arrow_upward

Ini Makna Google Doodle Hari Kemerdekaan Indonesia

Rabu, 17 Agustus 2022 : 08.10
Foto: Tangkapan layar/Google

Padang, Analisakini.id-Pada 17 Agustus 2022 ini, Google Doodle edisi Hari Kemerdekaan Indonesia mengambil tema balap perahu atau perahu pacu. Google selalu memasang Google Doodle pada momen tertentu untuk memperingati hari penting tersebut.

Seperti dikutip dari laman Google Doodle per 17 Agustus 2022 ini, mereka menggunakan doodle berupa balap perahu yang diikuti oleh 5 orang berpakaian tradisional dari berbagai suku di Indonesia. Doodle tersebut merupakan karya ilustrator Bandung, Wastana Haikal. Apa makna dari Google Doodle tersebut? Simak penjelasannya berikut ini seperti dikutip dari detik.com.

Ilustrasi Google Doodle Hari Kemerdekaan Indonesia terinspirasi dari salah satu tradisi yang difestivalkan secara rutin, yakni Festival Pacu Jalur. Festival Pacu Jalur adalah event balapan perahu terbesar di Indonesia, dengan rangkaian pertunjukan tarian dan diiringi lagu tradisional.

Setiap tahunnya, sekitar 100 perahu berpartisipasi dalam Festival Pacu Jalur menyusuri Sungai Batang Kuantan di Provinsi Riau. Untuk memeriahkan festival, perahu-perahu tersebut didekorasi dengan meriah. Setiap perahu dikendarai oleh 60 orang dalam satu tim.

Festival ini menjadi perhatian baik oleh warga sekitar maupun wisatawan lokal dan mancanegara. Untuk memeriahkan festival, sejumlah peserta mengenakan kostum tari tradisional yang senada dengan perahu yang dikendarai. Festival ini menggambarkan Indonesia sebagai negara maritim, serta mencerminkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Warga Indonesia sendiri dikenal kerap memperingati Hari Kemerdekaan dengan acara-acara meriah seperti parade, karnaval, dan marching band. Google Doodle Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2022 ini menggambarkan kemeriahan perayaan warga Indonesia.

Meskipun tanpa unsur merah-putih dari bendera nasional Indonesia, identitas bangsa tergambar dari pakaian tradisional yang dikenakan kelima orang peserta balap perahu dalam doodle.


Sejarah Festival Pacu Jalur

Tradisi Pacu Jalur dilaksanakan sejak 1903 atau 119 tahun yang lalu. Tradisi tersebut merupakan bagian dari masyarakat Kuantan Singingi, Riau, sebagai peringatan atas ulang tahun Ratu Helmina asal Belanda di Baserah.

Seiring berjalannya waktu, tradisi tersebut beralih fungsi menjadi tradisi untuk memperingati hari besar Islam. Kemudian Pacu Jalur juga rutin diadakan dalam peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Pacu Jalur menggunakan perahu sampan (jalur) yang dibuat dari pohon. Kepala Dinas Kebudayaan Riau Yoserizal Zein menjelaskan, ada ritual adat khusus untuk memilih pohon yang akan ditebang dan dijadikan perahu.

Selain itu, ada tradisi dan prosesi adat Maleo Jalur yang dilakukan jauh-jauh hari sebelum festival digelar. Tradisi ini dilakukan dengan cara menyeret batang kayu bulat jenis kempas dengan tali rotan ke kampung tempat jalur dibuat. Kayu yang dipilih biasanya berdiameter 60 cm dengan panjang 30-50 meter.

"Untuk jalur juga ada ornamen-ornamen dibuat menggambarkan tradisi daerah seperti Lubuk Jambi, Inuman, Pangean, dan dari daerah lain di Kuansing," jelasnya.

Tradisi Maleo Jalur dan Pacu Jalur ini melibatkan hampir semua warga kampung, sehingga merekatkan kebersamaan dan kekompakan mereka. Setiap jalur biasanya dibuat oleh satu orang ahli dengan beberapa asisten. Sedangkan pendayungnya dipilih sebanyak 60 orang.

Tradisi Pacu Jalur sempat ditiadakan karena pandemi COVID-19. Namun, setelah pandemi terkendali, warga Kuantan Singingi Riau kembali mengadakan Pacu Jalur tahun ini.

Itulah penjelasan mengenai Google Doodle Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2022 beserta sejarah tradisi yang menjadi inspirasi doodle. Selamat Hari Kemerdekaan. Semoga tetap jaya. (***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved