arrow_upward

Globalisasi Mengikis Budaya Goro, Asli Chaidir : Harus Digencarkan Kembali

Minggu, 31 Juli 2022 : 19.13

 

Anggota DPR dari Fraksi PAN, H. Mhd Asli Chaidir menyosialisasikan empat pilar bangsa. (ist)

Padang, Analisakini.id-Gotong-royong atau goro, sudah membudaya di republik ini, termasuk di Sumbar. Sebab dengan goro selain memupuk rasa persaudaraan, juga apa yang dikerjakan selesai dalam waktu relatif cepat. Namun belakangan, akibat globalisasi, budaya goro mulau menipis.

"Bisa kita lihat dalam keseharian apalagi di era globalisasi yang lebih banyak mengarah kepada individualisme. Hal ini tidak bisa dianggap remeh. Harus kita gencarkan dan massifkan kembali, karena goro itu adalah kearifan lokal warga Indonesia," kata Anggota DPR H. Mhd Asli Chaidir dalam sosialisasi empat pilar bangsa, Sabtu (30/7/2022) di Padang

Di hadapan peserta sosialisasi bertajuk "Gotong Royong untuk NKRI", politis PAN ini menjelaskan Soekarno merangkum Pancasila dalam satu kata “gotong royong”. Soekarno ternyata merancang suatu paham negara gotong-oyong bagi bangsa Indonesia. Artinya negara ini semua buat semua.

Apalagi sama-sama diketahui, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beraneka ragam suku, agama, bahasa, kebudayaan, adat istiadat, dan lain sebagainya. Di satu sisi kemajemukan tersebut sebenarnya merupakan kekayaan yang tidak ternilai. Di sisi lain, ia menjadi bom waktu perpecahan yang mengerikan jika masing-masing warga negara tidak mengerti benar tentang makna persatuan bangsa. 

"Makanya Soekarno merangkum Pancasila dalam satu kara gotong royong. Tapi sekarang akibat globalisasi berpengaruh kepada pergeseran atau perubahan tata nilai, sikap dan perilaku pada semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," sebutnya. 

Perubahan tersebut terkadang positif, namun banyak juga yang mengarah pada hal yang negatif. Namun kita tentunya harus senantiasa berupaya dapat memantapkan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan mengembangkan kehidupan nasional yang lebih berkualitas, termasuk budaya gotong royong.

Perilaku gotong royong mengalami banyak perubahan di Indonesia, terutama di daerah perkotaan perilaku gotong royong sudah semakin jarang, sebaliknya di daerah pedesaan, pinggir kota, masih banyak ditemukan perilaku gotong royong yang ditampilkan oleh warganya, baik itu untuk kepentingan umum maupun kepentingan pribadi.

Kesejahteraan umum Indonesia hanya bisa diwujudkan bila semua warga mengedepankan semangat kegotoroyongan. Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai kencenderungan dalam dirinya sendiri untuk hidup bersama orang lain. Manusia dalam banyak hal harus membangun kesatuan dengan yang lain untuk mencapai satu tujuan. Gotong royong merupakan fondasi dan sarana menuju pencapaian kebaikan bersama. 

Asli mengajak masyarakat untuk kembali bergotong royong. Sebab bagi bangsa Indonesia, gotong royong merupakan sarana untuk mempersatukan berbagai macam perbedaan. 

"Baru-baru ini Walikota Padang melauching program Padang Bergoro. Ini langkah positif dan mesti dimasifkan. Kapan perlu di daerah lain juga melakukan hal serupa. Sebab banyak tujuan baiknnya. Dan yang jelas adalah gotong royong merupakan budaya yang harus dilestarikan," sebut Asli.  (ef)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved