arrow_upward

Dekan Fateta Unand Feri Arlius Bersua Tokoh Nasional Buya Syafii Maarif, Ini yang Dibicarakan

Senin, 24 Januari 2022 : 20.24

 



Dekan Fateta Unand Feri Arlius diskusi dengan Buya Syafii Maarif. (ist)

Padang, Analisakini.id-Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas (Fateta Unand) Dr Ir Feri Arlius bersua sekaligus diskusi  dengan tokoh nasional asal Sumatera Barat, Buya Prof. Dr. Syafii Maarif Senin (24/1/2022) sore.

Dekan visioner itu menyampaikan kemajuan keilmuan di Fateta Unand, baik secara akademik yang berjalan di kampus maupun inovasi dan terobosan yang sudah dan akan dilahirkan.

Setelah sukses melaunching Nasi Padang Instan (NPI) dan kini sudah menyebar ke provinsi tetangga dan beragam inovasi lain yang dilahirkan, kini Fateta Unand siap menjadi Fakultas yang dikenal di Asean pada 2025. 

"Selama ini dikenal sebagai salah satu fakultas di Unand, Sumatera Barat dan cukup sering laksanakan seminar dan simposium dengan  melibatkan perguruan tinggi di beberapa negara Asean, sekarang akan melangkah ke hal yang lebih sensasional dalam kerangka perguruan tinggi," kata Dekan Feri Arlius.

Feri Arlius yang juga aktivis dan memiliki jaringan networking yang mumpumi menyebutkan, dimulai pada penerapan belajar mengajar di kampus pada 2022.

"Setiap mata kuliah ada 16 kali pertemuan antara dosen dengan mahasiswa. Dua kali pertemuan diantaranya, diharuskan berbahasa Inggris, baik dosen maupun mahasiswa selama proses belajar mengajar dilakukan. Dulu hanya sebatas imbauan, mulai 2022, menjadi sebuah keharusan,' sebutnya.

Bahasa Inggris menjadi penekanan,  karena selain menjadi bahasa internasional, yang jelas bahasa Inggris akan dijadikan bahasa kedua, setelah bahasa Indonesia. Outputnya, mahasiswa Fateta dan yang akan menamatkan studi, bahasa Inggris nya lancar.

Selain itu, juga menghadirkan para praktisi sebagai dosen undangan dan dua kali pertemuan pula dengan mahasiswa. Tujuannya, mahasiswa tidak hanya kaya teori dari dosen, tapi juga didukung dengan ilmu praktek dari kalangan profesional.

"Misalnya mata kuliah, land clearing untuk pembukaan lahan kebun. 14 kali pertemuan dengan dosen dan dua kali pertemuan dengan praktisi perkebunan yang pengalaman dalam land clearing. Begitu juga mata kuliah lain," kata Feri yang berupaya untuk memperdalam dan implementatif kurikulum bagi mahasiswanya.

Dan juga tidak kalah penting adalah, pada 2022 ditargetkan minimal tiga hasil penelitian/riset yang baik dilakukan dosen maupun mahasiswa berorientasi kepada hilirisasi. 

"Benar selama ini banyak yang dihasilkan dosen dan mahasiswa tapi baru sebatas untuk jurnal dalam rangka penambahan bobot kredit poin. Bertumpuk di pustaka. Padahal ada yang bisa diarahkan kepada hilirisasi. Ini memberikan dampak positif kepada perkembangan teknologi dan, UMKM juga bakal tumbuh jadinya,"terang dia.

Apa respon Buya? Yang jelas Buya Syafii mengapresiasi inovasi Fateta untuk hilirisasi - komersialisasi produk olahan pangan dan terlibat dalam strategi pembangunan daerah sesuai kompetensi keilmuan Fateta. Pun memuji terobosan dalam bidang akademik untuk mahasiswa.

Dekan juga mengabarkan tentang kebutuhan pembangunan kampus Fateta yaitu ruang dan peralatan laboratorium, guna meningkatkan peran Fateta untuk terus berinovasi memperkuat nilai tambah produk agroindustri. (***)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved