arrow_upward

Di Kampus Unand, UAS Sebut Pentingnya Ukhuwah Islamiah dalam Wawasan Kebangsaan

Senin, 07 November 2022 : 19.34

 

UAS bersama Rektor Unand Prof Yuliandri dan pejabat lainnya memasuki aula Unand. (ist)


Padang, Analisakini.id-Universitas Andalas (Unand) menghadirkan Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam rangkaian dies natalisnya ke-66, Senin (7/11/2022).

Kehadiran UAS mengisi kuliah umum di auditorium Unand tersebut membuat gedung auditorium Unand penuh. Tak hanya mahasiswa tapi juga masyarakat segala umur juga datang untuk mendengarkan ceramah dari ustadz asal Riau ini.

Dalam kuliah umumnya, UAS membahas soal bagaimana menjalin ukhuwah islamiah dalam wawasan kebangsaan.

UAS pada kesempatan itu menyebutkan poin-poin yang menjelaskan pentingnya menjaga ukhuwah untuk persatuan bangsa ini.

Dia juga menyampaikan, Nabi Muhammad SAW telah memberikan teladan bagaimana seorang muslim berinteraksi dengan non-muslim. Hal ini berkaitan erat bagaimana bisa tetap berjalan berdampingan tanpa memecah persaudaraan sebangsa dan setanah air.

Seperti dijelaskan UAS, bagaimana Rasulullah yang memiliki anggota keluarga non-muslim, dan memiliki seorang istri seorang Yahudi bernama Shafiyah.

“Ayahnya bernama Huyay. Huyay itu ayahnya bernama Akhtab. Seorang Yahudi menikah dengan Nabi Muhammad. Artinya, Nabi Muhammad (juga) memiliki mertua seorang Yahudi, tetapi nabi tetap menjalin hubungan,” ujar UAS.

Nabi juga pernah memerintahkan Asma’ binti Abu Bakar untuk tetap menjalin silaturahmi dengan ibunya yang belum masuk Islam, dan memberinya makan.

UAS juga menyebut, berdasarkan kisah yang termaktub dalam sebuah hadis tersebut, ada fatwa dari seorang mufti Universitas Al-Azhar Mesir tentang bolehnya membagikan daging kurban kepada non-muslim.

UAS juga menceritakan teladan sikap bagaimana berinteraksi dengan non-muslim juga ditunjukkan oleh sahabat Rasulullah, salah satunya Umar Bin Khattab.

Pada zaman Umar, ada sebuah gereja besar di Yerusalem, Palestina. Saat Umar berkunjung ke gereja itu, pendeta memperbolehkan Umar salat di dalam gereja. Namun, Umar menolaknya dan lebih memilih untuk salat di luar gereja.

“Apa hikmahnya? Sekarang orang baru tahu, ternyata di depan gereja itu sekarang berdiri masjid besar bernama Masjid Umar Bin Khattab, berhadap-hadapan. Mungkin itu yang menginspirasi Presiden Soekarno mendirikan Masjid Istiqlal berhadapan dengan katedral," ulasnya.

Jadi menurut UAS, dalam Islam sudah jelas bagaimana cara berinteraksi dengan non-muslim.

“Bercerita ukhuwah dalam wawasan kebangsaan, terkait aturan (akidah) bagaimana berinteraksi antar-agama, sudah jelas, ‘lakum diinukum waliyadiin, untukmu agamamu, bagiku agamaku,” sebut UAS.

Namun, dalam hubungan sosial, menurut UAS, selama tidak berkaitan dengan akidah, umat muslim boleh berinteraksi dengan non-muslim.

Sementara itu, Rektor Unand, Prof Yuliandri yang hadir membuka kegiatan itu mengaku sengaja mendatangkan UAS agar di momen dies natalis ini ada pembelajaran yang bisa dipetik oleh civitas Unand, serta juga masyarakat yang ikut hadir menyaksikan ceramah itu beramai-ramai.

Kegiatan kuliah umum ini menurut rektor juga sebagai kontribusi perguruan tinggi dalam mengatasi segala macam persoalan yang terjadi.

"Di umur 66 tahun Unand ingin lebih berkontribusi lagi, terutama dalam hal mengatasi persoalan yang terjadi di masyarakat," kata rektor.

Rektor Unand dalam sambutannya juga mengucapkan terima kasih kepada UAS yang berkenan memberikan tausyiah di Unand.

Sesuai tema, Unand Bersyukur, dengan kehadiran UAS ini juga bentuk rasa syukur universitas tersebut dengan berbagai peningkatan, perubahan dan prestasi yang telah diraih akhir-akhir ini.

"Momentum ini patut disyukuri, dan ambil ilmu sebanyak-banyaknya dari apa yang disampaikan oleh UAS," kata rektor. (***)



Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved