Yogyakarta, Analisakini.id-Pelukis kaligrafi Islam sang maestro Syaiful Adnan (64 th) dan sejumlah perupa lain dari Yogyakarta gembira dan bersyukur karena mendapat undangan khusus untuk mengikuti pameran besar yang difailitasi Pemprov dan DPRD Sumbar melalui UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan yang tahun ini digelar di Agam Jua Art Culture Payakumbuh sejak 8 sd 13 November 2021.
"Rasa syukur dan gembira itu ditandai dengan keikutsertaan teman-teman perupa "urang awak" yang berada di Yogyakarta untuk mengirim langsung karya-karya yang dibutuhkan sesuai tema pameran "Minangkabau Kini" kepada panitia pameran di Agam Jua Art Culture Payakumbuh, Sumatera Barat," ujar Syaiful Adnan via WhatApp, Kamis malam (4/11/2021).
Menurut Syaiful Adnan yang kini bermukim di Gamping Kidul RT 02/RW19 Ambar Ketawang itu, menyebutkan, suatu kehormatan baginya, urang awak di perantauan memperoleh undangan khusus untuk ikut berpartisipasi dalam pameran besar ini. Bagaimana pun suksesnya seniman di perantauan, tidak akan bisa terlepas dari kampung halaman tempat seniman itu lahir dan besar.
"Ini kesempatan terbaik bagi para perupa yang berada di perantauan untuk membangun kampung halaman dalam menunjang pembangunan sektor kebudayaan dan banyak sektor pembangunan lain yang turut mempengaruhinya, " ujar Syaiful Adnan.
Sementara Yusman (56 th) pematung yang kini bermukim dan berkarya di Tegal Senggotan, RT 02 / RW 11 No. 53 Tirtonirmolo, Kasihan Bantul, Yogyakarta, Senin (1/11/2021) menyebutkan, keikutsertaanya dalam pameran seni rupa yang baru pertama kali digelar di kota Payakumbuh tersebut merupakan suatu bentuk apresiasi pemerintah Sumatera Barat baik dari eksekutif maupun legislatif untuk para seniman "urang awak" yang berada dan bermukim di perantauan.
Karena dengan adanya kolaborasi karya seniman urang awak di perantauan dengan yang ada di Sumbar dalam suatu acara pameran bersama, maka paling tidak dapat menjadi barometer karya antara "urang awak ranah Minang jo urang awak yang berada di perantauan" yang dapat dilihat dalam banyak perspektif, bisa dilihat aspek kebudayaan yang dapat memperkuat banyak sektor lainnya.Apalagi sektor pariwisata dan sektor-sektor lainnya, ujar Yusman yang siap pulang saat pameran berlangsung.
Di tempat berbeda, pematung Yulhendri (57 th) yang telah puluhan tahun bermukim dan berkarya di studio patung miliknya, Nyemengan RT 04, Jalan Mrisi Tirtonirmolo Kasihan Bantul, Yogyakarta di sela sela kesibukannya sebagai pematung dan mengerjakan sejumlah pesanan karya patung serta sejumlah karya monumental, masih menyempatkan diri membuat karya idealismenya yang berangkat dan bertolak dari pengalaman bathinnya sebagai pematung selama ini, saat diberitahu kegiatan pameran besar di Sumatera Barat.
Yulhendri yang di era tahun 2000-an produksi patung Indian yang dikerjakannya sempat melambungkan namanya di banyak negara Eropa dan Asia.
Selain Syaiful Adnan, Yusman dan Yulhendri dari ada nama Bazrisal Albara, Ali Umar dari Yogyakarta ada nama muda milenial Alif Lamra, Iin Risdawati dan Melta Desyka.
Dari Bandung terdaoat nama perupa Ricon Ibdar, Kimat dan Suciati. Dari Pekanbaru ada nama Herisman Is, Yunizah dari Bengkulu dan beberapa daerah lain yang turut mewarnai kegiatan pameran yang bertajuk "Minangkabau Kini".
Dari tuan rumah sendiri ada nama perupa Amir Syarif, Ardim, Firman Ismail, Rizal MS, Hendra Buana, Hendra Sardi, Ismet Sajo, Maryeni, Widdi Yanti, Hidayat Di Kincie dan lainnya dan dua peserta kehormat C, Israr (1922-2006) dan Amir Syarif (82 th). (***)