arrow_upward

RTH Muaro Lasak, Dulu Primadona Kini Menyedihkan

Selasa, 03 November 2020 : 19.34

 

Inilah kondisi RTH Muaro Lasak, Padang. (ist).

Padang, AnalisaKini.id-Ruang Terbuka Hijau (RTH) Muaro Lasak di Jalan Samudera, Rimbo Kaluang, Kecamatan Padang Barat,  Padang, pernah menjadi ikon objek wisata di Padang.

RTH menjadi tempat favorit rekreasi keluarga itu, dibangun dilengkapi dengan Monumen Merpati Perdamaian. Monumen tersebut diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada event internasional Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) pada 12 April 2016.

Monumen yang menjadi tanda persahabatan dan perdamaian ke-36 negara-negara peserta MNEK, juga jadi tempat favorit untuk ber swafoto. Objek foto favoritnya, latar monumen burung merpati yang terbuat dari metal menyerupai kertas origami.

Di awal berdirinya RTH Muaro Lasak ini, cukup ramai dikunjungi wisatawan. Tidak hanya dari Padang dan daerah kabupaten/kota lain. Tetapi juga wisatawan dari luar Provinsi Sumbar. RTH ini juga sering dijadikan lokasi penyelenggaraan berbagai event lokal dan nasional.

Namun, sayangnya, objek wisata RTH Muaro Lasak ini kondisinya sangat memprihatinkan dan mulai sepi pengunjung. Kondisi tulisan Muaro Lasak yang menjadi ikon objek wisata dan sering jadi objek swafoto telah rusak berat. Hurufnya hilang satu per satu, menyisakan huruf M, U dan O saja. Huruf yang tersisa itu juga mau lepas dari posisinya.

Tidak hanya itu, taman yang dulunya hijau, kini tidak tampak lagi. Yang ditemukan hanyalah pasir pantai dan sampah berserakan menutupi paving block tempat pedestarian bagi pengunjung. Pasir pantai dan sampah yang menutupi pedestarian tersebut terbawa gelombang ombak dan air laut akibat abrasi pantai. Abrasi juga mengikis dan mengancam keberadaan Tugu Perdamaian.

Kondisi objek wisata itu diperparah dengan tembok dinding bertuliskan Tugu Perdamaian dengan catnya yang sudah mengelupas. Termasuk juga cat ornamen-ornamen kecil yang memuat nama-nama negara peserta MNEK juga pudar.

Meski RTH Muaro Lasak tidak seindah dulu lagi dan sepi pengunjung, tetapi sejumlah pedagang masih bertahan di taman itu untuk berjualan. Terlihat selain pedagang, juga tampak tenda-tenda tempat duduk santai untuk pengunjung masih menjamur, meski terlihat sepi.

Seorang pengunjung, Ari (33) mengaku kecewa melihat kondisi RTH Muaro Lasak. Melihat kondisi taman yang rusak parah tersebut membuat Ari enggan berswafoto, dan lebih memilih bermain bersama anaknya pagi itu.

Mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi Sumbar, Suprapto tidak memungkiri, untuk perawatan RTH Muaro Lasak memang berat. Tetapi perawatan tetap harus dilakukan.  Selain perawatan, pemerintah daerah juga harus secepatnya mengatasi abrasi di kawasan tersebut. Apalagi kawasan RTH Muaro Lasak sudah menjadi ikon pariwisata di Kota Padang dan Provinsi Sumbar.

Tenaga Ahli Kementerian PUPR itu juga mengungkapkan, untuk mengatasi permasalahan ini, Pemprov Sumbar maupun Pemko Padang harus ada masterplan pembangunan kawasan wisata Pantai Padang.

“Instansi yg terlibat harus menyeluruh. Baik itu Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan, Dinas PUPR, BPBD,Bappeda, Dinas Koperasi dan UKM. Termasuk juga asosiasi pedagang harus terlibat. Karena wisata sukses apabila masyarakat dalam kawasan tersebut punya nilai tambah dalam pendapatannya,” ujar Suprapto.(***)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved