAD Sumbar. Sebelumnya lagi bertugas di Pemkab Dharmasraya. Di era kepemimpinan Mahyeldi-Audy, Marten pindah ke provinsi.

Untuk Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH), tiga besar yang ditetapkan, Jefrizal (Asisten II Setdako Solok), M. Kamil (Kabid Keswan dan Kesmas Veteriner DPKH Sumbar) dan Sukarli (Sekretaris DPKH).

Dari awal untuk posisi ini, peminat boleh dikatakan paling sedikit. Yang lolos persyaratan administrasi hanya empat orang, tiga dari internal DPKH dan satu dari luar Pemprov Sumbar. Sedikitnya peminat untuk jabatan ini, karena banyak beredar di rumah bagonjong yang berpeluang besar itu adalah Sukarli yang kini menjabat Plt. Kepala DPKH.

Rumor yang berkembang itu tidak salah. Sebab, Sukarli adalah pejabat pengalaman dan mengerti betul dunia peternakan. Dia sebelum ke Pemprov Sumbar adalah pejabat eselon II di Pemkab Pasaman Barat. Dan akumulasi total nilai yang diraihnya dalam seleksi jabatan eselon II ini, masih kabar yang beredar juga tertinggi.

Tetapi sekali lagi, kepastian Sukarli akan dilantik menjadi Kepala DPKH belum 100 persen. Sebab ada nama Jefrizal, yang juga malang melintang jadi pejabat di Pemko Solok. Pokoknya, pengalamannya diakui. Andai batandiang pengalaman jabatan, Jefrizal unggul tipis ketimbang Sukarli. Jefrizal lebih dahulu menjadi pejabat eselon II.

Untuk jabatan Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Disbuntahor) tiga besar adalah  Ade Nafrita Anas (Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Padang Panjang), Febrina Tri Susila Putri (Kabid Tanaman Pangan Disbuntahor Sumbar) dan Ferdinal Asmin (Sekretaris Disbuntahor Sumbar).

Dari sisi kepangkatan dan jabatan kepala dinas, jelas Ade Nafrita Anas di atas. Tapi sekali lagi, banyak hal yang menjadi pertimbangan Gubernur Mahyeldi memilih satu dari tiga pejabat yang lolos tersebut. Apalagi sektor pertanian adalah sektor andalan Mahyeldi-Audy dan program utama untuk direalisasikan bagi kemajuan daerah dan masyarakat Sumbar.

Ini juga diperkuat oleh basic Mahyeldi yang alumni Fakultas Pertanian Unand dan Audy Joinaldy alumni Fakultas Peternakan IPB. Sama-sama "pertanian" lah. Jadi yang dibutuhkan untuk memimpin OPD ini adalah sosok punya kemampuan manajemen dan pola pikir tingkat dewa. Juga ikhlas bekerja siang malam. Asli orang lapangan lah.

Mengacu ke sini, maka yang mendekati adalah Ferdinal Asmin, yang sekarang Plt. Kepala Disbutahor Sumbar. Dia pula satu-satunya pria, dua kandidat lain perempuan. Untuk berhadapan dengan ribuan petani Sumbar ya beribu pula ragamnya, maka yang lebih pas itu memang yang sudah terbiasa dan masak di lapangan. Kalau dari sisi ini, Ferdinal lebih unggul. Dari sisi nilaipun Ferdinal juga kabar yang terdengar, paling tinggi. Tapi entahlah.

Tiga besar Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Sumbar adalah Dina Febriyanti (Kabid Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional BPSDM Sumbar), Edi Dharma Syafni (Sekretars Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Sumbar) dan Endrizal (Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang).

Melihat tiga besar, pada dasarnya, semua bagus-bagus, tapi seorang gubernur tentu mencari yang lebih bagus dan berpengalaman. Siapa yang diperkirakan dipilih Gubernur Mahyeldi?

Mengacu kepada pengalaman dan pangkat, maka pilihan akan tertuju kepada Endrizal. Sudah beberapa kali menjadi pejabat eselon II Pemko Padang. Juga termasuk pejabat kesayangan Mahyeldi. Apalagi saat Mahyeldi menjadi Walikota Padang. Dan kabarnya nilai Endrizal paling tinggi dari tiga pejabat ini.

Terpilih Endrizal, maka sejarah terukir di Pemprov Sumbar. Sebab, Endrizal adalah pejabat eselon II keenam Pemko Padang yang ditarik Mahyeldi ke rumah bagonjong (sebutan untuk kantor Gubernur). Pertama adalah Sekdako Padang Amasrul menjadi Kepala DPMD Sumbar lewat jobfit. Lalu dua staf ahli Walikota Padang, Medi Iswandi dan Andri Yulika, yang kini menjadi Kepala Bappeda Sumbar dan Asisten III Setdaprov lewat jalur lelang jabatan.

Pejabat keempat Pemko Padang yang 'ditarik' ke Pemprov Sumbar adalah Barlius dari Kepala Pelaksana BPBD Padang menjadi Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, lewat jalur lelang jabatan. Dan pejabat kelima adalah Al Amin, staf ahli Walikota Padang yang juga 'ditarik' ke Pemprov Sumbar menjadi Kabiro Kesra Setdaprov lewat jalur jobfit.

Tapi bukan berarti yang lain tertutup peluang. Tidak. Kans Edi Dharma Syafni ada juga. Sebab dia juga berpengalaman dan cukup menonjol. Menonjol karena ada prestasi yang diukir saat mengabdi di Pemko Padang sebagai Kabag Perekonomian. Pada 2018, menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo, karena TPID Padang tiga kali meraih terbaik. Jadi, Mahyeldi pun sudah tahu kinerja Edi Dharma saat sama-sama mengabdi di Pemko Padang. 

Dan mengacu pula kepada lelang enam jabatan eselon II Pemprov Sumbar yang dilantik pada Maret 2022, lima pejabat yang dilantik itu adalah yang meraih nilai tertinggi. Hanya seorang yang hanya berada di peringkat 2, yang dilantik Gubernur. Tapi sekali lagi, wajar dan dibolehkan. Siapa yang dipilih dari tiga besar itu, adalah kewenangan Gubernur.

Terlepas dari perkiraan tersebut, yang jelas, semua ditentukan oleh Mahyeldi sebagai user. Ukuran dan standar yang dipakai jelas. Kalau pas dengan perkiraan di atas, barangkali kebetulan saja. Ada yang pas, ada yang salah? Itu biasa. Ha..ha...(effendi)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved