arrow_upward

Guspardi Gaus : Inyiak Canduang Sangat Layak Jadi Pahlawan Nasional.

Senin, 02 November 2020 : 10.42

 

Drs.H.Guspardi Gaus,M.Si

Jakarta, AnalisaKini.id-Anggota DPR dari Fraksi PAN Guspardi Gaus,  mengatakan Syekh Sulaiman AR-Rasuli yang populer dengan sebutan "Inyiak Canduang" adalah seorang ulama kharismatik dan terkemuka berasal dari Sumatera Barat. Beliau mengambil peranan kunci dalam menjalankan aktivitas pendidikan melalui Madrasah Tarbiyah Islamiyah ( MTI ) dan pendiri  PERTI ( Persatuan Tarbiyah Islamiyah ). Kepedulian Inyiak Canduag tidak terbatas hanya di bidang dakwah dan dan pendidikan saja. Kegigihan dan sikapnya yang tidak pernah bisa ditawar dalam menentang penjajah saat perjuangan kemerdekaan maupun kiprahnya dalam mengisi kemerdekaan tidak bisa dipandang sebelah mata. Aktivitas politik dan organisasi Sulaiman AR-Rasuli telah dimulai sejak zaman Belanda lewat Syarikat Islam di Agam. Aktivitas itu terus berjalan saat zaman Jepang menentang tentara Nippon melalui Laskar Rakyat, Hisbullah maupun Barisan Sabilillah.

Hal tersebut disampaikan Guspardi saat tampil sebagai pembicara bersama  Prof Asvi Warman Adam ( Sejarawan LIPI ),


Narasumber seminar yang merupakan salah satu usaha melengkapi persyaratan mengajukan seseorang menjadi pahlawan nasional itu, terdiri dari Prof. Abdus Shamad dari kalangan ulama, Prof. Asvi Warman Adam (sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Ridwan Saidi (budayawan), dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Tarbiyah Islamiyah-Perti Prof. Alaidin Koto, Wakil Ketua Lakpesdam PBNU KH Ahmad Baso,  Penulis Novel Inyiak Canduang Sang Pejuang; Khairul Jasmi, dan Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Alumi MTI Canduang yang juga kepala Kanwil Kemenag Sumbar H. Hendri dalam Webinar Nasional dengan tema " Syekh Sulaiman Arrasuli , Pejuang dan Pemersatu Umat dan Bangsa" pada Sabtu (31/10/2020).

Legislator Dapil Sumbar 2 ini pun  memaparkan "lakek tangan"  Inyiak Canduang telah terbukti dalam berbagai bidang mulai dari ulama, pendidik,  politisi dan pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Inyiak Canduang juga ikut mendirikan Bank Nasional di Bukitinggi dan sekaligus memiliki saham pada bank tersebut.

"Sumbangsih beliau terhadap bangsa dan negara sangat banyak. Beberapa jabatan penting pernah diamanahkan kepada Inyiak Canduang mulai dari kepala Qhadi dan ketua Mahkamah Syariah Sumatera Tengah hingga menjadi anggota konstituante  pernah dilakoninya, "urai Guspardi yang merupakan tokoh Muhammadiyah ini.


Politisi Partai Amanat Nasional ( PAN ) itupun memaparkan Inyiak Canduang terpilih menjadi anggota konstituante mewakili Partai PERTI yang di dirikannya. PERTI berhasil menduduki peringkat ke dua untuk daerah pemilihan Sumatera Tengah dengan perolehan suara  271. 513 di bawah Masyumi yang menduduki peringkat pertama. Sulaiman Arrasuli /Inyiak Canduang tidak hanya sekadar anggota konstituante tetapi beliau didapuk sebagai pimpinan sidang konstituante  pertama di Bandung pada 1955. Tugasnya adalah menyiapkan perubahan Undang - Undang Dasar hingga pembentukan panitia Adhoc guna mempersiapkan 

rancangan peraturan tata tertib dalam mengawal Konstitusi.

Setelah Konstituante di bubarkan presiden Soekarno pada  1959, terjadi perbedaan perspektif antara Jakarta dengan daerah semakin tajam. Beliau tampil sebagai tokoh yang aktif menjembatani  komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah demi keutuhan dan persatuan bangsa. 

"Inyiak Canduang juga meninggalkan warisan dalam beberapa buku-buku dan kitab sebagai rujukan bagi anak bangsa  dengan karya tulisnya yang telah diterbitkan bebagai penerbit dan berbagai media," tutur mantan akademisi UIN Imam Bonjol Padang itu.

Inyiak Canduang hadir sebagai pengayom umat, tokoh pendidik, pejuang dan  pemersatu umat dan bangsa dengan mengedepankan semangat persaudaraan dan perdamaian antara berbagai elemen dan kelompok masyarakat. Berdasarkan rekam jejak, perjuangan, ketokohan serta sumbangsih yang besar dalam berbagai bidang sejak perjuangan merebut kemerdekaan sampai mengisi kemerdekaan, maka sudah sangat layak Sulaiman Ar rasuli / Inyiak Canduang di usulkan menjadi pahlawan nasional.

‘’Beliau adalah ulama besar, tidak saja untuk masyarakat Minangkabau dan Indonesia, tetapi juga di kalangan dunia Islam. Perannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Bukti apa lagi yang kurang,’’ ujar Khairul Jasmi yang juga merupakan pimpinan redaksi Harian Umum Singgalang.

Penelusuran fakta dan sejarah, serta kajian keilmuan yang dilakukan para narasumber, membawa mereka pada kesimpulan, sedikitnya ada empat poin penting yang mendorong pandangan bahwa Inyiak Canduang pantas dijadikan pahlawan nasional.

Beliau itu, sebut KJ, merupakan ulama yang mampu mempersatukan kaum tua dan kaum muda dalam memahami syariat Islam di Minangkabau. Lalu, beliau juga tokoh pendidikan nasional yang berhasil melakukan penataan sistem pendidikan Islam di Indonesia, dari pendidikan model halaqah menjadi klasikal, sekaligus mendirikan lembaga pendikan formal yang hingga kini masih eksis dan berkembang pesat.

Beliau juga dikenal sebagai politisi ulung, ketika negeri ini masih berada di bawah penjajahan Belanda. Dengan model diplomasi yang kuat, beliau berhasil meyakinkan penjajah, perjuangan kemerdekaan Indonesia merupakan kehendak bangsa Indonesia.

Semua narasumber pada seminar yang dimoderatori Dr. Aldomi Putra itu, mendasari kajian mereka sesuai keilmuan masing-masing yang dilengkapi dengan fakta-fakta sejarah. Para narasumber sepakat; kepada Inyiak Canduang memang sudah seharusnya disandangkan gelar sebagai pahlawan nasional.(***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved