arrow_upward

Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Sumbar Siap Kembangkan Usaha Tambak Udang Modern

Minggu, 13 Juni 2021 : 12.37

 

Gubernur Sumbar Mahyeldi didampingi Kadis LH Sumbar Siti Aisyah dan pejabat Pemprov Lampung serta pelaku usaha tambang udang saat melihat usaha budidaya perikanan tersebut.(adpim).

Lampung, Analisakini.id-Potensi tambak udang Sumatera Barat cukup besar. Setidaknya lebih kurang sejauh 2.312,21 km garis pantai di 7 kabupaten kota, Pesisir Selatan, Kota Padang, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Agam, Pasaman Barat dan Kepulauan Mentawai yang dimiliki. Melihat potensi ini saatnya Sumbar meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dengan menatap produksi tambak udang modern dengan mentaati aturan, prinsip kesejahteraan meningkat, lingkungan alam terjaga. 

Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat dalam Kunjungan Kerja melihat Tambak Udang Modern peduli lingkungan seluas 60 Ha di Kabupaten Tanggamus - Provinsi Lampung, Sabtu (12/6/2021).

Hadir dalam kesepatan tersebut Kadis Perikanan Kabupaten Tanggamus, pimpinan tambak udang modren Merry Warti, Pimpinan Produksi Pakan Gold Coin Feed, Ka DLH, Kadis Perikanan, Ka Balitbang, Ka DPM PTSP, Kadis PUPR, Kabiro Pembangunan, Biro Adpim Setdaprov Sumbar.

Gubernur Sumbar katakan, kapanpun segala usaha untuk ketersediaan pangan akan selalu mendapat tempat dalam pasar dunia. Menurut Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) udang merupakan salah satu jenis ketersediaan pangan, pasarnya amat terbuka baik lokal, nasional dan internasional dan Sumbar memiliki potensi besar untuk itu. 

"Potensi usaha budidaya tambak udang di Sumbar cukup besar, dan kedepan dalam usaha ini mesti ada aturan yang jelas mulai dari nagari, kabupaten /kota dan provinsi karena setiap orang amat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan laut. Jangan ada usaha tambak udang yang membuang limbah sembarang ke laut yang berdampak pencemaran dan mesti usaha tambak memperhatikan soal ramah lingkungan," harap Mahyeldi.

Ia juga katakan saat ini, potensi usaha tambak udang amat baik namun untuk memajukan semua itu kita butuh investasi dan diharapkan para perantau seperti buk Merry (petambak modern Lampung) ini dapat ikut serta memajukan kampung halaman. 

"Melalui dinas terkait kita akan rapatkan dengan 7 bupati dan walikota di Sumbar dalam melihat potensi dan peluang tambak udang ini. Mesti ada kajian pemetaan yang kongkrit soal tata ruang yang jelas disetiap daerah, sehingga akan membuka minat agar investasi lebih terjamin, lingkungan terjaga, perekonomian daerah maju dan kesejahteraan masyarakat meningkat seperti yang kita lihat di tambak udang modern Tanggamus Lampung Selatan ini," ungkap Mahyeldi tersenyum.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumbar Siti Aisyah, mengatakan beberapa tahun terakhir ini usaha tambak udang di Sumbar mulai mengeliat, namun masih belum ada aturan yang jelas dari kabupaten dan kota soal tata ruang penerapan dari menjaga kelestarian lingkungan hidup. 

"Kita tahu budidaya tambak udang ini adalah usaha masyarakat yang jika dikelola secara baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Walaupun saat ini masih bersifat illegal belum ada perizinannya, kita coba cari solusi dan mendorong pemerintah kabupaten/kota melakukan kajian tataruang serta membuat aturan yang jelas agar dampak usaha ini tidak merusak lingkungan alam sekitarnya terutama laut sekitarnya yang sebenarnya juga dapat merusak hasil usaha tambak itu sendiri," ingatnya. 

Siti Aisyah juga katakan, usaha tambak udang di Sumbar cukup menjanjikan tentu apa yang ada saat ini akan dilakukan pembinaan dari sisi regulasi sesuai aturan yang ada. Kedepan soal perizinan DLH provinsi akan ikut terlibat dalam memberikan rekomendasi tata ruang dampak lingkungan bersama daerah dan kementerian KKP. 

"Usaha budidaya tambak udang di Sumbar juga telah diadukan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) peduli lingkungan dan pihak berwajib juga telah mendatangi kita soal ini. Dan kunjungan kita saat ini ke tambak modern di Lampung ini menjadi salah satu point memberikan masukan kepada para pengusaha tambak dan penyusunan penerapan regulasi kepada pemerintah kabupaten/kota di Sumbar. Karena tambak udang di Lampung telah menerapan sistem yang baik dalam penanganan limbah termasuk, pemusnahan bahteri limbah dengan memanfaatkan metode utraviolet," terangnya.

Ia juga ingatkan perlu juga melakukan kajian dan perhatian terhadap daya dukung dan daya tampung dalam usaha budidaya tambak udang ini sehingga dapat melakukan pengendalian mengurangi dampak negatif terhadap pencemaran yang terjadi.

"Kepada pemkab/ko agar melakukan inventarisasi, kajian yang komperhensif tata ruang usaha tambak udang ini, karena ini merupakan kewenangan mereka. Kita di provinsi hanya  bersifat mendorong serta juga melalukan dalam hal pengendalian dan menguji aktifitas usaha ini dari dampak terhadap ramah lingkungan," tegasnya.

Petambak udang Lampung Merry Warti dalam kesempatan itu juga menyampaikan, usaha tambak udangnya telah dimulai pada usia masih muda dengan diawali 6 kolam. Dan saat ini telah berkembang baik dengan produkasi semakin meningkat tetap memperhatikan menerapkan aturan termasuk dalam menjaga dampak lingkungan. 

"Usaha tambak udang ini telah menginspirasi dirinya ikut berkontribusi memajukan pembangunan daerah baikan menjaga kelestarian lingkungan juga memperhatian kesejahteraan masyarakat sekitarnya secara umum. Dengan taat aturan hasil tambak udangnya cukup menjadi perhatian banyak kalangan dan kualitas yang dihasilkan semakin baik"ujarnya.

Merry juga katakan, potensi usaha tambak udang di Sumbar tentunya sangat menjanjikan, namun diharapkan pemerintah daerah setempat secepatnya menyiap segala sarana pendukung usaha tersebut dengan aturan yang jelas dan menyiapkan sistem pasar yang tumbuh baik.

"Saat ini kondisi usaha tambak udang di Sumbar biaya produksinya masih tinggi dengan harga relatif masih rendah. Hal ini karena penyediaan pakan dan pasar yang masih didatangkan diluar Sumbar dan di Sumbar belum ada pengelola pasar usaha tambak udang yang memiliki akses langsung," ungkapnya. 

Sebelumnya terkait budidaya tambak udang, Gubernur Lampung Arinal mengatakan bahwa ekspor produk perikanan Provinsi Lampung pada  2020 sebesar 17.487,8 ton atau senilai 2,305 triliun. Dimana 85,26% dari komoditas ekspor tersebut adalah udang. 

Volume ekspor udang di Lampung sebesar 14.910,9 ton, dengan negara tujuan Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa. Berdasarkan perbandingan volume ekspor perikanan Provinsi Lampung triwulan 1 Tahun 2020 dengan Triwulan I Tahun 2021 mengalami peningkatan volume ekspor sebesar 4,7%. (***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved