Pimpinan dan anggota Komisi VI DPR saat kunker ke Maluku. (ist) |
Ambon, Analisakini.id — Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKS, Nevi Zuairina pada kesempatan kunjungan kerja Komisi VI ke Maluku, memperhatikan, ada 2 program utama yang sedang dikembangkan di Maluku yaitu Ambon New Port (ANP) dan Lumbung Ikan Nasional (LIN).
“Dengan ketersediaan ikan berlimpah di Maluku, serta wilayah laut yang strategis, perlu dukungan Infrastruktur yang kuat untuk mengembangkan 2 potensi tersebut. Untuk itu, Saya minta pemerintah fokus pada peningkatan ekspor dari kekayaan laut Indonesia, terutama daerah Indonesia Timur. Untuk itu, janji-janji pemerintah pada realisasi program utama di Maluku yakni ANP dan LIN mesti segera direalisasikan,” pinta Nevi.
Politisi PKS ini mengatakan, jumlah dan kapasitas cold storage yang ada di Maluku tidak lebih dari 20.000 ton yang tersebar di beberapa pulau. Ditambah lagi, jumlah industri perikanan juga terbatas.
Dengan segala kondisi saat ini, membuat Maluku tidak memperoleh multiplier effect dari sumber daya ikan yang melimpah di perairan Arafura, Laut Banda, Laut Seram, dan Laut Maluku.
“Penguatan internal industri maritim mulai dari perikanan tangkap dan infrastrukturnya, akan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus ada potensi besar melakukan ekspor komoditas perikanan. Alam Indonesia sangat mampu memenuhi kebutuhan ikan, akan tetapi kemauan dan kemampuan kita masih perlu ditingkatkan untuk optimalisasi ekspor komoditas perikanan tangkap,” ungkap Nevi.
Namun, Legislator asal Sumatera Barat ini mengingatkan, jumlah Tangkapan Diperbolehkan (JTB) atau potensi lestari di perairan sebesar 80 persen dari potensi yang ada, maka peluang penangkapan ikan di tiga WPPNRI tersebut sebanyak 3.735.224 ton per tahun.
Nevi menambahkan, pentingnya optimalisasi komoditas perikanan tangkap ini sangat diperlukan, karena selain menjadi tumpuan peningkatan kualitas SDM Indonesia dengan dimulai memerangi stunting, sekaligus meningkatkan kecerdasan, juga meningkatkan sumber pemasukan negara dari ekspor.
Potensi besar laut Indonesia ini tidak dimiliki banyak negara sehingga kerap kali kapal asing masuk perairan Indonesia dengan mengeksploitasi kekayaan bangsa ini.
“Bangsa ini semestinya dapat sejajar dengan negara-negara maju, dengan segala potensinya mulai dari jumlah penduduk, jumlah kepulauan termasuk kekayaan lautnya. Untuk itu, fokus peningkatan kekayaaan Laut Indonesia untuk ekspor harus menjadi prioritas bagi pemerintah”, tutup Nevi Zuairina.(***)