arrow_upward

Saat Ditanya Warga Singkarak, Ini Jawab Cagub Fakhrizal

Kamis, 12 November 2020 : 15.33

 

Tambahkan teks

Solok, Analisakini.id-Cagub Fakhrizal melanjutkan perjalanan, Rabu (11/11/2020) guna menjemput aspirasi Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Sejumlah anak-anak berpakaian tari menyambut kedatangan Jenderal Fakhrizal. 

Wajah Fakhrizal dan istri menampakkan rona takjub ketika anak-anak itu menari di atas piring pecah. Kaki anak-anak itu tak luka sama sekali, meski mereka melompat dan menginjak pecahan piring tersebut. 

Di Sumani warga menyampaikan aspirasinya terkait penambangan ilegal yang terjadi. Bagaimana solusi dari Fakhrizal untuk itu. Fakhrizal menjawab  masalah penambangan ilegal memang mengganggu masyarakat, namun ada beberapa yang mata pencahariannya hanya itu. "Saya akan duduk bersama dengan mereka nantinya dan mencarikan jalan keluar atas permasalahan tersebut," ungkapnya. 

Fakhrizal juga berkunjung ke Nagari Saniangbaka X Koto Singkarak, Solok menemui ulama yakni Buya Beny. Namun pertemuan tersebut bukanlah di rumah Buya Beny melainkan di sebuah objek wisata di atas bukit. 

Nama objek wisata itu yakni Villa Saribu Ban. Seperti namanya di tempat ini dihiasi oleh ban bekas yang dihias sedemikian rupa. Menjadi tempat bunga, meja, juga hiasan dinding. Di sini Fakhrizal dan Buya Beny bercerita mengapa Fakhrizal mau menjadi Gubernur. 

Fakhrizal menceritakan awal mula dirinya mencalon sebagai Gubernur. Awalnya ada yang mengatakan kalau dirinya mendeklarasikan diri sebagai calon Gubernur, padahal tak ada niat sama sekali. 

"Saya memasang baliho di beberapa daerah ucapat selamat Idul Fitril bersama sang istri tapi dituding itu usaha untuk deklarasi," ungkapnya. 

Karena kepalang basah, dia dicopot juga menjadi Kapolda Sumbar, dan banyak yang mendukung dan akhirnya  berani mencalonkan diri bersama Genius Umar, Walikota Pariaman.

"Jika KTP terkumpul, saya akan maju, eh ternyata terkumpul KTP bahkan melampaui target, akhirnya saya maju mempertanggungjawabkan itu," jelas Fakhrizal pada Buya Beny. 

Menanggapi hal itu, Buya Beny mengatakan akan memilih calon Gubernur yang paling sedikit jeleknya.

"Bukan suka atau tidak tapi harus intelektual. Cari yang jeleknya paling sedikit yang terbaik gak ada. Yang tidak melakukan pelanggaran di bawaslu,"ungkap Buya Beny. 

Setelah itu, Fakhrizal melanjutkan perjalanan ke tempat terakhir hari itu yakni di tepian danau singkarak. Di tepian itu masyarakat mencurahkan kegelisahan dan keluh kesahnya. 

Ketua Asosiasi masyarakat nelayan di Singkarak mengatakan  akhir-akhir ini hidup mereka berbenturan dengan pergub no 81. "Pada 2016 kami mengadu ke Pak Zulhendri Hasan. Pak Hasan menelpon kepada bapak untuk nelayan tidak ditindak secepat yang direncanakan sehingga saat ini, setiap turun perikanan terlihat jasa bapak ke kami," ungkapnya. 

Ketua nelayan itu mengatakan jangan hianati orang yang menolong kita. Sampai saat ini di salingka danau singkarang kurang lebih 382 orang. Semenjak pengumpulan KTP, sudah satu tahun kami masih solid tidak berubah. Kami wakil dari tiga belas nagari. Jika bapak menjadi Gubernur nanti, lihat kehidupan kami, jalankan perintah tapi lihat kehidupan kami, "tukasnya. 

Apirasi masyarakat sudah diterima Fakhrizal hari itu. Lima nagari telah didatangi, dan mencatat poin penting yang harus dituntaskan. Dengan 19 programnya, Fakhrizal yakin akan membantu dan memudahkan masyarakat Sumbar. Sekira pukul 17.50 rombongan Fakhrizal kembali ke Padang. Untuk bersiap menjemput aspirasi masyarakat di daerah lainnya. (***)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved