arrow_upward

Dikira di Hotel, Ternyata Ruang Praktik Mahasiswa

Kamis, 25 November 2021 : 10.32

 

Mahasiswa jurusan manajemen kuliner BTP praktik. (ist)

Batam, Analisakini.id-Saat memasuki sebuah kamar hotel, ada empat orang di dalamnya. Semua perempuan. Dua orang duduk di tempat tidur dan seorang berdiri di depan mereka. Sesekali menunjuk ke arah meja cermin. Sepertinya memberikan arahan kepada dua orang yang duduk di kursi. Seorang lagi menyaksikan mereka.

"Ini lagi praktik Pak. Dua orang yang duduk itu, mahasiswi tahun satu. Yang memberi arahan adalah mahasiswi tahun dua, dan saya sendiri, juga masih mahasiswi, sudah semester V. Kami ditugaskan dosen, mengawasi praktik mahasiswa," kata Vivi kepada penulis saat mengunjungi kamar hotel itu, Rabu (24/11/2021).

Kamar hotel tersebut ternyata hanya ruang praktik mahasiswa. Ruang ruang praktik benar-benar disulap dan didisain seperti kamar hotel. Yang kami datangi adalah kamar hotel bertype suit room (STE). Karena juga dilengkapi fasilitas seperti kamar tidur, dapur, ruang tamu, dan kamar mandi yang terpisah.

"Di sini ada empat ruangan praktik manajemen divisi kamar, dua diantaranya didisain seperti kamar hotel. Satu type suit room, satu lagim type deluxe room (dlx)," kata Asrizal Bobo, pengurus Yayasan Vitka yang mengelola  Batam Tourism Polytechnic (BTP) yang mendampingi penulis selama berada di kampus tersebut.

Asrizal mengatakan, ruang praktikum mahasiswa jurusan manajemen divisi kamar, didisain seperti kamar hotel agar saat praktik di industri perhotelan, tidak canggung lagi melainkan mahir. Mereka sudah praktik di kampus dari A sampai Z-nya. 

Penulis saat di ruang praktik barista (penyaji kopi profesional). Masih di jurusan manajemen kuliner. (ist)

Begitu pula di ruangan lainnya. Disulap seperti yang sesungguhnya. Seperti ruang praktik mahasiswa jurusan manajemen kuliner, ada ruang praktik khusus membuat aneka kue, ruangan membuat aneka masakan utama (nasi, sambal dan hidangan 'pencuci mulut') dan lainnya. Ruangan praktik jurusan ini cukup banyak dan luas ketimbang jurusan lain.

"Di BTP, teori 40 persen, praktik 60 persen. Praktiknya, kita hadirkan seperti dunia nyata. Seminggu teori, seminggu praktik dengan durasi lebih panjang. Sistem shif sehingga tiap hari ada praktik, ada teori di kampus ini, "sebut Wakil Direktur 3 BTP, Siska Amelia Maldin.

Siska menyebut, karena model pembelajarannya seperti itu, banyak alummi BTP diincar berbagai industri perhotelan baik luar maupun dalam negeri. Bahkan ada saat praktik di industri perhotelan, mereka diminta pihak manajemen hotel langsung bekerja di sana. Juga meminta 'nambah' alumni BTP lainnya untuk bekerja di sana.

"Alhamdulillah, alumni BTP 100 persen bekerja. Tidak ada yang nganggur. Mayoritas di industri perhotelan dalam negeri dan luar negeri, termasuk yang buka usaha sendiri seperti cafe shope yang tumbuh pesat saat ini. Ini sesuai misi yang ditanamkan oleh pembina Yayasan Vitka, Bapak Asman Abnur, kampus ini mencetak profesional handal dan pengusaha," terang Siska, kelahiran Kota Sawahlunto ini.

Tak heran, peminat yang kuliah di sana naik terus tiap tahun. Saat dibuka pada 2014 punya mahasiswa 18 orang, tapi sekarang mencapai 700 lebih yang terbagi dalam tiga jurusan, Manajemen Kuliner, Manajemen Divisi Kamar dan Manajemen Tata Hidangan.

Mahasiswa BTP pun berprestasi. Pemeringkatan Prestasi Mahasiswa Nasional dari hasil Rekap Data Kegiatan Kemahasiswaan. Rangking 231 pada 2019 naik tajam ke 24 nasional pada 2020.

Didirikan oleh Putra Minang

BTP didirikan oleh Dr. Asman Abnur, selaku Pemilik Vitka Group sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan dan pariwisata bagi masyarakat di Kota Batam dan sekitarnya. Asman adalah putra Batu Kalang Kecamatan VII Koto Padang Sago, Padang Pariaman. Sekarang juga tercatat sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kepulaua Riau.

BTP berdiri pada 15 September 2014, berdasarkan SK Mendiknas Nomor 192/E/O/2014 untuk menyelenggarakan tiga Program Studi Diploma III yaitu Manajemen Kuliner, Manajemen Divisi Kamar dan Manajemen Tata Hidangan.

Pendirian BTP didukung oleh kampus-kampus pariwista lainnya di Indonesia seperti Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (NHI) dan Sekolah Tinggi Nusa Dua Bali serta berfailiasi dengan International Management Institut Switzerland.

BTM mendapatkan izin revisi untuk meningkatkan program studu D III menjadi D IV berdasarka SK Mendiknas Nomor 504/E/O/2014 pada 17 Oktober 2014. Dengan izin ini, menjadikan BTP satu-satunya kampus yang memiliki Program Diploma IV Manajemen Kuliner, Manajemen Divisi Kamar dan Manajemen Tata Hidangan di Indonesia.

"Empat tahun kuliah, dengan praktik/magang di perhotelan pada semester III dan pada semester VIII. Ada di dalam negeri, ada pula di luar negeri," ujar Wadir III Siska Amelia Maldin.

Inilah kampus Batam Tourism Polytechnic (BTP).

Tadinya sebut, Siska, magang/praktik di perhotelan dilakukan pada semester VII dan penyelesaian skripsi pada semester VIII. Tapi sejak empat tahun terakhir diubah. Magang/praktik digeser pada semester VIII dan penyelesaia skripsi pada semeser VII.

Kenapa? Ada mahasiswa BTP magang di perhotelan Doha, Qatar selama enam bulan. Jelang habis magang, pihak manajemen hotel minta yang bersangkutan bekerja di sana. Mahasiswa bingung, karena kuliahya belum tuntas. Untuk balik kembali, agak rumit dan  butuh waktu cukup lama.

"Untungnya enam bulan kemudian pihak hotel di Doha masih menerima sehingga yang bersangkutan terbang kembali ke sana. Kalau tidak, tentu kesempatan emas itu terbuang sia-sia. Makanya kurikulum diubah. Bereskan semuanya, tinggal lagi nilai magang/praktik yang diberikan oleh pihak hotel dimana mahasiswa magang," terangnya. 

BTP juga menjalin banyak kerjasama dengan institusi di dalam dan luar negeri. Bekerja sama dengan Pemerintah Daerah serta chain hotel Bintang 5 Nasional dan Internasional. (effendi)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved