arrow_upward

Buntut Haramkan Menag Injakkan Kaki di Tanah Minang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan

Senin, 07 Maret 2022 : 17.11

 


Jakarta, Analisakini.id-Polemik pengharaman wayang belum usai, kini muncul ajakan memboikot produk Minang, dan mengharamkan pembelian Nasi Padang. Cicitan di Twitter itu pun menuai pro dan kontra.

Ajakan untuk memboikot Nasi Padang datang dari akun @K3nshin_KR yang mengajak followernya memboikot produk Minang. Ajakan ini muncul setelah masyarakat di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) melarang Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menginjakkan kaki di tanah Minang. Pengharaman Menag ke tanah Minangkabau imbas dari ucapan Menag yang menyamakan suara Adzan dengan gonggongan Anjing.

"Woii Nusantara...Boikot produk Minang. Haramkan pembelian nasi Padang," cicit akun @K3nshin_KR, Kamis (3/3/2022).

Menanggapi unggahan netizen itu, Haris Pertama pun tampak geram lantaran makanan nasi padang disebut haram. “Maksudnya manusia ini apa ya??? Kau pikir makanan padang itu ada yang haram???,” ujar Haris Pertama dalam twitternya seperti dikutip dari makassar.terkini.id.

Ia pun sebagai orang asli Minang mengaku sangat tersinggung dengan pernyataan pemilik akun yang mengharamkan nasi padang yang diketahui merupakan makanan khas produk asal Minang. 

“Saya sebagai orang Minang tersinggung sekali,” kata Haris Pertama. Sontak kicauam Haris Pertama menanggapi seruan boikot produk Minang itu menuai tanggapan dari sejumlah warganet. Salah satu netizen berpendapat, Haris Pertama geram dengan pernyataan pengguna akun K3nshin_KR itu lantaran devisa terbesar orang Minang telah diganggu. 

Menurut netizen KangengRadeen itu, lebih mulia masyarakat yang meributkan nasi padang dibanding mempersoalkan orang Minang yang mengharamkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan mengusir Menteri Sosial Tri Rismaharini. 

“Devisa terbesar orang Minang diganggu. Lebih mulia mereka meributkan Netizen yang Haramkan beli nasi Padang. Daripada mempersoalkan orang Minang yang Mengharamkan Menag & Mengusir Mensos dari Padang. Lucu gak sih knpiharis,” ujarnya.

Sementara itu, dilansir dari kurusetra.republika.co.id, sebelum ajakan memboikot produk Minang dan pengharaman membeli Nasi Padang muncul, jagat Twitter dihebohkan dengan diskusi makan Nasi Padang pakai sendok atau pakai tangan. Perdebatan tersebut makin ramai setelah sejumlah publik figure ikut dalam diskusi tersebut.

Nasi Padang sedang dalam perdebatan. Enaknya makan pakai tangan atau pakai sendok. Namun, sadarkah Anda jika porsi Nasi Padang akan lebih banyak ketika dibungkus untuk dibawa pulang. Ternyata hal itu punya sejarah sendiri.

Di luar ajakan mengharamkan membeli Nasi Padang, kita mungkin pernah mendengar atau mengalami mengapa porsi Nasi Padang bisa dua kali lipat lebih banyak jika dibungkus. Ternyata banyaknya porsi nasi padang ketika dibungkus untuk dibawa pulang sudah dilakukan semua warung atau restoran Padang sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu rumah makan Nasi Padang disebut Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).

Lezatnya Nasi Padang membuat warga Belanda dan Eropa selalu memenuhi rumah makan Nasi Padang. Mereka biasanya makan di tempat, apalagi saat itu harga Nasi Padang relatif murah.

Sayangnya, banyaknya orang Belanda dan Eropa yang makan di tempat, orang pribumi enggan makan sembari berbaur dengan para penjajah. Apalagi, orang-orang Belanda juga jijik jika makan bersama satu meja dengan pribumi. (***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved