arrow_upward

Dosen UIN IB Padang Prihatin Menurunnya Budaya Membaca

Jumat, 20 Mei 2022 : 08.30
Dosen UIN Imam Bonjol Padang, Raichul Amar, foto bersama setelah mewakafkan buku. (ist)

Padang, Analisakini.id-Budaya membaca rakyat Indonesia makin memprihatinkan, apalagi waktu dilanda pandemi Covid-19. Tingkat minat dan budaya baca di Indonesia menurut Dosen UIN Imam Bonjol Padang, Raichul Amar termasuk paling rendah yakni peringkat 60 dari 61 negara.

"Dengan dilanda wabah pademi gambaran budaya baca, semakin memprihatinkan. Proses belajar mengajar, layanan pustaka yang serba online, bahkan sempat menutup layanan langsung, semakin menjauhkan pengguna dari Perpustakaan," katanya seusai mewakafkan bukunya Fakultas Dakwah UIN Imam Bonjol Padang dan kampus Universitas Muhammadiyah (UM)  Sumbar, Pasir Kandang, Padang, Kamis (19/5/2022).

Ia mengatakan, sejak meresmikan rumahnya sebagai rumah baca di 2008, ia sangat merasakan hal ini. Tokoh yang selama ini dikenal sebagai sosok yang peduli lingkungan, ternyata juga peduli Perpustakaan. 

Tokoh kampus yang sudah pensiun sejak Desember 2010 ini, sepertinya belum pensiun. Boleh dikatakan hampir setiap hari masih kelihatan dan tetap saja memperlihatkan kiprahnya.

Setiap momen bersejarah, baik tingkat prodi, fakultas, atau universitas, tiada waktu tanpa menampilkan sezuatu yang berkaitan dengan lingkungan dan buku. Selalu saja, bila tidak tanam pohon, sumbangkan buku. 

Pada Dies Fakultas Adab dan Humaniora di 2015, ia memberikan kado berupa penyerahan koleksi buku 53 eksemplar.

Pada upacara pengukuhan 2 Guru Besar baru, April 2020, untuk masing masingnya  beliau carikan 2 batang  bibit andalas (pohon langka Sumbar). 

Sekalian dengan seremonial ini, dia melanjutkan safari wakaf buku, mendekati 1.000 buku, dari 9.200 koleksi buku Rumah baca Al Syajarah miliknya.

Gairah dan semangat wakaf buku ini juga ditularkan ke dosen-dosen yang akan pensiun, atau keluarga dosen yang sudah meninggal sehingga semangat wakaf buku ini telah melahirkan sebentuk korner. 

"Alhamdulillah sekarang sudah ada korner Saifullah, Yusra Ton di Fak Adab dan Humaniora, Mahmud Yunus, Syafruddin Nurdin, Hasymi, Basyiruddin Usman, di FTK, Hasan Mahdi, Rahima Ahmad, Sirajuddin Zar di Ushuluddin," ujarnya.

Ia juga memiliki beberapa korner di Perpustakaan Pusat, Perpustakaan Ushuluddin dan Studi Agama, Tarbiyah dan Keguruan, Adab dan Humaniora, dan Perpustakaan Pasca Sarjana. 

Berkaitan dengan peringatan 20 tahun Hari Buku Nasional, ia kembali memperkuat visi dan misinya terhadap gerakan wakaf buku. Menurutnya, menempatkan buku pada Perpustakaan akan lebih menjamin keterpeliharaan dan pemanfaatannya di masing-masing rumah pribadi, yang belum ada jaminan keselamatannya dari serangan rayap dan sejenisnya. 

Apalagi bila pemilik buku tidak mempunyai keluarga yang semangatnya sama dan sebangun dengan pemilik buku. Maka dari itu, mewakafkan buku ke Perpustakaan menjadi jalan terbaik. (***)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved