Meski sudah lepas dari status daerah tertinggal, kondisi kekinian di kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Solok ini, masih banyak yang harus dibenahi. Potensi yang dimiliki juga belum optimal digarap untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Ya masih banyak tertinggallah.
Untuk mengejar ketertinggalan itu, mau tidak mau, SDM harus ditingkatkan. Sebab di sinilah akar semuanya. Percuma saja SDA berlimpah yang dimiliki Solok Selatan tapi tidak bisa dioptimalkan pemanfaatannya untuk kemajuan daerah dan kemakmuran masyarakat.
Begitu juga untuk menggaet dana dari pusat ke Solok Selatan, SDM dan lobi atau akses ke pusat harus mantap. Dan yang juga penting adalah tahu akar masalah dan dari mana mulainya sehingga berjalan sesuai harapan untuk kemajuan daerah.
Sekarang Pilkada Solok Selatan berlangsung dan masa kampanye sedang berjalan. Pemilih akan menyalurkan hak pilihnya pada 9 Desember 2020 dengan mendatangi TPS. Lantas siapa pas dan ideal untuk memimpin Solok Selatan ke depan?
Tiga paslon yang maju di Solok Selatan adalah putra terbaik Solok Selatan. Tetapi melihat kebutuhan daerah, maka yang pas dan ideal untuk memimpin Solok Selatan adalah pasangan H. Khairunas dan H. Yulian Efi. Mengapa?
Ada beberapa alasan. Pertama, figur Khairunas yang berlatar pengusaha tentu punya naluri membangun sektor ekonomi. Tegas dan gigih berusaha. Dan kebiasaannya yang menolong wong cilik, tentu menambah nilai plus bagi Khairunas, Ketua Golkar Sumbar ini untuk mengangkat perekonomian daerah.
Karena, untuk membangun Solok Selatan, butuh dana pusat, maka Khairunas adalah pas. Sebab, Khairunas punya akses dengan pemerintah pusat khususnya kepada Menko Perekonomian (dijabat Airlangga Hartarto yang juga Ketum DPP Partai Golkar).
Lantaran dalam Pilkada kali ini, Khairunas-Yulian Efi juga diusung PPP, tentu akses dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas (dijabat Suharso Monoara yang juga Ketum DPP PPP), akan mudah pula. Apalagi kedua Ketum parpol ini, mengusung Khairunas-Yulian untuk menang Pikada. Dua kementerian ini berperan penting pula dalam konteks pembangunan ekonomi.
Sementara Yulian Efi adalah birokrat senior, dengan jabatan terakhir Sekretaris Daerah (Sekda) Solok Selatan. Yulian masih fit dan segar untuk berpikir dan bekerja memajukan daerah. Jika sudah berumur, tentu daya pikir untuk memajukan daerah agak berat.
Dan yang jelas, karena sudah malang melintang mengabdi di Solok Selatan, tentu hafal sudut-sudut kabupaten. Mana yang potensi atau tidak, dan mau dibawa kemana daerah, sudah tahu. Darimana pula dimulai atau melangkah.
Perpaduan kelebihan yang dimiliki Khairunas dan Yulian Efi inilah yang menjadi potensi besar dan memiliki langka mantap ke depan untuk memajukan Solok Selatan menjadi lebih baik. Ini juga menjadi harapan masyarakat Solok Selatan yang berharap daerah mereka lebih maju. (effendi)